Gambar 23 Aksesibilitas dan sirkulasi
4.3.2 Potensi Daya Tarik Objek dan Atraksi Wisata Sejarah
Pengembangan wisata sejarah ini dapat diterapkan pada tapak melalui analisis potensi daya tarik objek dan atraksi wisata sejarah yang didukung dengan
analsis pendukung wisata. Kawasan wisata sejarah di Pusat Kota Banda Aceh memiliki beberapa objek sejarah serta potensi daya tarik wisata yang dapat
dikembangkan dalam kegiatan wisata. Analisis potensi daya tarik objek dan atraksi wisata sejarah pada kawasan ini dilakukan dengan menggunakan analisis
metode skoring Tabel 18 dan analisis spasial Gambar 24. Analisis ini dilakukan berdasarkan tata guna lahan dan berhubungan dengan pengembangan
wisata sejarah yang dapat diterapkan pada pengembangan konsep perencanaan tapak. Potensi daya tarik objek dan atraksi wisata sejarah ini dianalisis pada tapak
berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat pada subbab metode dan tahapan penelitian di bab metodologi. Kriteria penilaian tersebut akan menentukan potensi
daya tarik wisata sejarah dalam kategori ruang rendah skor 5 sampai 9, ruang sedang skor 10 sampai 12 dan ruang tinggi skor 13 sampai 15.
Tabel 18 Analisis potensi daya tarik wisata sejarah dengan metode skoring
Area Sejarah Kriteria Penilaian
Total Skor
Kategori Ruang
A B
C D
E
Taman Putroe Phang Gunongan dan
Kandang 3
3 3
3 1
13 Tinggi
Taman Putroe Phang Pintoe Khop
3 3
3 3
2 14
Tinggi Pendopo
3 3
3 3
2 14
Tinggi Mesjid Raya
Baiturrahman 3
3 3
3 3
15 Tinggi
Lapangan Blang Padang 3
3 3
3 3
15 Tinggi
Pemakaman Belanda 3
3 3
3 1
13 Tinggi
Museum Tsunami Aceh 3
3 3
3 3
15 Tinggi
Taman Budaya 1
1 2
2 3
9 Sedang
Pasar Aceh 2
2 2
2 3
11 Sedang
Taman Sari 2
2 2
2 3
11 Sedang
Kawasan Militer 1
1 2
2 1
7 Rendah
Kawasan Permukiman 1
1 1
1 1
5 Rendah
Keterangan: A : nilai sejarah; B : keunikan objek sejarah; C : keaslian objek sejarah; D : keutuhan objek sejarah; E : atraksi seni dan budaya
Gambar 24 Analisis spasial potensi daya tarik wisata sejarah
4.3.3 Pendukung Wisata
Analisis pendukung wisata pada kawasan wisata sejarah ini dilakukan dengan menggunakan analisis metode skoring Tabel 19 dan analisis spasial
Gambar 28. Analisis ini dilakukan berdasarkan tata guna lahan. Analisis ini juga berhubungan dengan upaya pengembangan wisata sejarah yang dapat diterapkan
pada pengembangan konsep perencanaan tapak. Zonasi ini diterapkan pada tapak berdasarkan kriteria penilaian yang terdapat pada subbab metode dan tahapan
penelitian di bab metodologi. Kriteria penilaian tersebut akan menentukan pendukung wisata dalam kategori ruang rendah skor 7 sampai 13, ruang sedang
skor 14 sampai 17 dan ruang tinggi skor 18 sampai 21. Tabel 19 Analisis pendukung wisata dengan metode skoring
Area Sejarah Kriteria Penilaian
Total Skor
Kategori Ruang
A B
C D
E F
G
Taman Putroe Phang Gunongan dan
Kandang 3
3 2
3 2
3 3
19 Tinggi
Taman Putroe Phang Pintoe Khop
3 3
3 3
3 3
3 21
Tinggi Pendopo
3 3
3 3
3 3
3 21
Tinggi Mesjid Raya
Baiturrahman 3
3 3
3 3
3 3
21 Tinggi
Lapangan Blang Padang
3 3
3 3
3 3
3 21
Tinggi Pemakaman Belanda
3 3
2 3
2 3
3 19
Tinggi Museum Tsunami
Aceh 3
3 3
3 3
3 3
21 Tinggi
Kawasan Taman Budaya
3 3
3 3
3 2
2 19
Tinggi Kawasan Pasar Aceh
2 3
3 3
3 2
2 18
Tinggi Kawasan Taman Sari
3 3
3 3
3 2
2 19
Tinggi Kawasan Militer
2 2
1 2
1 2
2 12
Rendah Kawasan Permukiman
1 1
1 1
1 2
2 9
Rendah
Keterangan: A : aksesibilitas dan sirkulasi menuju elemen lanskap sejarah; B :
informasi dan promosi; C : aktivitas wisata; D :
kunjungan wisatawan; E : fasilitas wisata untuk interpretasi jalur dan media interpretasi; F : pelestarian
pengelolaan wisata; G : kebijakan pemerintah
Gambar 25 Analisis spasial pendukung wisata Analisis potensi daya tarik wisata sejarah dan pendukung wisata dilakukan
