1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah di Pusat Kota Banda Aceh untuk memberikan interpretasi dan
kenyamanan wisata sejarah secara optimal. Berdasarkan tahapan penelitian, tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan spesifik, yaitu:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis unit lanskap sejarah sesuai karakter
dan periode sejarah. 2.
Mengidentifikasi dan menganalisis potensi daya tarik wisata sejarah. 3.
Mengidentifikasi dan menganalisis pendukung wisata sejarah. 4.
Menentukan konsep lanskap wisata dan merencanakan jalur interpretasi lanskap kawasan wisata sejarah di Pusat Kota Banda Aceh.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Menjadi bahan masukan bagi Pemerintah Kota Banda Aceh dan pihak- pihak yang terkait dalam merencanakan dan mengembangkan lanskap
kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh. 2.
Sebagai wahana pendidikan yang dapat menambah wawasan mengenai sejarah Pusat Kota Banda Aceh, baik bagi masyarakat Aceh maupun
bangsa Indonesia, serta bangsa-bangsa lain.
1.4 Kerangka Pikir
Kota Banda Aceh merupakan ibukota provinsi Aceh yang pernah
mengalami peristiwa sejarah tertentu. Lanskap Kota Banda Aceh terbentuk melalui perkembangan kota sejak masa Kerajaan Aceh hingga masa Kemerdekaan
Republik Indonesia. Perkembangan tersebut meninggalkan elemen-elemen yang mempunyai nilai sejarah penting yang berupa monumen atau tugu Pintoe Khop,
Kandang, Gunongan, MenaraTugu Modal, Pesawat RI 001 Seulawah, Tugu Peringatan Tsunami dan Tugu Aceh Thanks The World serta situs Taman Putroe
Phang, Makam Sultan Iskandar Muda, Museum Aceh, Pendopo, Pemakaman Belanda, Mesjid Raya Baiturrahman dan Museum Tsunami. Elemen-elemen
tersebut terkonsentrasi pada kawasan Pusat Kota Banda Aceh.
Keberadaan elemen-elemen tersebut serta atraksi seni dan budaya yang ditampilkan pada kawasan tersebut telah menarik kunjungan wisatawan, baik
dalam negeri maupun mancanegara. Namun, terdapat permasalahan yang menjadi kendala dalam perencanaan lanskap kawasan ini, yaitu
belum ada perencanaan wisata sejarah yang terintegrasi yang mencakup semua objek potensial yang dapat
memberikan pengalaman dan interpretasi, serta kenyamanan wisata secara optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu dilakukan suatu
perencanaan lanskap yang mencakup semua objek potensial dengan jalur dan fasilitas interpretasi yang efektif, serta elemen dan fasilitas pendukung lainnya
yang memberikan kenyamanan wisata Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka pikir penelitian
Lanskap Sejarah Pusat Kota Banda Aceh
Permasalahan pada Tapak
Belum ada perencanaan wisata sejarah yang terintegrasi yang mencakup semua objek potensial yang dapat memberikan pengalaman dan interpretasi, serta kenyamanan wisata secara optimal
Perlu didukung dengan perencanaan lanskap yang mencakup semua objek potensial dengan jalur dan fasilitas interpretasi yang efektif, serta elemen dan
fasilitas pendukung lainnya yang memberikan kenyamanan wisata MonumenTugu
Pintoe Khop, Kandang, Gunongan, MenaraTugu Modal,
Pesawat RI 001 Seulawah, Tugu Peringatan Tsunami dan Tugu Aceh Thanks The World
Situs
Taman Putroe Phang, Makam Sultan Iskandar Muda, Museum Aceh, Pendopo, Pemakaman
Belanda Kerkhof Peutjoet, Mesjid Raya Baiturrahman dan Museum Tsunami
Masa Kerajaan Aceh Masa Kemerdekaan RI
Masa Penjajahan Kolonial Belanda Kota Banda Aceh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA