101 Puisi karya T2 pada pratindakan, puisi dapat dilihat pada gambar 22.
Kata-kata yang digunakan tepat mewakli makna yang ingin disampaikan. Kata demi kata yang digunakan dapat membangun suasana yang diinginkan
oleh siswa. Puisi T2 pascatindakan siklus I pada gambar 23. Kata-kata yang digunakan singkat dan pendek namun kurang tepat, hal tersebut terlihat pada
kata terakhir “kemerdekaan” kata tersebut kurang sinkron denga judul dan suasana yang ingin dibangun. Puisi T2 pascatindakan siklus II pada gambar
24, kata-kata yang digunakan singkat, padat dan dapat membangun suasana yang ingin diperlihatkan oleh siswa. secara umum, karya siswa dalam
bentuk puisi telah menggunakan kata-kata yang pendek, singkat dan kata tersebut dapat membangun suasana yang ingin diciptakan. Karya siswa
pratindakan hingga pascatindakan siklus II rata-rata mengalami peningkatan.
c. Aspek Kekuatan Imajinasi
Aspek kekuatan imajinasi mencakup kesan indrawi yang ingin disampaikan, daya khayal dan kreatifitas. Puisi karya T10 pada pratindakan,
cukup menciptakan kesan indrawi yaitu terlihat pada kalimat “warnamu merah menyala”. Kreatifitas dalam puisi tersebut kurang karena kata-kata
yang digunakan sering diulang-ulang dan kurang mengesankan. Puisi karya T10 pada pascatindakan siklus I sedikit meningkat, terdapat pengimajian
yang mampu menciptakan kesan indrawi, siswa menggunakan daya khayal tinggi dan cukup kreatif namun kurang mengesankan. Puisi karya T10
pascatindakan siklus II masih sama dengan pada siklus I yaitu terdapat
102 pengimajian yang mampu menciptakan kesan indrawi terlihat pada kalimat
“kau sangat berat”. Kreatifitas pada puisi tersebut cukup namun kesan yang
ingin dibangun kurang mengesankan.
Puisi karya T25 pada pratindakan, pengimajian kurang mampu menciptakan kesan indrawi, daya khayal cukup tinggi dan cukup kreatif
tetapi kurang mengesankan karena kata-kata yang digunakan banyak makna denotasi. Karya T25 pada pascasiklus I, pengimajian pada siklus I menurun
yaitu pengimajian dapat menciptakan kesan indrawi terlihat dalam kalimat “aku ke kebun mencatat ha-hal penting”, puisi tersebut kurang kreatif
karena kalimat yang digunakan kurang saling mendukung sehingga puisinya terlihat biasa saja. karya T25 pada pascatindakan siklus II, pengimajian
dalam puisi tersebut dapat menciptakan kesan indrawi, daya khayal tinggi karena dalam puisi tersebut menceritakan tentang profesi dan siswa cukup
kreatif tetapi kurang mengesankan. Puisi karya siswa T2 pada pratindakan, pengimajiannya dapat
menciptakan kesan indrawi terlihat pada kalimat “Kau yang mengandungku dan melahirkankuKau mengasuhku dari kecil hingga besar”, khayalan dari
puisi tersebut tinggi dan kreatif. Puisi karya T2 pada pascatindakan siklus I, pengimajian dalam puisi tersebut sedikit meningkat yaitu puisi tersebut
berisi tentang pahlawan pendidikan hal tersebut memmbutuhkan daya khayal dan kreatifitas yang tinggi. Puisi karya T2 pada pascatindakan siklus
II meningkat, pengimanjian dapat menciptakan kesan indrawi terlihat pada kalimat “Warna hijau yang sejukSuasana yang damai.” Siswa
103 menggunakan daya khayal cukup tinggi dan siswa juga kreatif. Secara
umum hampir semua puisi karya siswa mempunyai kecenderungan sama dengan ketiga puisi yang telah dipaparkan. Pada tahap pratindakan hingga
pascatindakan siklus II aspek pengimajian meningkat walaupun peningkatannya sedikit demi sedikit.
d. Aspek Ketepatan Diksi