analisis dengan metode skoring dan spasial berdasarkan tata guna lahan pada analisis unit lanskap sejarah. Sintesis tapak yang dihasilkan dari kedua analisis ini
berhubungan dengan upaya pengembangan wisata sejarah yang dapat diterapkan pada pengembangan konsep perencanaan tapak. Penilaian dengan metode skoring
terhadap analisis potensi daya tarik wisata sejarah dan analisis pendukung wisata, maka didapatkan sintesis tapak secara skoring, spasial dan deskriptif berupa
zonasi-zonasi dengan penjelasan dari zonasi tersebut yang dapat dikembangkan menjadi ruang objek wisata, ruang transisi, ruang pelayanan dan ruang
penerimaan dalam konsep perencanaan kawasan wisata sejarah ini. Berdasarkan analisis unit lanskap sejarah, potensi daya tarik wisata sejarah dan pendukung
wisata, maka diperoleh kesesuaian ruang wisata sejarah dengan kategori ruang rendah skor 12 sampai 19, kategori ruang sedang skor 20 sampai 27 dan
kategori ruang tinggi skor 28 sampai 36 yang dapat dilihat pada Gambar 26 dengan penjelasannya pada Tabel 20.
Gambar 26 Kesesuaian ruang wisata sejarah
Tabel 20 Kesesuaian ruang wisata sejarah
Area Sejarah Total
Skor Kategori
Ruang Keterangan
Taman Putroe Phang
Gunongan dan Kandang
32 Tinggi
- Terdapat elemen lanskap sejarah yang merupakan BCB dan objek wisata sejarah dengan nilai sejarah dalam skala nasional dan internasional.
- Terdapat objek sejarah dengan keunikan internasional. - Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian lebih dari 80.
- Objek sejarah memiliki keutuhan lebih dari 80. - Terdapat satu jenis atraksi seni dan budaya.
- Akses jalan sangat mendukung jalan raya, kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, ada pedestrian, sehingga sangat mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah.
- Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah sangat jelas dan sudah menjadi program wisata. - Terdapat dua sampai lima jenis aktivitas wisata sejarah.
- Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah banyak. - Terdapat dua sampai lima jenis fasilitas wisata untuk interpretasi.
- Terdapat aktivitas pelestarian pengelolaan dengan baik dan intensif terhadap elemen lanskap sejarah. - Kawasan cagar budaya yang ditetapkan dan dipertahankan dengan adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan pelestarian dan pengembangan wisata.
Taman Putroe Phang
Pintoe Khop 35
Tinggi - Terdapat elemen lanskap sejarah yang merupakan BCB dan objek wisata sejarah dengan nilai sejarah dalam skala
nasional dan internasional. - Terdapat objek sejarah dengan keunikan internasional.
- Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian lebih dari 80. - Objek sejarah memiliki keutuhan lebih dari 80.
- Terdapat dua sampai lima jenis atraksi seni dan budaya. - Akses jalan sangat mendukung jalan raya, kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, ada pedestrian, sehingga
sangat mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah. - Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah sangat jelas dan sudah menjadi program wisata.
- Terdapat lebih dari enam jenis aktivitas wisata sejarah. - Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah banyak.
- Terdapat lebih dari enam jenis fasilitas wisata untuk interpretasi. - Terdapat aktivitas pelestarian pengelolaan dengan baik dan intensif terhadap elemen lanskap sejarah.
- Kawasan cagar budaya yang ditetapkan dan dipertahankan dengan adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pelestarian dan pengembangan wisata.
77
Area Sejarah Total
Skor Kategori
Ruang Keterangan
Pendopo, Makam Sultan
Iskandar Muda dan Museum Aceh
35 Tinggi
- Terdapat elemen lanskap sejarah yang merupakan BCB dan objek wisata sejarah dengan nilai sejarah dalam skala nasional dan internasional.
- Terdapat objek sejarah dengan keunikan internasional. - Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian lebih dari 80.
