BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung
Baru, Peuniti dan Sukaramai. Tapak ini terletak di bagian tengah Kota Banda Aceh. Luas Kecamatan Baiturrahman adalah 453,9 Ha, sedangkan luas tapak
penelitian adalah 73,5 Ha Gambar 2. Penelitian dilakukan sejak pelaksanaan penelitian hingga penyusunan
laporan akhir penelitian skripsi yang berlangsung dari bulan Februari 2011 hingga bulan Oktober 2011 Tabel 1.
Tabel 1 Jadwal pelaksanaan penelitian
Jenis Kegiatan Alokasi Waktu
Produk
Persiapan Penelitian Februari 2011
Usulan penelitian Pengumpulan Data
Maret sampai April 2011 Data fisik, sosial dan
budaya, sejarah, wisata dan pengelolaan
Pengolahan Data Mei sampai Juli 2011
Hasil analisis data Perencanaan Lanskap dan
Penyusunan Skripsi Agustus sampai Oktober 2011
Rencana lanskap dan laporan hasil penelitian
3.2 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah peta dasar, alat tulis, alat gambar, kamera digital, laptop, printer, scanner, catatan
dan studi pustaka yang berhubungan dengan kegiatan penelitian ini. Bahan dan alat yang digunakan dalam proses pengolahan data adalah alat tulis, alat gambar,
laptop, printer, scanner dan program komputer AutoCAD 2006, CorelDraw X4, Adobe Photoshop CS3, Google SketchUp, Microsoft Word 2007 dan Microsoft
Excel 2007.
3.3 Batasan Penelitian
Penelitian ini merupakan studi perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah untuk mendukung berlangsungnya kegiatan wisata pada kawasan wisata
sejarah Pusat Kota Banda Aceh. Produk penelitian ini merupakan bentuk perencanaan lanskap wisata berupa rencana lanskap beserta deskripsi dan rencana
jalur interpretasi.
Sumber Peta: RTRW Kota Banda Aceh Tahun 2009-2029
Gambar 2 Lokasi penelitian
3.4 Metode dan Tahapan Penelitian
Metode yang digunakan pada perencanaan lanskap kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh adalah metode pendekatan Gold 1980 berdasarkan
pendekatan aktivitas dan sumberdaya wisata sejarah, dengan proses perencanaan melalui tahapan yang mencakup Gambar 3:
Gambar 3 Tahapan proses penelitian
Data Sosial dan
Budaya:
kondisi sosial dan
budaya, persepsi
dan harapan masyarakat
setempat
Data Pengelolaan:
pengelola objek dan
kawasan, upaya
pelestarian, kebijakan
pemerintah, persepsi dan
harapan pengelola
Data primer, data sekunder, dan informasi pendukung
Data Fisik:
tata letak tapak wilayah
administrasi, batas wilayah, luas dan
status tapak, tata guna lahan, aksesibilitas
dan sirkulasi, kondisi iklim, kondisi
vegetasi, kondisi hidrologi, kondisi
topografi
Data Sejarah:
sejarah Kota
Banda Aceh,
elemen lanskap
sejarah
Data Wisata: daya tarik dan
objek wisata, atraksi wisata,
aktivitas wisata, fasilitas
wisata, karakteristik
pengunjung, persepsi dan
harapan pengunjung
• Penetapan tujuan perencanaan • Pengumpulan informasi awal
• Penyusunan usulan penelitian • Penentuan batas tapak
• Perizinan melakukan penelitian
Tahap Persiapan
Tahap Inventarisasi Pengumpulan Data
Tahap Analisis Dan Sintesis
Konsep Wisata Sejarah
- Konsep dasar - Pengembangan konsep konsep ruang wisata,
aksesibilitas dan sirkulasi, jalur interpretasi, aktivitas wisata, fasilitas wisata, tata hijau, pelestarian kawasan
Rencana Lanskap Kawasan Wisata Sejarah Pusat Kota Banda Aceh
Tahap Perencanaan
Pengembangan tapak - Analisis unit lanskap sejarah
- Analisis potensi daya tarik wisata sejarah - Analisis pendukung wisata sejarah
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penetapan tujuan sebagai langkah awal untuk mengarahkan suatu tindakan tertentu yang akan dilakukan dalam perencanaan
lanskap kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan informasi awal yang digunakan sebagai bahan dalam penyusunan
usulan penelitian. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan penentuan batas tapak dan permohonan izin melakukan penelitian pada instansi pemerintahan daerah dan
pihak-pihak yang terkait untuk mempermudah kegiatan penelitian ini. 2.
Tahap Inventarisasi Inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data dan semua informasi
yang berhubungan dengan kondisi tapak dan faktor-faktor di luar tapak yang mempengaruhi perencanaan lanskap tersebut. Data yang diperoleh dari tahap ini
berasal dari data primer, data sekunder dan informasi pendukung. Jenis data tersebut mencakup data fisik tapak, kesejarahan kawasan, sosial dan budaya
masyarakat, kepariwisataan dan pengelolaan kawasan Tabel 2. Metode pengambilan data yang dilakukan adalah metode survei lapang dan studi pustaka.
Survei lapang dilakukan dengan pengamatan langsung, dokumentasi, wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap pihak yang terkait. Studi pustaka diperoleh
dari buku acuan, data informasi dan peta dari berbagai instansi pemerintah. Wawancara dan penyebaran kuesioner dilakukan terhadap beberapa
responden, seperti masyarakat Kota Banda Aceh, pengunjung dan pengelola. Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 90 responden yang mencakup 30
responden masing-masing dari masyarakat, pengunjung dan pengelola kawasan. Responden dari masyarakat mencakup tokoh masyarakat, ulama, pemuka adat dan
masyarakat umum yang tinggal di sekitar kawasan. Responden dari pengunjung mencakup wisatawan lokal dan mancanegara. Sedangkan responden dari
pengelola mencakup pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh serta pegawai Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala BP3. Dari tahap
wawancara dapat diketahui kondisi dan sejarah perkembangan kawasan Pusat Kota Banda Aceh. Dari tahap penyebaran kuesioner ini dapat diketahui mengenai
persepsi dan harapan dari responden terhadap pengembangan kawasan wisata sejarah di Pusat Kota Banda Aceh dan berbagai informasi lainnya. Pertanyaan
yang diajukan kepada para responden, yaitu mengenai aktivitas dan keinginan penduduk setempat, aktivitas dan keinginan pengunjung, ketersediaan fasilitas
wisata, akses dan informasi mengenai objek sejarah yang ada, atraksi wisata yang diinginkan, serta pendapat dan harapan masyarakat terhadap rencana
pengembangan kawasan wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh Lampiran 1. Tabel 2 Jenis, cara dan sumber perolehan data
Aspek Jenis Data
Cara Pengambilan Data
Sumber Aspek Fisik
Tapak
Tata letak tapak wilayah
administrasi Studi pustaka
Bappeda Kota Banda Aceh, Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Tata Kota Banda Aceh Batas wilayah
Studi pustaka Bappeda Kota Banda Aceh,
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh
Luas dan status tapak
Studi pustaka Bappeda Kota Banda Aceh,
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda
Aceh, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh
Tata guna lahan Studi pustaka dan
survei lapang pengamatan
langsung Bappeda Kota Banda Aceh,
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda
Aceh, lapang
Aksesibilitas dan sirkulasi
Studi pustaka dan survei lapang
pengamatan langsung
Bappeda Kota Banda Aceh, Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Tata Kota Banda Aceh, lapang
Kondisi iklim Studi pustaka dan
survei lapang pengamatan
langsung Badan Meteorologi dan
Geofisika Kota Banda Aceh, lapang
Kondisi vegetasi
Survei lapang pengamatan
langsung Lapang, Dinas Pekerjaan
Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh
Kodisi hidrologi
Survei lapang pengamatan
langsung Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Tata Kota Banda Aceh Kondisi
topografi Survei lapang
pengamatan langsung
Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota Banda Aceh
Aspek Kesejarahan
Kawasan
Sejarah Kota Banda Aceh
Studi pustaka Dinas Informasi dan
Dokumentasi Banda Aceh, Perpustakaan daerah, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh
Elemen lanskap sejarah
Studi pustaka Dinas Informasi dan
Dokumentasi Banda Aceh, Perpustakaan daerah, BP3
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh
Aspek Jenis Data
Cara Pengambilan Data
Sumber Aspek Sosial dan
Budaya Masyarakat
Kondisi sosial dan budaya
Studi pustaka Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Banda Aceh, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Banda Aceh
Persepsi dan harapan
masyarakat Survei lapang
wawancara dan penyebaran
kuesioner Lapang dan Kuesioner
