masih mencari pekerjaan atau dengan pengangguran terbuka berada pada angka 4,73 persen dari jumlah angkatan kerja yang ada. Kuota pekerja didominasi oleh
kaum laki-laki dengan jumlah sebanyak 56,95 persen dan kaum perempuan sebanyak 36,39 persen. Pekerjaan utama penduduk yaitu: sektor pertanian 21,
perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi 8,2, industri 5,5, jasa-jasa 4 dan lainnya pertambangan dan penggalian, listrik dan gas, konstruksi,
transportasi, pergudangan dan komunikasi, lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 4,4 persen.
4.3
Perekonomian 4.3.1
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Limapuluh Kota
Pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah akan mengakibatkan pendapatan masyarakatnya akan meningkat. Ini karena pertumbuhan ekonomi di suatu
wilayah akan mempengaruhi income wilayah tersebut, yang secara tidak langsung akan berimbas pada peningkatan pendapatan penduduk. Income akan
menggambarkan seberapa sejahtera masyarakat yang ada di wilayah itu. Bagi Kabupaten Limapuluh Kota, rerata pertumbuhan ekonomi kabupaten ini sejak
tahun 2008 mencapai 6,05 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 2012 dengan capaian 6,37 persen BPS, 2013.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi disumbang oleh sektor pertanian. Sektor ini menyumbang sebesar 34,48 persen terhadap PDRB. Lalu diikuti oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 21,94 persen. Pertumbuhan rata-rata ekonomi tertinggi pertahun disumbang oleh sektor pertanian, terutama subsektor
peternakan. Karena Kabupaten Limapuluh Kota selama ini sebagai penghasil produk peternakan utama di Sumatera Barat seperti telur ayam, ayam potong dan
ikan air tawar. Subsektor ini tumbuh sebesar 12,5 persen rata-rata pertahun. Sektor-sektor lainnya perdagangan, hotel dan restoran, penggalian, industri
pengolahan, listrik dan air minum, konstruksi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa menunjukkan angka pertumbuhan yang fluktuatif per
tahunnya.
4.3.2 Struktur Perekonomian Kabupaten Limapuluh Kota
Sektor pertanian memberikan sumbangsih yang tinggi bagi PDRB Kabupaten Limapuluh Kota. Ini terjadi karena sebahagian besar penduduk
mempunyai mata pencaharian utama di sektor pertanian. Andalan dari sektor pertanian adalah subsektor pertanian tanaman pangan dengan kontribusi sebesar
14,96 persen terhadap PDRB kabupaten untuk tahun 2012. Distribusi persentase sektor ekonomi Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2008-2012 dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8. Distribusi persentase sektor ekonomi Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 2008-2012 persen
Lapangan usaha Tahun
Rata- ratatahun
2012 2011
2010 2009
2008 Pertanian
34,48 34,54
34,30 33,59
34,11 34,20
Pertambangan Penggalian 6,64
6,73 7,04
7,38 7,32
7,02 Industri pengolahan
9,44 9,64
9,90 10,16
10,18 9,86
Listrik, Gas Air bersih 0,37
0,37 0,40
0,41 0,41
0,39 Bangunan
3,63 3,55
3,38 3,15
2,94 3,33
Perdagangan, Hotel dan Restoran
21,94 21,74
21,65 21,45
21,11 21,58
Pengangkutan, Komunikasi 5,83
5,73 5,66
5,73 5,73
5,74 Keuangan, Persewaan dan
Jasa perusahaan 2,37
2,37 2,44
2,50 2,44
2,42 Jasa-jasa
15,31 15,33
15,24 15,62
15,76 15,45
Sektor pertanian lainnya yang memberikan kontribusi terhadap PDRB kabupaten adalah subsektor peternakan dan perkebunan. Dilihat dari
kontribusinya, subsektor perkebunan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dimana sumbangan subsektor ini terhadap PDRB 2012 sebesar 9,82 persen.
Sedangkan untuk peternakan memberikan kontribusi sebesar 6,64 persen. Ini menunjukkan besarnya peluang terhadap pengembangan suksektor perkebunan
dan peternakan di Kabupaten Limapuluh Kota.
Pengembangan sektor pertanian selayaknya diiringi dengan pengembangan sektor industri pengolahan, karena sektor ini merupakan sektor unggulan yang
akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat di Kabupaten Limapuluh Kota. Dilihat dari kontribusinya, industri pengolahan memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi PDRB yaitu sebesar 9,44 persen pada tahun 2012. 4.3.3
Peranan Subsektor Perkebunan
Selama ini subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang memberikan kontribusi yang besar bagi Kabupaten Limapuluh Kota. Tanaman
kebun yang mendominasi yaitu tanaman karet yang memiliki luas areal sebesar 17.833 ha dengan jumlah produksi sebesar 11.101 ton. Lalu diikuti oleh tanaman
gambir yang memiliki luas areal sebesar 15.308 ha dan jumlah produksi 7.833 ton BPS, 2013.
Dari Tabel 9 terlihat bahwa tanaman gambir merupakan tanaman perkebunan yang memberikan sumbangan yang cukup besar bagi subsektor
perkebunan Kabupaten Limapuluh Kota. Produksi gambir dapat ditingkatkan dengan cara perluasan lahan kebun gambir ataupun dengan cara peningkatan
produksi gambir dari kebun yang sudah ada. Perluasan lahan kebun dilakukan dengan cara tumpangsari dengan tanaman lain seperti karet maupun secara
monokultur, sesuai dengan kondisi lahan yang tersedia untuk pengembangan
kebun gambir. Data luas areal, produksi dan sentra tanaman perkebunan di Kabupaten Limapuluh Kota pada tahun 2012 tersaji pada Tabel 9.
Tabel 9. Luas areal, produksi dan sentra tanaman kebun di Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 2012
No. Jenis tanaman Luas ha Produksi
ton Kecamatan Sentra
1 Karet
17.833 11.100,90 Kapua IX, Pangkalan Koto Baru, Lareh
Sago Halaban 2
Gambir 15.308
7.833,00 Kapua IX, Pangkalan Koto Baru, Lareh
Sago Halaban 3
Kelapa 5.586
6.219,00 Guguak, Bukik Barisan, Mungka, Harau 4
Coklat Kakao 4.311
2.270,00 Akabiluru, Bukik Barisan, Harau, Guguak 5
Kopi 1.186
1.745,00 Kapua IX, Gunuang Omeh 6
Kulit manis 1.323
1.319,00 Gunuang Omeh, Akabiluru, Bukik Barisan,
Guguak 7
Pinang 1.083
889,00 Kapua IX, Akabiluru, Guguak 8
Cengkeh 333
56,68 Mungka, Bukik Barisan 9
Tembakau 214
0,70 Bukik Barisan, Lareh Sago Halaban, Harau
4.3.4 Perkembangan Kebun Gambir di Kabupaten Limapuluh Kota