- Objek sejarah memiliki keutuhan lebih dari 80. - Terdapat dua sampai lima jenis atraksi seni dan budaya.
- Akses jalan sangat mendukung jalan raya, kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, ada pedestrian, sehingga sangat mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah.
- Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah sangat jelas dan sudah menjadi program wisata. - Terdapat lebih dari enam jenis aktivitas wisata sejarah.
- Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah banyak. - Terdapat lebih dari enam jenis fasilitas wisata untuk interpretasi.
- Terdapat aktivitas pelestarian pengelolaan dengan baik dan intensif terhadap elemen lanskap sejarah. - Kawasan cagar budaya yang ditetapkan dan dipertahankan dengan adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan pelestarian dan pengembangan wisata.
Mesjid Raya Baiturrahman
36 Tinggi
- Terdapat elemen lanskap sejarah yang merupakan BCB dan objek wisata sejarah dengan nilai sejarah dalam skala nasional dan internasional.
- Terdapat objek sejarah dengan keunikan internasional. - Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian lebih dari 80.
- Objek sejarah memiliki keutuhan lebih dari 80. - Terdapat lebih dari enam atraksi seni dan budaya.
- Akses jalan sangat mendukung jalan raya, kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, ada pedestrian, sehingga sangat mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah.
- Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah sangat jelas dan sudah menjadi program wisata. - Terdapat lebih dari enam jenis aktivitas wisata sejarah.
- Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah banyak. - Terdapat lebih dari enam jenis fasilitas wisata untuk interpretasi.
- Terdapat aktivitas pelestarian pengelolaan dengan baik dan intensif terhadap elemen lanskap sejarah. - Kawasan cagar budaya yang ditetapkan dan dipertahankan dengan adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan pelestarian dan pengembangan wisata.
78
Area Sejarah Total
Skor Kategori
Ruang Keterangan
Lapangan Blang Padang
36 Tinggi
- Terdapat elemen lanskap sejarah yang merupakan BCB dan objek wisata sejarah dengan nilai sejarah dalam skala nasional dan internasional.
- Terdapat objek sejarah dengan keunikan internasional. - Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian lebih dari 80.
- Objek sejarah memiliki keutuhan lebih dari 80. - Terdapat lebih dari enam atraksi seni dan budaya.
- Akses jalan sangat mendukung jalan raya, kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, ada pedestrian, sehingga sangat mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah.
- Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah sangat jelas dan sudah menjadi program wisata. - Terdapat lebih dari enam jenis aktivitas wisata sejarah.
- Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah banyak. - Terdapat lebih dari enam jenis fasilitas wisata untuk interpretasi.
- Terdapat aktivitas pelestarian pengelolaan dengan baik dan intensif terhadap elemen lanskap sejarah. - Kawasan cagar budaya yang ditetapkan dan dipertahankan dengan adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan pelestarian dan pengembangan wisata.
Pemakaman Belanda
34 Tinggi
- Terdapat elemen lanskap sejarah yang merupakan BCB dan objek wisata sejarah dengan nilai sejarah dalam skala nasional dan internasional.
- Terdapat objek sejarah dengan keunikan internasional. - Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian lebih dari 80.
- Objek sejarah memiliki keutuhan lebih dari 80. - Terdapat satu jenis atraksi seni dan budaya.
- Akses jalan sangat mendukung jalan raya, kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, ada pedestrian, sehingga sangat mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah.
- Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah sangat jelas dan sudah menjadi program wisata. - Terdapat dua sampai lima jenis aktivitas wisata sejarah.
- Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah banyak. - Terdapat dua sampai lima jenis fasilitas wisata untuk interpretasi.
- Terdapat aktivitas pelestarian pengelolaan dengan baik dan intensif terhadap elemen lanskap sejarah. - Kawasan cagar budaya yang ditetapkan dan dipertahankan dengan adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan pelestarian dan pengembangan wisata.
79
Area Sejarah Total
Skor Kategori
Ruang Keterangan
Museum Tsunami Aceh
36 Tinggi
- Terdapat elemen lanskap sejarah yang merupakan BCB dan objek wisata sejarah dengan nilai sejarah dalam skala nasional dan internasional.
- Terdapat objek sejarah dengan keunikan internasional. - Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian lebih dari 80.
- Objek sejarah memiliki keutuhan lebih dari 80. - Terdapat lebih dari enam atraksi seni dan budaya.
- Akses jalan sangat mendukung jalan raya, kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, ada pedestrian, sehingga sangat mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah.
- Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah sangat jelas dan sudah menjadi program wisata. - Terdapat lebih dari enam jenis aktivitas wisata sejarah.
- Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah banyak. - Terdapat lebih dari enam jenis fasilitas wisata untuk interpretasi.
- Terdapat aktivitas pelestarian pengelolaan dengan baik dan intensif terhadap elemen lanskap sejarah. - Kawasan cagar budaya yang ditetapkan dan dipertahankan dengan adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan pelestarian dan pengembangan wisata.
Kawasan Taman Budaya
25 Sedang
- Terdapat elemen lanskap sejarah yang mendukung objek sejarah dan terkait dengan peristiwa sejarah. - Terdapat objek sejarah dengan nilai keunikan lokal.
- Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian 30-80. - Objek sejarah memiliki keutuhan 30-80.
- Terdapat lebih dari enam atraksi seni dan budaya. - Akses jalan sangat mendukung jalan raya, kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, ada pedestrian, sehingga
sangat mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah. - Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah sangat jelas dan sudah menjadi program wisata.
- Terdapat lebih dari enam jenis aktivitas wisata sejarah. - Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah banyak.
- Terdapat lebih dari enam jenis fasilitas wisata untuk interpretasi. - Terdapat perencanaan aktivitas pelestarian pengelolaan dengan perkembangan lingkungan yang mendukung
terhadap elemen lanskap sejarah. - Kawasan yang sangat mendukung kawasan cagar budaya dalam upaya pelestarian yang ditetapkan oleh kebijakan
pemerintah.
80
Area Sejarah Total
Skor Kategori
Ruang Keterangan
Kawasan Pasar Aceh
29 Tinggi
- Terdapat elemen lanskap sejarah yang bukan BCB dengan nilai sejarah dalam skala lokal. - Terdapat objek sejarah dengan keunikan nasional.
- Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian 30-80 - Objek sejarah memiliki keutuhan 30-80.
- Terdapat lebih dari enam atraksi seni dan budaya. - Akses jalan cukup mendukung kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, tetapi tidak terdapat pedestrian ,
sehingga cukup mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah. - Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah sangat jelas dan sudah menjadi program wisata.
- Terdapat lebih dari enam jenis aktivitas wisata sejarah. - Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah banyak.
- Terdapat lebih dari enam jenis fasilitas wisata untuk interpretasi. - Terdapat perencanaan aktivitas pelestarian pengelolaan dengan perkembangan lingkungan yang mendukung
terhadap elemen lanskap sejarah. - Kawasan yang sangat mendukung kawasan cagar budaya dalam upaya pelestarian yang ditetapkan oleh kebijakan
pemerintah.
Kawasan Taman Sari
30 Tinggi
- Terdapat elemen lanskap sejarah yang bukan BCB dengan nilai sejarah dalam skala lokal. - Terdapat objek sejarah dengan keunikan nasional.
- Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian 30-80 - Objek sejarah memiliki keutuhan 30-80.
- Terdapat lebih dari enam atraksi seni dan budaya. - Akses jalan sangat mendukung jalan raya, kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, ada pedestrian, sehingga
sangat mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah. - Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah sangat jelas dan sudah menjadi program wisata.
- Terdapat lebih dari enam jenis aktivitas wisata sejarah. - Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah banyak.
- Terdapat lebih dari enam jenis fasilitas wisata untuk interpretasi. - Terdapat perencanaan aktivitas pelestarian pengelolaan dengan perkembangan lingkungan yang mendukung
terhadap elemen lanskap sejarah. - Kawasan yang sangat mendukung kawasan cagar budaya dalam upaya pelestarian yang ditetapkan oleh kebijakan
pemerintah.
81
Area Sejarah Total
Skor Kategori
Ruang Keterangan
Kawasan Militer 19
Rendah - Terdapat elemen lanskap sejarah yang mendukung objek sejarah dan terkait dengan peristiwa sejarah.
- Terdapat objek sejarah dengan nilai keunikan lokal. - Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian 30-80.
- Objek sejarah memiliki keutuhan 30-80. - Terdapat satu jenis atraksi seni dan budaya.
- Akses jalan cukup mendukung kondisi jalan yang lebar, beraspal, tidak rusak, tetapi tidak terdapat pedestrian , sehingga cukup mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah.
- Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah cukup jelas, tetapi belum menjadi program wisata. - Terdapat satu jenis variasi aktivitas wisata sejarah.
- Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah sedang. - Terdapat satu jenis fasilitas wisata untuk interpretasi.
- Terdapat perencanaan aktivitas pelestarian pengelolaan dengan perkembangan lingkungan yang mendukung terhadap elemen lanskap sejarah.
- Kawasan yang sangat mendukung kawasan cagar budaya dalam upaya pelestarian yang ditetapkan oleh kebijakan pemerintah.
Kawasan Permukiman
14 Rendah
- Terdapat elemen lanskap sejarah yang mendukung objek sejarah dan terkait dengan peristiwa sejarah. - Terdapat objek sejarah dengan nilai keunikan lokal.
- Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian kurang dari 30. - Objek sejarah memiliki keutuhan kurang dari 30.
- Terdapat satu jenis atraksi seni dan budaya. - Akses jalan kurang mendukung kondisi jalan yang sempit, beraspal, tetapi di beberapa tempat ada yang mengalami
kerusakan dan tidak terdapat pedestrian, sehingga kurang mudah untuk menuju elemen lanskap sejarah. - Informasi dan promosi tentang elemen lanskap sejarah kurang jelas dan tidak mejadi program wisata.
- Terdapat satu jenis variasi aktivitas wisata sejarah. - Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap sejarah sedikit.
- Terdapat satu jenis fasilitas wisata untuk interpretasi. - Terdapat perencanaan aktivitas pelestarian pengelolaan dengan perkembangan lingkungan yang mendukung
terhadap elemen lanskap sejarah. - Kawasan yang sangat mendukung kawasan cagar budaya dalam upaya pelestarian yang ditetapkan oleh kebijakan
pemerintah.
82
Secara administratif, lokasi wisata sejarah di Pusat Kota Banda Aceh sangat strategis karena berada pada pusat kota, sehingga dapat memudahkan
pengunjung untuk berwisata di kawasan ini. Menurut RTRW Kota Banda Aceh 2009-2029, Kecamatan Baiturrahman merupakan kawasan cagar budaya yang
banyak terdapat peninggalan sejarah. Oleh karena itu, lokasi wisata sejarah yang berada di Pusat Kota Banda Aceh merupakan suatu potensi dalam
mengembangkan kawasan ini menjadi kawasan wisata sejarah. Saat ini, objek- objek sejarah pada kawasan ini telah tertata dengan baik. Hal ini dapat dilihat
pada Museum Tsunami Aceh yang sedang dilakukan proses pengembangan terutama pada fasilitas yang dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Sedangkan objek-objek sejarah lainnya dilakukan renovasi, seperti pengecatan kembali dinding pada Mesjid Raya Baiturrahman dan objek sejarah lainnya. Oleh
karena itu, kondisi ini dapat ditingkatkan dengan mendata dan mengurutkan rangkaian objek-objek bersejarah, serta mengadakan atraksi wisata yang
berpotensi dan berkaitan dengan sejarah dan budaya di Kota Banda Aceh. Berdasarkan data jumlah pengunjung yang mengunjungi kawasan wisata
sejarah di Pusat Kota Banda Aceh ini dari tahun 2006-2010, jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini semakin meningkat setiap tahunnya, dimana
jumlah wisatawan lokal lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan mancanegara. Berdasarkan jumlah pengunjung tersebut, jumlah pengunjung
tertinggi terdapat pada tahun 2010, sedangkan jumlah pengunjung terendah terdapat pada tahun 2006. Oleh karena itu, jumlah pengunjung pada tahun 2011
dan tahun berikutnya berpotensi meningkat, karena adanya program wisata “Visit Banda Aceh 2011” yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Pengelolaan kawasan objek sejarah di Pusat kota Banda Aceh didasarkan pada Qanun Kota Banda Aceh No. 5 Tahun 2007 yang menjelaskan bahwa
pengelolaan dan pelestarian kawasan merupakan tanggung jawab pemerintah, tetapi masyarakat, kelompok atau perorangan dapat ikut berpartisipasi dalam
pengelolaan dan pelestarian kawasan ini. Pengelolaan kawasan ini merupakan kerjasama antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh dan Balai
Pelestarian Peninggalan Purbakala BP3. Selain itu, berdasarkan peraturan tersebut, maka masyarakat asli Kota Banda Aceh yang mengetahui sejarah di
kawasan Pusat Kota Banda Aceh dapat diikutsertakan dalam kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan kawasan seperti promosi dan turut serta dalam kegiatan wisata
sebagai pemandu wisata maupun penyedia makanan khas dan souvenir khas di kawasan ini. Keberadaan masyarakat asli dalam kegiatan wisata akan memberikan
nilai tambah dan meningkatkan kenyamanan berwisata bagi para wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan yang baik
terhadap masyarakat asli agar dapat ikut berpartisipasi aktif untuk mendukung kegiatan wisata. Pemasaran dan promosi kawasan wisata sejarah ini dilakukan
oleh pengelola kawasan melalui program wisata “Visit Banda Aceh 2011”. Pengembangan kawasan wisata sejarah ini diharapkan memiliki pengelolaan yang
lebih baik, seperti ditetapkannya biaya khusus bagi penyelenggaraan kegiatan wisata. Pemberlakuan biaya khusus bagi penyelenggaraan kegiatan wisata pada
kawasan ini dapat memberikan masukan bagi pengelola untuk pemeliharaan kawasan, pembayaran retribusi dan pajak daerah, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Aceh. Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 90 responden, umumnya
masyarakat, pengelola dan pengunjung menilai bahwa kondisi fasilitas, akses dan informasi mengenai objek-objek sejarah pada kawasan tersebut sudah cukup baik,
tetapi perlu adanya pelestarian dan pengelolaan terhadap objek-objek sejarah, serta pengelolaan terhadap kawasan wisata sejarah secara terkoordinir.
Berdasarkan hasil kuesioner, lebih dari 60 dari 90 responden menilai bahwa fasilitas wisata yang ada pada objek-objek wisata sejarah tersebut sudah memadai.
Sedangkan untuk akses menuju objek-objek wisata sejarah tersebut, lebih dari 80 dari 90 responden berpendapat bahwa akses menuju ke objek-objek tersebut
mudah dan jelas karena berada di pusat kota. Untuk informasi mengenai objek- objek wisata sejarah tersebut, sebanyak lebih dari 70 dari 90 responden
berpendapat bahwa informasi mengenai objek-objek tersebut sudah cukup jelas. Selain itu, baik masyarakat, pengunjung maupun pengelola juga setuju dengan
adanya perencanaan kawasan sejarah di Pusat Kota Banda Aceh menjadi kawasan wisata sejarah yang mempertimbangkan kenyamanan wisata dan kelestarian
sejarahnya secara optimal, seperti menyediakan fasilitas yang kurang pada objek sejarah untuk dapat menunjang segala bentuk aktivitas atau kegiatan pengunjung.
Tabel 21 Analisis dan sintesis deskriptif pada fasilitas penunjang wisata
Fasilitas Penunjang
Wisata Analisis
Sintesis Potensi
Kendala Pemanfaatan Potensi
Pemecahan Kendala
Gerbang • Fasilitas yang digunakan oleh
pengelola objek untuk menjaga keamanan, serta sebagai
pembatas masif yang membatasi kawasan objek wisata sejarah
dengan kawasan yang berada di sekitarnya, seperti pemukiman
penduduk. • Belum ada gerbang masuk yang
menandakan kawasan wisata sejarah.
• Mempertahankan gerbang tersebut pada setiap objek wisata
sejarah dengan dilakukan proses renovasi, seperti pengecatan
kembali atau perbaikan pada gerbang yang mengalami
kerusakan. • Merencanakan pembuatan gerbang
masuk yang dapat dijadikan sebagai penanda kawasan wisata
sejarah di Pusat Kota Banda Aceh.
Pos jaga • Sarana penunjang keamanan
yang juga dapat digunakan sebagai tempat pendataan
pengunjung yang berkunjung ke objek wisata sejarah tersebut.
• Pos jaga pada beberapa objek wisata sejarah saat ini kurang
memadai sebagai tempat penjaga keamanan karena
bangunan pos yang kurang luas, sehingga pos tersebut kurang
nyaman digunakan penjaga untuk berjaga pada siang dan
malam hari.
• Keberadaan pos jaga juga memiliki jumlah yang kurang,
karena pada objek wisata di Lapangan Blang Padang tidak
terdapat pos penjagaan • Mempertahankan keberadaan pos
jaga pada setiap objek wisata sejarah.
• Pengelola memberi perhatian terhadap keberadaan pos jaga
karena fungsinya yang sangat penting untuk menunjang
kegiatan wisata, khususnya terhadap letak, jumlah dan luas
bangunan pos jaga. • Luas bangunan pos jaga sebaiknya
disesuaikan dengan banyaknya penjaga keamanan yang bertugas
pada pos tersebut agar mereka dapat nyaman berada dalam pos
dan pos dapat digunakan dengan baik sesuai dengan fungsinya.
• Akan lebih baik jika dilakukan penambahan pos jaga pada setiap
objek wisata yang berdekatan dengan area parkir, sehingga dapat
memudahkan pendataan para pengunjung dan menambah
keamanan pada setiap objek wisata sejarah.
Pusat informasi
• Tempat yang menyediakan pedoman dan pemandu wisata
bagi para pengunjung, serta sarana penunjang yang
memberikan berbagai informasi mengenai wisata sejarah.
• Keberadaan pusat informasi memiliki jumlah yang kurang,
karena pusat informasi tidak terdapat pada setiap objek
wisata sejarah. • Mempertahankan keberadaan
pusat informasi yang sudah terdapat pada beberapa objek
wisata sejarah. • Dilakukan penambahan pusat
informasi pada objek wisata sejarah, sehingga dapat
mempermudah kegiatan wisata para pengunjung.
85
Fasilitas Penunjang
Wisata Analisis
Sintesis Potensi
Kendala Pemanfaatan Potensi
Pemecahan Kendala
Tempat sampah
• Fasilitas yang menunjang kebersihan pada setiap objek
wisata sejarah dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi
kegiatan wisata.
• Keberadaan tempat sampah dengan jumlah dan lokasi yang
sesuai dapat menunjang kegiatan wisata dengan memberikan
kenyamanan kepada pengunjung karena keberadaan kawasan
sejarah ini yang bersih dari sampah.
• Kurangnya jumlah dari tempat sampah pada lokasi tertentu di
beberapa objek wisata. • Fungsinya belum optimal
karena pada lokasi tertentu di beberapa objek wisata masih
dijumpai tumpukan sampah setelah diselenggarakannya
suatu acarakegiatan tertentu. • Mempertahankan fungsi dari
tempat sampah, serta meningkatkan fungsi dari tempat
sampah tersebut secara optimal, seperti penambahan tempat
sampah di lokasi tertentu. • Pengelola sebaiknya
memperhatikan jumlah dan lokasi tempat sampah.
• Penambahan tempat sampah pada lokasi-lokasi tertentu di setiap
tapak. • Lokasi tempat sampah disesuaikan
dengan lokasi-lokasi pada setiap objek wisata yang berfungsi
sebagai tempat dilaksanakan suatu acara kegiatan tertentu, seperti
gedung serba guna, panggung pertunjukan dan kafetaria.
• Pemberlakuan sistem kebersihan lainnya, yaitu pengambilan sampah
secara rutin pada tempat sampah yang telah diletakkan agar tidak
terjadi penumpukan sampah.
Area parkir • Setiap kawasan unit lanskap telah
memiliki area parkir kendaraan, baik parkir motor maupun mobil.
• Letak dari area parkir berdekatan dengan pos jaga, sehingga
penjaga dapat mengawasinya. • Letak area parkir juga sudah
sesuai dengan akses yang terdapat pada kawasan ini.
• Area parkir pada objek wisata cukup luas untuk menampung
kendaraan para pengunjung. • Beberapa area parkir pada
objek sejarah saat ini belum sesuai dengan sandar
pembuatan, yaitu tidak memiliki garis-garis batas
antara untuk membatasi jarak antar kendaraan yang parkir.
• Jalur sirkulasi belum diperhatikan, sehingga terdapat
kepadatan kendaraan yang akan keluar dengan kendaraan yang
akan masuk ke area parkir. • Mempertahankan luas dan lokasi
dari area parkir pada setiap kawasan objek wisata sejarah ini.
• Jumlah kendaraan yang ditampung oleh area parkir harus disesuaikan
dengan ukuran dan sudut standar untuk setiap kendaraam yang
diparkir pada setiap kawasan.
• Pemberlakuan perbedaan lapangan parkir antara kendaraan pribadi
dengan kendaraan umum, seperti bis pariwisata, becak atau taksi.
• Jalur sirkulasi untuk keluar-masuk dan berputarnya kendaraan harus
disesuaikan dengan standar.
86
Fasilitas Penunjang
Wisata Analisis
Sintesis Potensi
Kendala Pemanfaatan Potensi
Pemecahan Kendala
Toilet • Setiap kawasan unit lanskap
sudah memiliki toilet yang dipisah antara toilet pria dan
wanita. • Jumlah, luas dan lokasinya sudah
sesuai untuk digunakan oleh para pengunjung.
• Beberapa toilet pada kawasan unit lanskap kurang adanya
perawatan, seperti tidak tersedianya air.
• Mempertahankan jumlah, luas dan lokasinya toilet pada setiap
kawasan unit lanskap. • Pengelola lebih memperhatikan
fungsi dari toilet tersebut dengan dilakukannya perawatan terhadap
toilet, seperti tersedianya air, sehingga toilet dapat digunakan
oleh para pengunjung secara optimal.
Mushalla • Setiap kawasan unit lanskap
sudah memiliki mushalla yang luas dan lokasinya sudah sesuai,
di mana lokasinya berdekatan dengan toilet.
