Kondisi Iklim Kondisi Vegetasi Kondisi Hidrologi, Topografi dan Visual

ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Jarak dari Universitas Syiah Kuala ke kawasan ini membutuhkan waktu sekitar 15 menit Gambar 12. Gambar 12 Diagram aksesibilitas dan waktu tempuh menuju tapak

4.2.2.4 Kondisi Iklim

Berdasarkan kondisi klimatologi, Pusat Kota Banda Aceh termasuk kawasan yang beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan 1.065 mmtahun. Kawasan ini mengalami musim kemarau pada bulan Januari sampai Agustus, sedangkan musim penghujan berlangsung dari bulan September sampai Desember. Berdasarkan data klimatologi untuk wilayah Kota Banda Aceh yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Blang Bintang menunjukkan bahwa suhu u dara di daerah ini berkisar antara 25,5˚C-27,8˚C dengan kelembaban udara rata- rata per bulan dalam satu tahun, yaitu 74,6 Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh, 2009. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui derajat kenyamanan yang ditunjukan dari Thermal Humidity Index THI dengan menggunakan rumus: THI = 0,8T + [RH x T500] T= suhu udara ˚C, RH= kelembaban nisbi udara . Melalui perhitungan tersebut, diketahui bahwa index kenyamanan pada tapak berkisar 24,2-26,4. Umumnya, masyarakat di daerah tropis akan merasa tidak nyaman pada THI yang lebih dari 27. Berdasarkan pengamatan langsung pada tapak, suhu udara pada pagi-sore dan siang hari sangat berbeda. Tapak pada pagi dan sore hari sangat nyaman. Akan tetapi, berbeda kondisinya dengan pagi dan sore hari, suhu udara pada tapak akan terasa sangat terik pada siang hari, sehingga tapak pada siang hari kurang nyaman.

4.2.2.5 Kondisi Vegetasi

Kawasan Pusat Kota Banda Aceh merupakan kawasan bersejarah yang memiliki beberapa vegetasi lokal yang telah ada pada masa Kolonial Belanda. Vegetasi yang berada pada Pusat Kota Banda Aceh ini sebagian besar merupakan pepohonan besar yang memiliki peran penting untuk mengontrol iklim mikro pada kawasan tertentu. Vegetasi yang terdapat pada kawasan ini, yaitu kurma Phoenix dactylifera, beringin Ficus benjamina, ki hujan Samanea saman, asam Tamarindus indica, glodogan tiang Polyalthia longifolia, tanjung Mimusoph elengi dan saga Adenanthera pavonina.

4.2.2.6 Kondisi Hidrologi, Topografi dan Visual

Kondisi hidrologi pada kawasan ini terdapat dua sungai yang berfungsi sebagai sumber air baku, yaitu Krueng Aceh dan Krueng Daroy. Krueng Daroy merupakan sungai yang melewati Taman Putroe Phang yang dijadikan tempat permandian putri raja pada masa Kerajaan Aceh, sehingga sungai ini dapat dijadikan sebagai nukti peninggalan sejarah. Sedangkan dari segi kondisi topografi, tapak memiliki bentuk permukaan lahan yang relatif datar dengan kemiringan lereng antara 2-8. Selain itu, berdasarkan pengamatan langsung di kawasan Pusat Kota Banda Aceh, kondisi visual di setiap objek peninggalan sejarah sudah baik dan bagus. Hal ini dikarenakan setiap objek peninggalan sejarah tersebut berada di Pusat Kota Banda Aceh, tepatnya pada kawasan cagar budaya yang diatur dengan RTRW Kota Banda Aceh tahun 2009-2029. 4.2.3 Aspek Sosial dan Budaya Masyarakat 4.2.3.1 Kondisi Sosial dan Budaya