Evaluasi Kinerja Kinerja Karyawan

27 b. Insiden Kritis Pengguna insiden kritis memfokuskan perhatian penilai pada perilaku kritis penentu keberhasilan atau utama yang memisahkan kinerja pekerjaan yang efektif dari pekerjaan yang tidak efektif. c. Skala Pemeringkat Grafis Metode ini mencantumkan serangkaian faktor kinerja seperti jumlah dan mutu pekerjaan, pengetahuan kerja, kerja sama, kesetiaan, kehadiran, kejujuran, dan inisiatif. d. Skala Pemeringkat Berdasarkan Perilaku Skala ini menggabungkan unsur utama insiden kritis dan pendekatan skala pemeringkatan grafis. e. Perbandingan Berbagai Orang Perbandingan berbagai orang membandingkan kinerja seseorang dengan orang lain. f. Umpan Balik 360 Derajat Umpan balik 360 derajat adalah metode penilaian kinerja yang menggunakan umpan balik dari penyelia, karyawan, dan rekan kerja.

2.2.4 Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kerja atau prestasi kerja yang diperoleh oleh organisasi, tim atau individu. Evaluasi kinerja akan memberikan umpan balik terhadap tujuan dan sasaran kinerja, perencanaan, dan proses pelaksanaan kinerja. Evaluasi kinerja dapat pula dilakukan terhadap proses penilaian, review, dan pengukuran kinerja. Atas dasar Universitas Sumatera Utara 28 evaluasi kinerja dapat dilakukan langkah langkah untuk melakukan perbaikan kinerja dimasa yang akan datang. Menurut Kreitner dan Kinicki dalam M.Phil Wibowo 2009:375 mengemukakan evaluasi kinerja merupakan pendapat yang bersifat evaluatif atas sifat, perilaku seseorang, atau prestasi sebagai dasar untuk keputusan dan rencana pengembangan personil. Adapun manfaat evaluasi kinerja yaitu : a. Meningkatkan prestasi kinerja karyawan Dari hasil kerja atau pekerjaan karyawan, dapat diketahui masalah dan produktivitas dalam bekerja. Dengan demikian, karyawan dapat memperbaiki atau meningkatkan prestasi setelah mengetahui hasil atau umpan balik dari adanya evaluasi tersebut. b. Standar kompensasi yang layak Dari hasil evaluasi prestasi, manajer dapat mengetahui berapa upah atau kompensasi yang layak yang harus diberikan kepada karyawan. Hal ini penting karena evaluasi prestasi dapat membantu dalam pengambilan keputusan manajer, apakah pemberian upah, bonus, insentif, dan bentuk kompensasi lain sudah layak dan adil bagi karyawan. c. Penempatan karyawan Pada periode tertentu karyawan akan mengalami promosi, mutasi, transfer, dan demosi, oleh karena itu, sebelum pengambilan keputusan, manajer harus dapat melihat hasil prestasi karyawan dalam sebuah evaluasi yang sudah dilakukan, sehingga dapat meminimalisasi resiko kesalahan dalam penempatan karyawan. Universitas Sumatera Utara 29 d. Pelatihan dan pengembangan Hasil evaluasi dapat diketahu oleh manajer, dimana manajer melihat apakah program pelatihan dan pengembangan diperlukan atau tidak. e. Jenjang karier Dari hasil evaluasi prestasi, manajer dapat menyusun jalur karier karyawan sesuai dengan prestasi yang telah ditunjukkan karyawan. f. Penataan staf Hasil prestasi yang baik atau buruk, mencerminkan bagaimana manajemen mengatur pengembangan sumber daya manusia di dalam organisasi. g. Minimnya data atau informasi Informasi yang akurat sangat dibutuhkan organisasi untuk mengambil keputusan guna menempatkan karyawan, promosi, mutasi, transfer, demosi, program pelatihan dan pengembangan, jenjang karier karyawan, dan komponen-komponen lain dalam sistem informasi manajemen sumber daya manusia. Informasi ini begitu pentingnya sehingga mampu mengurangi kesalahan pengambilan keputusan yang tidak tepat. h. Kesalahan desain pekerjaan Adanya indikasi hasil evaluasi prestasi yang buruk merupakan tanda adanya kesalahan dalam deskriptif desain pekerjaan yang tidak atau kurang cocok pada karyawan. i. Peluang kerja yang adil Peluang kerja yang sama dan adil bagi karyawan bisa didapat apabila manajer melihat hasil evaluasi dan mempertimbangkan kesempatan pekerjaan yang layak bagi karyawan yang menunjukkan prestasi bagus. Universitas Sumatera Utara 30 j. Tantangan eksternal Penilaian prestasi juga tergantung dari faktor-faktor lain seperti kepentingan pribadi, kondisi finansial, kondisi kerja, keluarga, kesehatan, karyawan, dan sebagainya.

2.2.5 Unsur-unsur Penilaian Kinerja Karyawan