Karakteristik Pengunjung Persepsi dan Harapan Pengunjung

a Gerbang dan pos jaga di b Mushalla di Museum Aceh Taman Putroe Phang c Tempat Wudhu dan toilet di d Gerbang masuk Lapangan Mesjid Raya Baiturrahman Blang Padang e Gerbang di Pemakaman Belanda f Kafetaria di Museum Tsunami Gambar 16 Fasilitas wisata pada beberapa area sejarah

4.2.4.5 Karakteristik Pengunjung

Kawasan Pusat Kota Banda Aceh merupakan kawasan yang banyak terdapat objek-objek wisata sejarah. Jumlah pengunjung atau wisatawan yang mengunjungi kawasan ini semakin meningkat setiap tahunnya, terutama setelah peristiwa gelombang tsunami yang terjadi pada tahun 2004 Tabel 14. Pengunjung yang mengunjungi kawasan ini terdiri dari masyarakat Aceh, wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, masyarakat Aceh yang mengunjungi kawasan ini mencakup seluruh bagian kota atau kabupaten yang ada di Provinsi Aceh, tetapi sebagian besar berasal dari Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Barat. Wisatawan lokal di Indonesia yang mengunjungi kawasan ini sebagian besar berasal dari Pulau Sumatera, Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan. Wisatawan mancanegara yang sering mengunjungi kawasan ini berasal dari Malaysia, Belanda, Amerika Serikat, Nigeria, Australia, Perancis, Swiss dan negara lainnya, dengan sebagian besar wisatawan berasal dari Belanda yang sering berziarah ke pemakaman Belanda Kerkhof Peutjoet. Berdasarkan Tabel 13, wisatawan lokal yang mengunjungi kawasan ini memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan mancanegara. Tabel 13 Jumlah pengunjung pada kawasan Pusat Kota Banda Aceh Tahun Wisatawan Lokal orang Wisatawan Mancanegara orang 2006 19.500 3.869 2007 92.078 5.283 2008 130.695 6.070 2009 140.000 7.559 2010 153.217 9.155 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh

4.2.4.6 Persepsi dan Harapan Pengunjung

Dari hasil penyebaran kuesioner kepada 30 responden pengunjung didapat persepsi dan harapan pengunjung mengenai kawasan Pusat Kota Banda Aceh dan rencana pengembangan kawasan tersebut sebagai kawasan wisata sejarah. Sebanyak 80 responden mengetahui sejarah Kota Banda Aceh, dimana informasi sejarah kawasan tersebut bersumber dari keluarga, teman, media cetak dan elektronik, buku sejarah, studi, serta seminar. Sumber informasi yang paling banyak berasal dari media cetak dan elektronik Gambar 17. 20 16,67 83,33 20 6,67 6,67 keluarga teman media cetak dan elektronik buku sejarah studi seminar Gambar 17 Sumber informasi sejarah Kota Banda Aceh Sebagian besar responden telah mengunjungi objek-objek wisata sejarah di Pusat Kota Banda Aceh, yaitu 100 responden mengunjungi Taman Putroe Phang, 90 responden mengunjungi Makam Sultan Iskandar Muda, 100 responden mengunjungi Museum Aceh, 96,67 responden mengunjungi Pendopo, 83,33 responden mengunjungi Pemakaman Belanda, 100 responden mengunjungi Mesjid Raya Baiturrahman, 96,67 responden mengunjungi Monumen Pesawat RI 001 Seulawah dan 83,33 responden mengunjungi Museum Tsunami. Sebagian besar pengunjung mengunjungi objek-objek wisata tersebut sebanyak 1 kali, 2-5 kali dan lebih dari 10 kali pada objek wisata yang berbeda-beda Tabel 14. Tabel 14 Frekuensi pengunjung yang mengunjungi objek-objek wisata Objek Wisata Frekuensi mengunjung 1 kali 2-5 kali 5-10 kali 10 kali Taman Putroe Phang 13,33 66,67 - 20 Makam Sultan Iskandar Muda 29,63 51,85 11,11 7,41 Museum Aceh 10 26,67 13,33 50 Pendopo 76 24,14 - - Pemakaman Belanda 16 64 4 16 Mesjid Raya Baiturrahman - 7 3 90 Monumen Pesawat RI 001 Seulawah 7 14 17 62 Museum Tsunami 12 52 28 8 Berdasarkan hasil kuesioner, umumnya pengunjung menilai bahwa kondisi fasilitas, akses dan informasi pada objek-objek sejarah tersebut sudah cukup baik Tabel 15. Akan tetapi, perlu adanya pelestarian dan pengelolaan terhadap objek- objek tersebut. Sebanyak 93,33 responden pengunjung mempunyai keinginan agar objek-objek sejarah tersebut dapat dikembangkan sebagai suatu kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh dengan tetap mempertahankan dan melestarikan karakter bangunannya sebagai identitas sejarah. Tabel 15 Persentase pendapat pengunjung mengenai fasilitas, akses dan informasi Objek Sejarah Fasilitas memadai Akses mudah Informasi jelas Taman Putroe Phang dan Gunongan 73,33 100 93,33 Pendopo 100 100 100 Makam Sultan Iskandar Muda 62,96 100 88,89 Museum Aceh 100 100 100 Mesjid Raya Baiturrahman 100 100 100 Monumen Pesawat Seulawah di Lapangan Blang Padang 62 100 76 Pemakaman Belanda 60 100 96 Museum Tsunami 92 100 100 Pengunjung setuju dengan adanya perencanaan kawasan tersebut menjadi kawasan wisata sejarah yang mempertimbangkan kenyamanan wisata dan kelestarian sejarahnya secara optimal, seperti menyediakan fasilitas yang kurang pada objek sejarah untuk dapat menunjang aktivitas atau kegiatan pengunjung. Pengunjung juga setuju dengan diadakannya atraksi wisata, tetapi sesuai dengan budaya dan syariat Islam di Kota Banda Aceh. Atraksi tersebut seperti tarian tradisional Aceh, pemutaran film atau dokumentasi sejarah, masakan khas Aceh, adat perkawinan di Aceh, festival atau perayaan suatu acara, serta atraksi lainnya. Harapan dari pengunjung dengan dilakukannya perencanaan kawasan yang menjadi suatu kawasan wisata sejarah tersebut adalah kawasan tersebut dapat berpengaruh besar terhadap peningkatan perekonomian di Banda Aceh dan dapat melestarikan situs-situs sejarah di kawasan tersebut, sehingga peradaban kejayaan Kerajaan Aceh dan budaya Islam di masa lalu dapat menjadi ciri khas pada Kota Banda Aceh yang diketahui di seluruh dunia. 4.2.5 Aspek Pengelolaan Kawasan Wisata 4.2.5.1 Pengelola Kawasan