− • Mempertahankan keberadaan
mushalla di setiap kawasan unit lanskap.
−
Kafetaria, toko
souvenir, restaurant,
hoteltempat penginapan
• Kafetaria pada kawasan ini terletak di Taman Sari, Pasar
Atjeh dan beberapa di objek wisata, seperti di Museum Aceh,
Museum Tsunami dan Lapangan Blang Padang .
• Toko souvenir banyak terdapat pada kawasan Pasar Aceh,
Taman Sari dan kawasan pemukiman.
• Restaurant dan hotel banyak terdapat pada sepanjang jalan,
Pasar Aceh dan pada kawasan pemukiman.
− • Mempertahankan keberadaan
kafetaria dengan sajian makanan dan minuman khas Aceh.
• Memanfaatkan keberadaan kafetaria, toko souvenir,
restaurant dan hotel tempat penginapan secara optimal dalam
perencanaan kawasan wisata sejarah dengan memberikan
papan nama dan informasi yang jelas pada program wisata.
−
Tempat duduk
• Fasilitas yang dapat meningkatkan kenyamanan bagi
para pengunjung. • Kurangnya jumlah dari tempat
duduk pada lokasi tertentu di beberapa objek wisata.
• Adanya perawatan, seperti pengecatan kembali untuk tempat
duduk, sehingga fungsinya dapat optimal bagi kegiatan wisata.
• Penambahan tempat duduk pada lokasi-lokasi tertentu yang strategis
di setiap objek wisata.
87
Fasilitas Penunjang
Wisata Analisis
Sintesis Potensi
Kendala Pemanfaatan Potensi
Pemecahan Kendala
Tempat pertunjukan
• Tempat pertunjukan terdapat pada Taman Budaya, Taman Sari
dan juga tempat pertunjukan di beberapa objek wisata yang
digunakan untuk pertunjukan berbagai atraksi seni dan budaya
khas Aceh. −
• Pengelola memberi perhatian dan perawatan terhadap keberadaan
tempat pertunjukan dan gedung serba guna karena fungsinya
yang sangat penting untuk menunjang kegiatan wisata
berupa melihat berbagai atraksi wisata.
−
Akomodasi dan sistem
transportasi • Sistem transportasi di Kota
Banda Aceh memiliki jaringan pelayanan dalam dan luar kota.
• Jaringan pelayanan dalam kota berupa kendaraan umum, seperti
becak kendaraan tradisional, labi-labi angkutan umum, bus
pariwisata, bus damri, taksi dan mini bus.
• Jaringan pelayanan luar kota berupa angkutan lintas provinsi,
seperti bus antar kota, kapal laut dan pesawat terbang.
• Becak merupakan kendaraan umum tradisional yang hanya
terdapat di Aceh. • Sebagian besar pengunjung
menggunakan kendaraan pribadi .
• Meningkatkan fungsi dari jaringan pelayanan transportasi di
Kota Banda Aceh, khususnya jaringan pelayanan dalam kota,
sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kota Banda Aceh.
• Becak yang merupakan kendaraan umum tradisional
dapat digunakan secara optimal untuk mengantar para
pengunjung dari suatu objek ke objek wisata lain pada kawasan
wisata sejarah ini. • Pengadaan lapangan parkir yang
khusus untuk para pengunjung yang datang ke kawasan ini dengan
menggunakan kendaraan pribadi, sehingga para pengunjung dapat
menggunakan fasilitas kendaraan umum yang tersedia pada kawasan
ini, seperti becak untuk dapat mengunjungi setiap objek wisata
pada kawasan ini.
• Pengadaan lapangan parkir khusus dengan pembagian lapangan parkir
bagi kendaraan umum, bus pariwisata, kendaraan umum yang
menjadi fasilitas pada kawasan ini becak.
Signboard • Terdapat signboard pada jalur
jalan menuju pusat kota dari BandaraIM, Pelabuhan Ulee
Lheue, Pantai Lhoknga dan Lampuuk, UNSYIAH.
• Tidak terdapat signboard yang menuju setiap objek wisata
sejarah pada kawasan di pusat kota ini.
• Mempertahankan signboard pada setiap jalur jalan yang menuju ke
pusat kota. • Pengadaan signboard yang menuju
setiap objek wisata sejarah pada kawasan di pusat kota ini, sehingga
para pengunjung tahu rute setiap objek wisata yang akan dikunjungi.
88
4.4 Konsep dan Pengembangan Konsep 4.4.1 Konsep Dasar Perencanaan