Pengelolaan Danau yang Berkelanjutan

8 Warna perairan biasanya dikelompokkan menjadi dua, yaitu warna sesungguhnya true color dan warna tanpak apparent color. Warna perairan ditimbulkan oleh adanya bahan organik dan bahan organik; karena keberadaan plakton, humus, dan ion-ion logam misalnya besi dan mangan, serta bahan-bahan lain Effendi 2003. Aroma atau bau odor bersifat “chemical sense” karena merupakan suatu kontak langsung bahan air sampel dengan reseptor cell yang terletak di hidung. Senyawa organik dan anorganik yang ada perairan sangat berpengaruh terhadap aroma dan bau. Parameter kimia yang dapat menjadi faktor pembatas di perairan diantaranya: DO, BOD, pH. Oksigen terlarut Dissolved OxygenDO adalah gas oksigen yang larut dalam air. Oksigen yang larut dalam air berasal dari fotosintesis oleh fitoplankton atau tumbuhan air dan difusi udara APHA 1992 in Effendi 2003. Sumber oksigen terlarut dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35 dan sebagian besar merupakan hasil sampingan aktifitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Kebutuhan Oksigen Biokimiawi Biochemical Oxygen DemandBOD merupakan gambaran secara tidak langsung kadar bahan organik menjadi karbondioksida dan air, dan diukur pada suhu 20 C selama 5 hari dalam keadaan tanpa cahaya. pH adalah salah satu parameter kualitas air yang berkaitan dengan karbondioksida dan alkalinitas. pH hanya menggambarkan ion hydrogen, semakin tinggi pH maka semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin sedikit kadar karbondioksida bebas. Nilai pH dapat menunjukkan kualitas perairan sebagai lingkungan hidup, walaupun perairan itu tergantung pula dari berbagai faktor lain. Parameter biologi yang dianalisis adalah kesuburan suatu perairan dengan melihat kelimpahan plankton dan biota hidup di kawasan perairan. Parameter biologi yang diamati diantaranya plankton, karena kelimpahan plankton sering dan umum digunakan sebagai indikator biologis untuk menduga kualitas perairan.

2.3. Pengelolaan Danau yang Berkelanjutan

Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya dari semua pihak untuk memanfaatkan sumberdaya alam, binaan, dan sosial dalam rangka mencapai tujuan kesejahteraan dan keamanan. Oleh karena itu, kebijakan nasional dalam pengelolan wilayah perairan terutama danau sangat diperlukan sebagai landasan untuk mendorong terlaksananya strategi maupun aksi yang tujuan memantapkan posisi dan fungsi danau sebagai sistem penyangga kehidupan bagi generasi kini 9 dan mendatang. Kebijakan harus ditetapkan berdasarkan aspek-aspek pengelolaan yang akan mendukung terciptanya kondisi yang baik dari danau tersebut Komite Nasional Pengelolaan Ekosistem Lahan Basah 2004. Menurut Miltin 1992 in Tosun 2000 bahwa terdapat dua komponen untuk pengelolaan berkelanjutan yaitu pengelolaan dan kondisi yang berkelanjutan. Pengelolaan berkelanjutan merupakan strategi pengelolaan untuk mengatur semua aset, sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, finansial maupun fisikal untuk pertumbuhan jangka panjang. Ditinjau dari berbagai sudut pandang, baik ekologi maupun ekonomi, keberadaan danau memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kedua aspek tersebut, karena keberadaanya sebagai sumber air bagi kehidupan umat manusia beserta satwa lain. Oleh karena itu, pemanfaatan yang tidak sesuai mengakibatkan banyak perairan danau maupun rawa yang rusak, tercemar, dan mengalami pendangkalan, bahkan telah berubah fungsi sebagai lahan pemukiman dan industri Ubaidillah Maryoto 2003 in Sari 2009. Manfaat-manfaat yang dihasilkan oleh pencegahan pencemaran air mencakup perbaikan secara umum dan kesehatan masyarakat, selain itu pemeliharaan lingkungan yang bersih dan sehat selalu menyediakan fasilitas rekreasi yang menarik, tindak kebijakan yang demikian juga akan mengembalikan tata kehidupan ikan, dan kehidupan di dalam air lainnya Soemarwoto 1986. Pengelolaan danau yang berkelanjutan harus memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dapat menjamin kelestarian sumberdaya perairan dan sumberdaya perikanan. Dalam upaya mewujudkan pembangunan daerah dan nasional yang berkelanjutan, maka konsep dasar yang berkaitan dengan konservasi danau sebagai salah satu sumberdaya air, yang perlu dipahami adalah bagaimana kebutuhan air dapat terpenuhi secara memadai untuk mendukung pembangunan termasuk kelangsungan hidup masyarakat sekitarnya, dan memperhatikan aspek daya dukung dan konservasi, yang akhirnya dapat menunjang pembangunan ekonomi Sari 2009. Danau merupakan tampungan alami yang tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki daerah tangkapan air di hulunya sebagai sumber airnya dan outlet yang menyalurkan ke hilir air yang terlalu banyak untuk ditampung pada tampungan alaminya, sehingga danau menjadi bagian dari daerah aliran sungai DAS yang pengelolaanya dapat juga dilakukan berdasarkan pola pengelolaan sumber daya air. Secara kuantitatif yaitu menjaga tinggi muka air agar kondusif terhadap 10 kehidupan yang didukung oleh danau, mulai dari kehidupan flora dan fauna di danau dan sekitar danau, sampai pada rekreasi, olahraga, dan wisata air Hatmoko 2006. Keberadaan danau tidak dapat terlepas dari pengaruh langsung maupun tidak langsung dari masyarakat sekitarnya. Terdapat kecenderungan bahwa kelestarian danau akan lebih terjamin apabila kualitas kehidupan masyarakat di sekitarnya dalam kondisi baik. Oleh karena itu, upaya konservasi danau harus dilaksanakan secara terintegrasi dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar danau Sari 2009.

2.4. Permasalahan Pengelolaan Danau