Upaya Pelestarian Aspek Pengelolaan Kawasan Wisata .1 Pengelola Kawasan

4.2.5.2 Upaya Pelestarian

Menurut Qanun Kota Banda Aceh Pasal 51 tahun 2009 tentang benda cagar budaya menyatakan bahwa kawasan cagar budaya di Kota Banda Aceh ditetapkan dalam rangka pelestarian dan konservasi terhadap lingkungan, bangunan dan benda-benda cagar budaya yang ada di dalamnya. Berdasarkan peraturan tersebut, maka kawasan Pusat Kota Banda Aceh sebagai kawasan cagar budaya memerlukan tindakan pelestarian khusus agar dapat menjaga keberadaan kawasan serta bangunan-bangunan bersejarah maupun elemen-elemen bersejarah lainnya. Tindakan pelestarian dan konservasi tersebut merupakan tanggung jawab Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala BP3. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala BP3 menyatakan bahwa kegiatan perlindungan mencakup upaya perlindungan fisik. Perlindungan fisik tersebut mencakup pemugaran, memberi bangunan, menempatkan tenaga pengawas, menempatkan benda cagar budaya agar tetap berada di tempat yang layak, sehingga terhindar dari kerusakan maupun tindakan pihak yang tidak bertanggungjawab. Selain itu, kegiatan perlindungan juga mencakup kegiatan pemugaran terhadap benda cagar budaya yang disesuaikan dengan prinsip pelestarian yang terdiri dari keaslian bentuk, tata letak, bahan, teknologi, warna, serta nilai sejarah dan pengamanannya. Sifat dari pemugaran dapat berupa perkuatan konstruksi atau bahan, pemugaran sebagian atau pemugaran total agar struktur benda menjadi kuat dan dapat diperpanjang. Secara umum, upaya pelestarian kawasan benda cagar budaya di Pusat Kota Banda Aceh dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu perlindungan yang mencakup penyelamatan, pengamanan dan perizinan, pemeliharaan yang mencakup kegiatan konservasi dan pemugaran, serta dokumentasi publikasi melalui mendokumentasikan benda cagar budaya dan memberitahukan kepada masyarakat dan seluruh pihak yang terkait melalui media cetak dan elektronik. Selain itu, upaya pelestarian juga dapat dilakukan dengan pemanfaatan kawasan tersebut sebagai kawasan wisata sejarah dengan menjaga keberadaan bangunan bersejarah dan melestarikan nilai budaya dan sejarah kawasan, serta mencegah segala bentuk perubahan yang mengakibatkan hilangnya karakteristik asli kawasan. Peran serta pemerintah daerah, pengelola kawasan dan masyarakat Kota Banda Aceh sangat diperlukan dalam menjaga kelestarian kawasan ini. Kegiatan pelestarian yang telah dilakukan salah satunya adalah kegiatan konservasi yang merupakan upaya perbaikan dalam rangka pemugaran yang menitikberatkan pada pembersihan dan pengawasan bahan yang digunakan sebagai konstruksi bangunan, agar persyaratan teknis bangunan terpenuhi. Kegiatan konservasi tersebut dilakukan atas rekomendasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh. Kawasan dan bangunan cagar budaya pada Pusat Kota Banda Aceh ini termasuk salah satu elemen lanskap sejarah. Elemen sejarah ini merupakan salah satu sejarah fisik dan sosial yang penting untuk diingat oleh seluruh bangsa, sehingga perlu untuk dilestarikan Tabel 16. Tabel 16 Upaya pelestarian setiap area sejarah di Pusat Kota Banda Aceh Area Sejarah Upaya Pelestarian Taman Putroe Phang Gunongan, KandangMakam, Pintoe Khop, Pendopo, Makam Sultan Iskandar Muda, Museum Aceh, Mesjid Raya Baiturrahman, Lapangan Blang Padang, Pemakaman Belanda, Museum Tsunami Aceh - Menjaga keberadaan bangunan bersejarah dan melestarikan nilai budaya dan sejarah kawasan sesuai dengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan dalam rangka pelestarian dan konservasi terhadap lingkungan, bangunan dan benda cagar budaya yang ada di dalamnya, serta adanya pengelolaan kawasan yang dilakukan oleh pihak pengelola. - Memanfaatkan kawasan ini sebagai kawasan wisata sejarah yang ada di pusat kota. Taman Budaya - Menjaga keberadaan bangunan dan taman ini yang sering digunakan untuk menerima pengunjung, melestarikan nilai budaya, serta adanya pengelolaan kawasan oleh pihak pengelola. - Memanfaatkan elemen sejarah ini sebagai tempat penerimaan pengunjung. Pasar Aceh - Menjaga keberadaan bangunan bersejarah dan melestarikan nilai budaya dan sejarah kawasan sesuai dengan kebijakan pemerintah yang ditetapkan dalam rangka pelestarian dan konservasi terhadap lingkungan, bangunan dan benda cagar budaya yang ada di dalamnya, serta adanya pengelolaan kawasan yang dilakukan oleh pihak pengelola. - Memanfaatkan kawasan ini sebagai kawasan wisata sejarah yang ada di pusat kota. Taman Sari - Menjaga keberadaan bangunan bersejarah dan melestarikan nilai budaya dan sejarah kawasan sesuai dengan kebijakan pemerintah, bangunan dan benda cagar budaya yang ada di dalamnya, serta adanya pengelolaan kawasan oleh pihak pengelola. - Memanfaatkan kawasan ini sebagai kawasan wisata sejarah yang ada di pusat kota. Kawasan Militer - Menjaga keberadaan bangunan bersejarah dengan adanya pengelolaan kawasan oleh pihak militer. Kawasan Pemukiman Penduduk - Menjaga dan melestarikan toponimi nama kampung beserta keberadaan pemukiman ini yang telah ada pada masa Kerajaan Aceh.

4.2.5.3 Kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh