17
3. Laba Bersih
dalam jutaan rupiah
Keterangan 31 Okt
31 Desember 2010
2009 2008
2007
Laba Bersih 11.281
11.106 6.052
4.218
Untuk periode 10 sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2010 Laba  bersih  Perseroan  untuk  periode  10  sepuluh  bulan  yang  berakhir  pada  tanggal  31  Oktober    2010
adalah sebesar  Rp 11.281 juta. Untuk  tahun  yang  berakhir  pada  tanggal  31  Desember  2009  dibandingkan  dengan  tahun  yang  berakhir
pada tanggal 31 Desember 2008 Laba  bersih  Perseroan  selama  tahun  2009  adalah  sebesar  Rp  11.106  juta,  mengalami  peningkatan
sebesar Rp 5.054 juta atau sebesar 83,51 dibanding dengan laba tahun sebelumnya sebesar Rp 6.052 juta. Meningkatnya laba bersih Perseroan disebabkan oleh meningkatnya pendapatan Perseroan sebesar
Rp 38.493 juta dari hasil pembiayaan konsumen dari tahun sebelumnya dan dari kenaikan beban usaha dapat di tekan hanya sebesar Rp 33.086 juta
Untuk  tahun  yang  berakhir  pada  tanggal  31  Desember  2008  dibandingkan  dengan  tahun  yang  berakhir pada tanggal 31 Desember 2007.
Laba bersih Perseroan selama tahun 2008 adalah sebesar Rp 6.052 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp 1.834 juta atau sebesar 43,48 bila dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya Rp 4.218 juta. Hal
ini disebabkan karena peningkatan pendapatan sebesar Rp 38.909 juta sebagai akibat dari penambahan pembiayaan konsumen sedangkan beban usaha hanya meningkat sebesar Rp 36.345 juta.
18
4. Pertumbuhan Aset, Kewajiban dan Ekuitas
4.1  Aset
dalam jutaan Rupiah
Uraian 31 Okt
31 Desember 2010
2009 2008
2007
Kas dan setara kas 8.631
6.987 16.231
3.153 Piutang pembiayaan konsumen –  bersih
726.726 589.258
323.693 190.062
Piutang lain-lain 3.280
3.204 1.379
2.354 Biaya dibayar dimuka
2.388 3.709
2.676 2.072
Beban tangguhan – bersih -
1.188 5.878
14.866 Aset pajak tangguhan – bersih
204 1.242
945 451
Aset tetap 8.707
7.260 8.695
6.009 Aset lain-lain
110 122
158 249
Jumlah Aset 750.046
612.970 359.655
219.216
Per tanggal 31 Oktober 2010 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2009. Saldo aset pada tanggal 31 Oktober 2010 adalah sebesar Rp 750.046 juta, mengalami peningkatan sebesar
Rp  137.076  juta  atau  sebesar  22,36  bila  dibandingkan  dengan  saldo  aset  tahun  sebelumnya  sebesar Rp 612.970 juta. Peningkatan tersebut disebabkan karena peningkatan piutang pembiayaan konsumen –
bersih.
Per tanggal 31 Desember 2009 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2008. Saldo  aset  Perseroan  pada  tanggal  31  Desember  2009  adalah  sebesar  Rp  612.970  juta,  mengalami
peningkatan  sebesar  Rp  253.315  juta  atau  sebesar  70,43  bila  dibandingkan  dengan  saldo  aset  tahun sebelumnya sebesar Rp 359.655 juta hal ini disebabkan karena peningkatan piutang pembiayaan konsumen
– bersih yang merupakan kontribusi dari pembiayaan baru yang meningkat pesat .
Per tanggal 31 Desember 2008 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2007. Saldo  aset  Perseroan  pada  tanggal  31  Desember  2008  adalah  sebesar  Rp  359.655  juta,  mengalami
peningkatan  sebesar  Rp  140.439  juta  atau  sebesar  64,06  bila  dibandingkan  dengan  saldo  aset  tahun sebelumnya  Rp  219.216  juta.  Peningkatan  tersebut  dikontribusi  oleh  piutang  pembiayaan  konsumen  di
mana  akun  tersebut  mengalami  kenaikan  sebesar  70,31  dari  tahun  lalu  sejalan  dengan  pembukaan cabang-cabang baru.
19
4.1.1 Kas dan Setara Kas
Per tanggal 31 Oktober 2010 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2009. Saldo  kas  dan  setara  kas  pada  tanggal  31  Oktober  2010  adalah  sebesar  Rp  8.631  juta,  mengalami
peningkatan sebesar Rp 1.644 juta atau sebesar 23,53  bila dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas tahun sebelumnya sebesar Rp 6.987 juta. Kenaikkan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya
saldo kas dari hasil penerimaan angsuran.
Per tanggal 31 Desember 2009 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2008. Saldo  kas  dan  setara  kas  Perseroan  pada  tanggal  31  Desember  2009  adalah  sebesar  Rp  6.987  juta,
mengalami penurunan sebesar Rp 9.244 juta atau sebesar 56,95  bila dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas tahun sebelumnya sebesar Rp 16.231 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh
penurunan penempatan dana di Bank.