Aspek Kepariwisataan
Daya tarik dan objek wisata
Studi pustaka BP3 Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Banda Aceh
Atraksi wisata Studi pustaka dan
survei lapang wawancara,
penyebaran kuesioner
pengamatan langsung
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh,
lapang dan kuesioner
Aktivitas wisata
Studi pustaka dan survei lapang
wawancara, penyebaran
kuesioner pengamatan
langsung Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Banda Aceh, lapang dan kuesioner
Fasilitas wisata Studi pustaka dan
survei lapang wawancara,
penyebaran kuesioner
pengamatan langsung
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh,
lapang dan kuesioner
Karakteristik pengunjung
Studi pustaka dan survei lapang
pengamatan langsung
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh,
kuesioner, lapang
Persepsi dan harapan
pengunjung Survei lapang
wawancara dan penyebaran
kuesioner Lapang dan Kuesioner
Aspek Pengelolaan
Kawasan
Pengelola objek dan kawasan
Studi pustaka Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Banda Aceh Upaya
pelestarian Studi pustaka
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh
Kebijakan pemerintah
Studi pustaka Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Banda Aceh, Dinas Tata Kota Banda Aceh
Persepsi dan harapan
pengelola Survei lapang
wawancara dan penyebaran
kuesioner Lapang dan Kuesioner
3. Tahap Analisis dan Sintesis
Analisis akan dilakukan terhadap tapak berdasarkan data yang dikumpulkan untuk dapat menganalisis unit lanskap sejarah, potensi daya tarik
wisata sejarah, serta pendukung wisata sejarah. Analisis unit lanskap sejarah berkaitan dengan elemen yang membentuk suatu lanskap sejarah. Analisis potensi
daya tarik wisata sejarah berhubungan dengan daya tarik objek dan atraksi wisata yang terdapat pada kawasan tersebut. Analisis pendukung wisata sejarah sangat
diperlukan untuk mendukung segala aktivitas wisata bagi wisatawan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis dengan metode skoring, analisis spasial dan
analisis deskriptif. • Analisis dengan metode skoring dilakukan untuk mendapatkan lokasi dengan
nilai tertinggi yang potensial sebagai kawasan perencanaan wisata sejarah. Analisis dengan metode skoring ini mencakup analisis potensi daya tarik objek
dan atraksi wisata sejarah dan analisis pendukung wisata sejarah dengan kriteria penilaian tertentu yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3 Kriteria penilaian potensi daya tarik objek dan atraksi wisata sejarah
Kriteria Penilaian
Skor 1 kurang sesuai untuk
area wisata sejarah 2 cukup sesuai
untuk area wisata sejarah
3 sesuai untuk area wisata sejarah
Nilai sejarah Terdapat elemen lanskap
sejarah yang mendukung objek sejarah dan terkait
dengan peristiwa sejarah Terdapat elemen
lanskap sejarah yang bukan BCB dengan
nilai sejarah dalam skala lokal
Terdapat elemen lanskap sejarah yang
merupakan BCB dan objek wisata sejarah
dengan nilai sejarah dalam skala nasional
dan internasional
Keunikan objek sejarah
Terdapat objek sejarah dengan nilai keunikan
lokal Terdapat objek
sejarah dengan keunikan nasional
Terdapat objek sejarah dengan
keunikan internasional
Keaslian objek sejarah
Terdapat objek sejarah yang memiliki keaslian
kurang dari 30 Terdapat objek
sejarah yang memiliki keaslian 30-
80 Terdapat objek
sejarah yang memiliki keaslian
lebih dari 80
Keutuhan objek sejarah
Objek sejarah memiliki keutuhan kurang dari
30 Objek sejarah
memiliki keutuhan 30-80
Objek sejarah memiliki keutuhan
lebih dari 80 Atraksi seni dan
budaya Terdapat satu jenis
atraksi seni dan budaya Terdapat dua sampai
lima jenis atraksi seni dan budaya
Terdapat lebih dari enam atraksi seni dan
budaya
Sumber: Nurisjah dan Pramukanto, 2001
Tabel 4 Kriteria penilaian pendukung wisata sejarah
Kriteria Penilaian Skor
1 kurang sesuai untuk area wisata
sejarah 2 cukup sesuai
untuk area wisata sejarah
3 sesuai untuk area wisata
sejarah
Aksesibilitas dan sirkulasi menuju
elemen lanskap sejarah
Akses jalan kurang mendukung kondisi
jalan yang sempit, beraspal, tetapi di
beberapa tempat ada yang mengalami
kerusakan dan tidak terdapat pedestrian,
sehingga kurang mudah untuk menuju
elemen lanskap sejarah Akses jalan cukup
mendukung kondisi jalan yang lebar,
