Sumberdaya manusia tingkat pendidikan rendah Pengelolaan belum optimal

66

f. Sudah terdapat fasilitas wisata

Sarana dan prasarana merupakan salah satu alasan wisatawan untuk mengunjungi suatu kawasan wisata. Dalam kawasan wisata Danau Diatas, baik di Resort Alahan Panjang maupun di Dermaga sudah terdapat beberapa fasilitas yang mendukung kegiatan wisata, seperti gazebo, penginapan, kapal kayu, ruang pertemuan, toilet, dan mushalla. Keberadaan fasilitas ini dapat menjadi suatu kekuatan dalam pengembangan kawasan wisata, sehingga pihak pengelola perlu lebih meningkatkan keberadaan fasilitas dan membenahi kembali fasilitas wisata yang sudah rusak.

2. Kelemahan weakness a.

Sumberdaya hayati dan habitat yang tidak terawat Sumberdaya hayati di Danau Diatas selain mencakup jenis-jenis biota dan vegetasi yang dapat dikembangkan sebagai suatu potensi dan daya tarik wisata, juga terdapat beberapa jenis biota dan vegetasi yang justru mengakibatkan kerusakan kawasan wisata. Vegetasi enceng gondok Eliocharis sp. merupakan salah satu jenis tumbuhan air yang apabila berada dalam jumlah yang tidak terkendali akan mengakibatkan terjadinya pendangkalan perairan. Ancaman ini semakin mengkhawatirkan karena adanya kegiatan pertanian di sekitar kawasan yang kemungkinan meningkatkan jumlah nutrien di perairan dan meransang pertumbuhan enceng gondok. Selain itu, kondisi belukar dan semak liar di sekitar kawasan danau juga dapat merusak pemandangan dan mempersempit kawasan wisata. Keberadaan vegetasi-vegetasi ini apabila dibiarkan dan tidak diperbaiki maka akan menjadi suatu kelemahan dalam pengembangan kawasan wisata Danau Diatas. Program kegiatan yang dapat dilakukan adalah merapikan belukar dan semak liar di sekitar kawasan, serta mengolah lahan-lahan kosong yang belum dimanfaatkan.

b. Sumberdaya manusia tingkat pendidikan rendah

Sumberdaya manusia adalah berupa para pihak yang berkepentingan di kawasan wisata Danau Diatas. Kelemahan dari sumberdaya manusia di Danau Diatas terlihat dari tingkat pendidikan masyarakat yang rata-rata berpendidikan terakhir Sekolah Dasar SD, sehingga masyarakat kebanyakan masih belum memahami sepenuhnya tentang pengembangan kawasan wisata. Berdasarkan 67 hasil wawancara dengan masyarakat menyatakan masyarakat tidak semua masyarakat diikutsertakan dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, dan mengakibatkan konflik antara pengelola dan masyarakat itu sendiri, seperti ganti rugi tanah yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, sehingga menjadi salah satu keluhan masyarakat. Konflik ini merupakan suatu kelemahan dalam pengembangan kawasan wisata, karena akan menghambat jalannya kegiatan pengembangan kawasan wisata. Konflik kepentingan lain yang terjadi yaitu antara kegiatan wisata dengan kegiatan perikanan, dimana menurut pihak wisata pembuatan Karamba Jaring Apung mengganggu alur kapal. Selain itu pembuatan Karamba Jaring Apung yang dilakukan di depan kawasan wisata akan mengganggu pemandangan. Hal ini menjadi suatu kelemahan dalam pengembangan kawasan wisata, sehingga perlu dicari solusi bersama untuk menyelesaikan konflik yang ada. Program kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat adalah dengan pemberian penyuluhan dan pembuatan tata tertib kawasan, serta adanya pengawasan di sekitar kawasan wisata.

c. Pengelolaan belum optimal

Pengelolaan yang belum optimal menjadi suatu kelemahan dalam suatu pengembangan kawasan. Pengelolaan kawasan yang belum optimal dapat dilihat dari persepsi responden yang hampir 100 menyatakan bahwa pengelolaan kawasan wisata di Danau Diatas belum optimal. Jika suatu pengelolaan kawasan berjalan dengan baik maka keberlangsungan kegiatan pengembangan dan kelestarian kawasan dapat dipertahankan. Program kegiatan dapat dilakukan untuk pengoptimalan pengelolaan diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan dan mengadakan pelatihan pegawai pengelola Danau Diatas tentang ekowisata dan kemasyarakatan.

d. Sarana dan prasarana wisata belum memadai