Per tanggal 31 Desember 2008 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2007. Saldo  kas  dan  setara  kas  Perseroan  pada  tanggal  31  Desember  2008  adalah  sebesar  Rp  16.231  juta,
mengalami peningkatan sebesar Rp 13.078 juta atau sebesar 414,78  bila dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas tahun sebelumnya Rp 3.153 juta. Peningkatan tersebut disebabkan oleh karena Perseroan
mencadangkan dana kas dan setara kas untuk mengantisipasi kesulitan likuiditas.
4.1.2 Piutang pembiayaan konsumen – bersih
Per tanggal 31 Oktober 2010 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2009. Saldo piutang pembiayaan konsumen –  bersih pada tanggal 31 Oktober 2010 adalah sebesar Rp 726.726
juta,  mengalami  peningkatan  sebesar  Rp  137.468  juta  atau  sebesar  23,33  bila  dibandingkan  dengan saldo piutang pembiayaan konsumen –  bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 589.258 juta. Peningkatan
tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah pembiayaan konsumen Perseroan.
Per tanggal 31 Desember 2009 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2008. Saldo piutang pembiayaan konsumen –  bersih Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar
Rp 589.258 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp 265.565 juta atau sebesar 82,04 bila dibandingkan dengan  saldo  piutang  pembiayaan  konsumen  –  bersih  tahun  sebelumnya  sebesar  Rp  323.693  juta.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah pembiayaan konsumen Perseroan.
Per tanggal 31 Desember 2008 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2007. Saldo piutang pembiayaan konsumen –  bersih Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar
Rp 323.693 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp 133.631 juta atau sebesar 70,31 bila dibandingkan dengan saldo piutang pembiayaan konsumen –  bersih tahun sebelumnya Rp 190.062 juta. Peningkatan
tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah pembiayaan konsumen Perseroan.
4.1.3 Aset tetap
Per tanggal 31 Oktober 2010 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2009. Saldo  aset  tetap  pada  tanggal  31  Oktober  2010  adalah  sebesar  Rp  8.707  juta,  mengalami  peningkatan
sebesar Rp 1.447 juta atau sebesar 19,93 bila dibandingkan dengan saldo aset tetap tahun sebelumnya sebesar Rp 7.260 juta. Peningkatan tersebut disebabkan karena kenaikkan peralatan  kantor dan kendaraan
selama tahun 2010.
Per tanggal 31 Desember 2009 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2008. Saldo  aset  tetap  Perseroan  pada  tanggal  31  Desember  2009  adalah  sebesar  Rp  7.260  juta,  mengalami
penurunan sebesar Rp 1.435 juta atau sebesar 16,50 bila dibandingkan dengan saldo aset tetap tahun sebelumnya sebesar Rp 8.695 juta hal ini disebabkan karena habisnya masa manfaat atas sebagian aset
tetap dan depresiasi aset tetap tahun berjalan.
Per tanggal 31 Desember 2008 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2007. Saldo  aset  tetap  Perseroan  pada  tanggal  31  Desember  2008  adalah  sebesar  Rp  8.695  juta,  mengalami
peningkatan sebesar Rp 2.686 juta atau sebesar 44,70 bila dibandingkan dengan saldo aset tetap tahun sebelumnya Rp 6.009 juta. Peningkatan tersebut dikontribusi oleh kenaikkan peralatan kantor dan kendaraan
sejalan dengan penambahan jumlah cabang selama tahun 2008.
20
4.2.  Kewajiban
dalam jutaan Rupiah
Uraian 31 Okt
31 Desember 2010
2009 2008
2007
Pinjaman Bank 588.476
468.264 242.004
105.477 Hutang penyalur kendaraan
10.288 11.801
867 1.925
Hutang premi asuransi 1.644
1.782 148
663 Biaya yang masih harus dibayar
9.745 6.204
2.835 2.817
Hutang pajak 854
1.077 1.545
2.753 Hutang lain – lain
4.777 1.552
1.633 1.711
Penyisihan imbalan kerja karyawan 2.354
1.662 1.102
400 Pinjaman Subordinasi
- -
- 8.000
Jumlah Kewajiban 618.138
492.342 250.134
123.746
Per tanggal 31 Oktober 2010 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2009. Saldo kewajiban pada tanggal 31 Oktober 2010 adalah sebesar Rp 618.138 juta, mengalami peningkatan
sebesar Rp 125.796 juta atau sebesar 25,55 bila dibandingkan dengan saldo kewajiban tahun sebelumnya sebesar Rp 492.342 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan pinjaman bank seiring dengan
pertumbuhan pembiayaan Perseroan.
Per tanggal 31 Desember 2009 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2008. Saldo kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 492.342 juta, mengalami
peningkatan sebesar Rp 242.208 juta atau sebesar 96,83 bila dibandingkan dengan saldo kewajiban tahun sebelumnya sebesar Rp 250.134 juta pada tanggal 31 Desember 2008. Kenaikan ini terutama disebabkan
oleh kenaikan pinjaman bank seiring dengan pertumbuhan pembiayaan Perseroan.
Per tanggal 31 Desember 2008 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2007. Saldo kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp 250.134 juta, mengalami
peningkatan  sebesar  Rp  126.388  juta  atau  sebesar  102,14  bila  dibandingkan  dengan  saldo  kewajiban tahun  sebelumnya  sebesar  Rp  123.746  juta.  Kenaikan  ini  terutama  disebabkan  oleh  kenaikan  pinjaman
bank seiring dengan pertumbuhan pembiayaan Perseroan.
4.2.1 Pinjaman Bank
Per tanggal 31 Oktober 2010 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2009. Saldo pinjaman bank pada tanggal 31 Oktober 2010 adalah sebesar Rp 588.476 juta, mengalami peningkatan
sebesar  Rp  120.212  juta  atau  sebesar  25,67  bila  dibandingkan  dengan  saldo  pinjaman  bank  tahun sebelumnya sebesar Rp 468.264 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan pembiayaan
Perseroan.
Per tanggal 31 Desember 2009 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2008. Saldo  pinjaman  bank  Perseroan  pada  tanggal  31  Desember  2009  adalah  sebesar  Rp  468.264  juta,
mengalami  peningkatan  sebesar  Rp  226.260  juta  atau  sebesar  93,49  bila  dibandingkan  dengan  saldo pinjaman  bank  tahun  sebelumnya  sebesar  Rp  242.004  juta.  Kenaikan  ini  terutama  disebabkan  oleh
pertumbuhan pembiayaan Perseroan.
Per tanggal 31 Desember 2008 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2007. Saldo  pinjaman  bank  Perseroan  pada  tanggal  31  Desember  2008  adalah  sebesar  Rp  242.004  juta,
mengalami peningkatan sebesar Rp 136.527 juta atau sebesar 129,44 bila dibandingkan dengan saldo pinjaman  bank  tahun  sebelumnya  Rp  105.477  juta.  Peningkatan  tersebut  seiring  dengan  pertumbuhan
pembiayaan konsumen Perseroan.
21
4.3.  Ekuitas
dalam jutaan Rupiah
Uraian 31 Okt
31 Desember 2010
2009 2008
2007
Modal dasar, ditempatkan dan disetor 108.000
108.000 108.000
100.000 Saldo laba deisiensi
23.908 12.628
1.521 4.530
Jumlah Ekuitas 131.908
120.628 109.521
95.470
Per tanggal 31 Oktober 2010 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2009. Saldo  ekuitas  pada  tanggal  31  Oktober  2010  adalah  sebesar  Rp  131.908  juta,  mengalami  peningkatan
sebesar Rp 11.280 juta atau sebesar 9,35 bila dibandingkan dengan saldo ekuitas dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 120.628 juta. Peningkatan ini disebabkan karena laba selama Januari sd Oktober 2010
Per tanggal 31 Desember 2009 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2008. Saldo  ekuitas  Perseroan  pada  tanggal  31  Desember  2009  adalah  sebesar  Rp  120.628  juta,  mengalami
peningkatan sebesar Rp 11.107 juta atau sebesar 10,14 bila dibandingkan dengan saldo ekuitas tahun sebelumnya sebesar Rp 109.521 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh karena perolehan
laba Perseroan tahun 2009.
Per tanggal 31 Desember 2008 dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2007.
Saldo  ekuitas  per  tanggal  31  Desember  2008  adalah  sebesar  Rp  109.521  juta,  mengalami  peningkatan sebesar Rp 14.051 juta atau 14,72 bila dibandingkan dengan saldo ekuitas tahun sebelumnya sebesar
Rp 95.470 juta. Kenaikan ini terutama disebabkan adanya peningkatan modal disetor oleh PT HD Corpora sebesar Rp 8.000 juta dan perolehan laba tahun 2008 sebesar Rp 6.051 juta.
5. Likuiditas dan Sumber Pendanaan
Likuiditas dalam Perseroan pembiayaan merupakan sebuah gambaran dan kemampuan Perseroan dalam hal mengelola perputaran arus kas dalam jangka pendek yang terdiri dari arus kas masuk ataupun arus kas
keluar.
Arus  kas  masuk  Perseroan  yang  utama  diperoleh  dari  penerimaan  angsuran  pembiayaan  konsumen, pinjaman  bank  atas  pembiayan  konsumen  baru.  Arus  kas  keluar  Perseroan  yang  utama  adalah  untuk
membayar transaksi pembiayaan konsumen kepada dealer dan membayar angsuran yang menjadi porsi dari pembiayaan bersama dengan bank serta membayar beban usaha dan pajak penghasilan Perseroan.
Sumber  pendanaan  Perseroan  pada  tanggal  31  Oktober  2010  berasal  dari  pinjaman  bank  sebesar Rp 456.729 juta, pinjaman rekening koran sebesar Rp 15.292 juta dan pembiayaan bersama dengan bank
sebesar Rp 116.455 juta.
6. Analisa Arus Kas