beraspal, tidak rusak, tetapi tidak terdapat
pedestrian , sehingga cukup mudah untuk
menuju elemen lanskap sejarah
Akses jalan sangat mendukung jalan
raya, kondisi jalan yang lebar,
beraspal, tidak rusak, ada
pedestrian, sehingga sangat
mudah untuk menuju elemen
lanskap sejarah
Informasi dan promosi
Informasi dan promosi tentang elemen
lanskap sejarah kurang jelas dan tidak mejadi
program wisata Informasi dan
promosi tentang elemen lanskap
sejarah cukup jelas, tetapi belum menjadi
program wisata Informasi dan
promosi tentang elemen lanskap
sejarah sangat jelas dan sudah menjadi
program wisata
Aktivitas wisata Terdapat satu jenis
variasi aktivitas wisata sejarah
Terdapat dua sampai lima jenis aktivitas
wisata sejarah Terdapat lebih dari
enam jenis aktivitas wisata sejarah
Kunjungan wisatawan
Kunjungan wisatawan ke elemen lanskap
sejarah sedikit Kunjungan
wisatawan ke elemen lanskap sejarah
sedang Kunjungan
wisatawan ke elemen lanskap
sejarah banyak
Fasilitas wisata untuk interpretasi
jalur dan media interpretasi
Terdapat satu jenis fasilitas wisata untuk
interpretasi Terdapat dua sampai
lima jenis fasilitas wisata untuk
interpretasi Terdapat lebih dari
enam jenis fasilitas wisata untuk
interpretasi
Pelestarian pengelolaan wisata
Tidak terdapat aktivitas pelestarian
pengelolaan terhadap elemen lanskap sejarah
Terdapat perencanaan aktivitas pelestarian
pengelolaan dengan perkembangan
lingkungan yang mendukung terhadap
elemen lanskap sejarah
Terdapat aktivitas pelestarian
pengelolaan dengan baik dan intensif
terhadap elemen lanskap sejarah
Kebijakan pemerintah
Kawasan yang kurang mendukung kawasan
cagar budaya Kawasan yang sangat
mendukung kawasan cagar budaya dalam
upaya pelestarian yang ditetapkan oleh
kebijakan pemerintah Kawasan cagar
budaya yang ditetapkan dan
dipertahankan dengan adanya
kebijakan pemerintah yang
berkaitan dengan pelestarian dan
pengembangan wisata
Sumber: Gunn, 1997
• Analisis spasial merupakan analisis yang dilakukan dengan spasialisasi hasil skoring yang kemudian di-overlay terhadap peta-peta unit lanskap sejarah,
sehingga mendapatkan tata ruang unit lanskap sejarah untuk pelestarian kawasan, serta tata ruang potensi daya tarik wisata sejarah dan pendukung
wisata untuk kawasan wisata sejarah. • Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui unit
lanskap sejarah, potensi daya tarik objek dan atraksi wisata sejarah, serta pendukung wisata yang mencakup fasilitas pendukung, kebijakan atau
dukungan pemerintah mengenai pelestarian dan pengembangan wisata, potensi pengunjung, persepsi masyarakat dengan membuat penjelasan secara
deskriptif, dimana kondisi fasilitas pendukung yang ada pada tapak mencakup akomodasi, transportasi, toko dan restaurant, hotel dan tempat penginapan,
parkir kendaraan, serta fasilitas pendukung lainnya. Hasil analisis yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk peta dan
deskriptif. Hasil ini kemudian akan dilanjutkan ke tahap sintesis. Pada tahap sintesis akan diperoleh pengembangan tapak yang akan digunakan untuk
menentukan konsep dasar dan pengembangan konsep. Pengembangan konsep mencakup konsep ruang wisata, aksesibilitas dan sirkulasi, jalur interpretasi,
aktivitas wisata, fasilitas wisata, tata hijau dan pelestarian kawasan. Hasil dari pengembangan konsep tersebut berupa rencana blok block plan. Penentuan
konsep dasar dan pengembangan konsep ini akan dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan kawasan tersebut, sehingga diharapkan dapat memberikan
kenyamanan wisata dan kelestarian sejarah agar pengunjung mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sejarah secara optimal.
4. Tahap Perencanaan
Perencanaan lanskap merupakan tahapan yang mengacu pada rencana blok untuk menentukan pengembangan yang akan dilakukan dalam menata kawasan
wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh. Pada tahap ini, akan menghasilkan suatu produk Arsitektur Lanskap berupa rencana lanskap tergambar landscape plan
dan rencana tertulis pada kawasan wisata sejarah ini yang meliputi rencana ruang, sirkulasi, fasillitas, tata hijau, jalur interpretasi dan touring plan pada kawasan
wisata sejarah Pusat Kota Banda Aceh.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN