32
3.1.4. Analisis Kelayakan Investasi
Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek. Dalam mengukur kemanfaatan proyek
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan perhitungan berdiskonto dan tidak berdiskonto. Perbedaannya terletak pada konsep Time Value of Money
yang diterapkan pada perhitungan berdiskonto. Perhitungan diskonto merupakan suatu teknik yang dapat “menurunkan” manfaat yang diperoleh pada masa yang
akan datang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang, sedangkan perhitungan tidak berdiskonto memiliki kelemahan umum, yaitu : ukuran-ukuran
tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus manfaat yang diterima Gittinger 1986.
Konsep nilai waktu uang time value of money menyatakan bahwa nilai sekarang present value adalah lebih baik daripada nilai yang sama pada masa
yang akan datang future value. Ada dua sebab yang menyebabkan hal ini terjadi yaitu : time preference sejumlah sumber yang tersedia untuk dinikmati pada saat
ini lebih disenangi daripada jumlah yang sama namun tersedia di masa yang akan datang dan produktivitas atau efisiensi modal modal yang dimiliki saat sekarang
memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan di masa datang melalui kegiatan yang produktif yang berlaku baik secara perorangan maupun bagi
masyarakat secara keseluruhan Kadariah, et al. 1976. Kadariah, et al. 1976 juga mengungkapkan bahwa kedua unsur tersebut
berhubungan timbal balik di dalam pasar modal untuk menentukan tingkat harga modal yaitu tingkat suku bunga, sehingga dengan tingkat suku bunga dapat
dimungkinkan untuk membandingkan arus biaya dan manfaat yang penyebarannya dalam waktu yang tidak merata. Untuk tujuan itu, tingkat suku
bunga ditentukan melalui proses discounting.
3.1.5. Analisis Finansial
Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama
umur proyek Husnan dan Suwarno 2000. Analisis finansial terdiri dari : 1
Net Present Value NPV atau Nilai Bersih Sekarang.
33 Nilai bersih sekarang sebuah proposal investasi sama dengan nilai bersih
sekarang arus kas tahunan setelah pajak dikurangi dengan pengeluaran awal investasi. Nilai bersih sekarang suatu usaha memberikan ukuran nilai bersih
proposal investasi dalam nilai uang pada saat sekarang. Oleh karena semua arus kas didiskontokan kembali ke masa sekarang, membandingkan selisih
antara nilai sekarang arus kas tahunan dan pengeluaran investasi menjadi tepat.
Perbedaan antara nilai sekarang arus kas tahunan dan pengeluaran awal menentukan nilai bersih atas penerimaan proposal investasi dalam nilai uang
pada saat sekarang. Jika NPV proyek lebih besar atau sama dengan nol, maka proyek tersebut diterima, dan jika ada nilai negative muncul dalam
penerimaan proyek, maka proyek tersebut ditolak. Jika nilai bersih sekarang dari proyek nol, maka proyek tersebut memberikan pengembalian yang sama
dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan dan harus diterima. 2
Internal Rate of Return IRR atau tingkat pengembalian internal. Tingkat pengembalian internal adalah tingkat diskonto yang menyamakan
nilai sekarang arus kas bersih masa depan proyek dengan pengeluaran awal proyek Keown, et al. 2001. Kriteria penilaiannya yaitu jika IRR yang
didapat ternyata lebih besar dari discount factor yang ditentukan maka investai dapat diterima.
NPV +
IRR tingkat
suku bunga
-
Gambar 1. Hubungan antara NPV dan IRR
Sumber : Sartono 2005, diacu dalam Nugroho 2008
34 3
Net BenefitCost Net BC atau Rasio KeuntunganBiaya sama dengan Profitability Index PI atau Indeks Keuntungan.
Rasio keuntunganbiaya atau indeks keuntungan adalah rasio nilai sekarang dari arus kas bersih pada masa depan terhadap pengeluaran awalnya. Jika
kriteria nilai bersih investasi sekarang memberikan ukuran kelayakan proyek dalam nilai uang yang absolut, maka indeks keuntungan memberikan ukuran
relatif dari keuntungan bersih masa depannya terhadap biaya awal Keown, et al 2001. Kriteria keputusan dengan menggunakan indeks keuntungan adalah
menerima proyek jika Net BC lebih besar atau sama dengan 1,00 dan menolak proyek jika Net BC kurang dari 1,00.
4 Break Event Point BEP atau titik impas
Titik impas adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran perusahaan sehingga pada
saat itu perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian Mulyadi 1997.
5 Harga Pokok Produksi HPP
Harga pokok produksi merupakan cara penentuan harga berdasarkan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah produk. Harga pokok produksi
menjadi pedoman produsen dalam menetukan harga jual. Misalkan usaha tungku sekam memiliki nilai HPP sebesar Rp 10.0000unit, maka harga jual
produk tersebut harus lebih tinggi dari HPP agar kelompok tani memperoleh keuntungan. Rumusnya ialah : HPP = Biaya Tetapunit + Biaya Variabelunit
6 Payback Periode PBP atau masa pengembalian investasi
Setelah mendapatkan nilai sekarang dari keuntugan bersih maka dapat ditentukan pada tahun ke berapa total biaya investasi dapat tertutupi oleh
keuntungan. Semakin cepat tingkat pengembalian usaha maka akan semakin baik Mulyadi 1997.
7 Analisis Sensitivitas Switching Value
Analisis switching value nilai pengganti mencoba melihat kondisi kelayakan yang terjadi apabila dilakukan perubahan-perubahan dalam biaya dan manfaat.
Switching value dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana perubahan yang terjadi dapat ditoleransi untuk dilaksanakan.
35 Pada Analisis switching value, dicari beberapa nilai pengganti pada
komponen biaya dan manfaat yang terjadi, yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi atau masih mendapatkan keuntungan normal.
Keuntungan normal terjadi apabila nilai NPV sama dengan nol NPV=0. NPV sama dengan 0 akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan
Net BC sama dengan 1 cateris paribus. Artinya, sampai tingkat berapa proyek yang akan dijalankan mentoleransi peningkatan harga atau penurunan
input dan penurunan harga atau jumlah output Gittinger, 1986. 8
Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi ialah suatu laporan keuangan yang meringkas penerimaan
dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi. Laporan laba rugi juga merupakan suatu laporan yang menunjukkan hasil-hasil operasi
perusahaan selama waktu tersebut Gittinger, 1986. Laporan laba rugi ini menghasilkan suatu perhitungan yang akhirnya dapat melihat apakah suatu
proyek yang dijalankan mendapatkan keuntungan ataukah mendapatkan kerugian selama waktu proyek. Laba ialah apa saja yang tersisa setelah
dikurangkan dengan pengeluaran-pengeluaran yang timbul di dalam memproduksi atau menjual barang dan jasa.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional