Ekowisata Ruang Lingkup Pariwisata dan Ekowisata 1. Pariwisata

12 sebagai kegiatan rekreasi diluar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain Damanik 2006 in Rahmawati 2009. Menurut Munaself 1995 in Rahmawati 2009 kegiatan pariwisata terdiri dari tiga unsur, diantaranya: 1. Manusia man yang merupakan orang yang melakukan perjalanan dengan maksud menikmati keindahan dari suatu tempat alam. 2. Ruang space yang merupakan daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan. 3. Waktu time yaitu waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata. Dalam kegiatan pariwisata aspek lingkungan merupakan bagian yang harus diperhatikan, strategi pariwisata yang berhasil adalah terpenuhinya manfaat maksimal ketika preservasi lingkungan terlaksana dengan baik. Maksimal manfaat kegiatan pariwisata tersebut diindikasikan oleh adanya sejumlah turis atau wisatawan baik dari luar maupun dalam negeri dari objek wisata yang dimaksud. Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan yaitu Soemarwoto 2004 in Sari 2009: 1. Terpeliharanya proses ekologi yang esensial 2. Tersedianya sumberdaya yang cukup 3. Lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai Leiper 1956 in Sari 2009 mengemukakan bahwa, terdapat tiga elemen kapariwisataan yang saling berinteraksi yaitu kegiatan wisatawan, sektor-sektor industri dan letak geografis daerah tujuan wisata. Ketiga elemen tersebut tidak hanya sebagai pengantar produk pariwisata tetapi juga dalam hal transaksi dan daya tarik dari pariwisata itu sendiri.

2.5.2. Ekowisata

Istilah ekowisata pertama kali dikenalkan pada tahun 1990 oleh organisasi The Ecotourism Society, sebagai perjalanan ke daerah-daerah yang masih alami yang dapat mengkonversi lingkungan dan memelihara kesejahteraan masyarakat setempat Linberg 1993 in Yulianda 2007. Lascurian 1991 in Meduna et al. 2009 menyatakan bahwa ekowisata merupakan wisata mengunjungi suatu tempat yang relatif masih alami yang bertujuan untuk mengagumi, mempelajari dan menikmati pemandangan, tanaman dan binatang liar juga kebudayaan yang ada disana. Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang berorientasi pada lingkungan 13 untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam dan industri kepariwisataan META 2002 in Yulianda 2007. Ekowisata kemudian didefenisikan sebagai bentuk baru dari perjalanan bertanggung jawab ke area alami dan berpetualang yang dapat menciptakan industri pariwisata Eplerwood 1999 in Rahmawati 2009. Pembangunan yang berkelajutan bisa mengurangi tekanan sosial terhadap sumberdaya alam, dimana ekowisata sebagai pariwisata khusus bisa meningkatkan tekanan terhadap sumberdaya alam jika tujuan wisatawan tidak menggunakan prinsip berkelanjutan Babu dan Subramoniam 2009. Sumberdaya ekowisata mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang terintegrasi menjadi suatu komponen terpadu bagi pemanfaatan wisata. Fandeli 2000 in Yulianda 2007 mengklasifikasikan wisata berdasarkan konsep pemanfatannya, diantaranya: a. Wisata alam nature tourism, merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya. b. Wisata budaya cultural tourism, merupakan wisata dengan kekayaan budaya sebagai objek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan c. Ekowisata ecotourim, green tourism, atau alternative tourism, merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam atau lingkungan dan industri kepariwisataan. Perencanaan kawasan wisata yang berwawasan lingkungan merupakan suatu perencanaan jangka panjang, karena tujuan dari perencanaan ini adalah untuk melestarikan lingkungan dan melindunginya. Menurut Situmorang 1993 in Rahmawati 2009 mengatakan bahwa hal-hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kawasan wisata yang berwawasan lingkungan adalah: a. Identifikasi sumberdaya dan area yang bisa dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. b. Merencanakan kawasan ini dengan meminimumkan dampaknya terhadap lingkungan maupun penduduk sekitar. c. Mengundang wisatawan yang sesuai jumlah maupun karakteristiknya dengan daya dukung alam yang ada. Pemilihan ekowisata sebagai konsep pengembangan dari wisata air didasarkan pada lima unsur utama Yoeti 2000 in Maulana 2009, yaitu : 1. Ekowisata sangat tergantung pada kualitas sumberdaya alam khususnya perairan, peninggalan sejarah dan budaya. 14 2. Melibatkan masyarakat 3. Ekowisata air meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam dan perairan itu sendiri, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya. 4. Tumbuhnya pasar ekowisata air di tingkat nasional dan internasional 5. Ekowisata air sebagai sarana mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Pengembangan ekowisata merupakan jawaban dari masalah lingkungan dan di sisi lain sangat menunjang pembangunan ekonomi, terutama ekonomi penduduk lokal. Ekowisata yang benar harus didasarkan pada sistem pandang yang mencakup di dalamnya prinsip keseimbangan dan adanya partisipasi masyarakat setempat dalam areal-areal potensial untuk pengembangan ekowisata. Selain itu, ekowisata merupakan suatu kegiatan yang biasanya digunakan untuk mempelajari tentang biodiversity, konservasi, dan ekologi Zambrano et al. 2010. Ekowisata tersebut dapat dilihat sebagai usaha bersama antara masyarakat setempat dan pengunjung dalam usaha melindungi lahan-lahan Wildlands, aset budaya dan biologi melalui dukungan terhadap pembangunan masyarakat setempat Horwich et al. 1995 in Rahmawati 2009. Dalam kegiatan ekowisata terdapat keseimbangan kepentingan antara pertumbuhan ekonomi dengan konservasi lingkungan Grenier 1993 in Bjork 2000. Menurut Pedersen 1991 in Fennel 2001 terdapat lima kriteria utama dalam kegiatan ekowisata, yaitu: perlindungan alam, penghasilan, pendidikan, partisipasi dan keterlibatan masyarakat lokal. Masyarakat lokal bisa mendapatkan penghasilan dari apresiasi pengunjung terhadap sumberdaya alam, selain itu juga sebagai pemasukan bagi pengelolaan kawasan Goodwin dan Roe 2001. Fungsi utama dari ekowisata adalah perlindungan kawasan alami, pengalaman wisata yang berkualitas, meransang pertumbuhan ekonomi lokal, pendidikan lingkungan, dan partisipasi masyarakat Ross dan Wall 1999.

2.6. Kesesuaian dan Daya Dukung untuk Wisata