89
D. TINGKAT KESEHATAN PERSEROAN
Sesuai dengan Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84PMK.0122006 tanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, Perseroan telah memenuhi tingkat kesehatan perusahaan pembiayaan sebagaimana
dipersyaratkan dalam Salinan Peraturan Menteri Keuangan tersebut. Pemenuhan tingkat kesehatan terdiri atas :
Keterangan Status
Catatan
Modal disetor minimum Memenuhi ketentuan
Modal disetor Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2010 adalah sebesar Rp 108 miliar telah sesuai dengan syarat
modal disetor minimum Rp 100 miliar untuk perusahaan swasta nasional atau patungan
Modal sendiri minimum Memenuhi ketentuan
Modal sendiri Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2010 adalah 122,14 dari modal disetor, ini jauh di atas syarat
minimum modal sendiri yaitu sebesar 50 dari modal disetor
Pembatasan jabatan untuk Direktur Memenuhi ketentuan Berdasarkan dokumen dan data yang ada pada tanggal
31 Oktober 2010, perusahaan telah memenuhi syarat pembatasan jabatan untuk Direktur, karena tidak ada
Direktur Perusahaan yang merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lain atau tidak menjadi komisaris lebih dari 1
Satu perusahaan pembiayaan lain.
Pembatasan jabatan untuk Komisaris Memenuhi ketentuan Berdasarkan dokumen dan data yang ada pada tanggal
31 Oktober 2010, perusahaan telah memenuhi syarat pembatasan jabatan untuk Komisaris, karena dari seluruh
anggota Dewan Komisaris Perusahaan tidak ada yang merangkap jabatan di lebih dari 3 Tiga perusahaan
pembiayaan lain.
Jumlah minimum piutang pembiayaan Memenuhi Ketentuan
Jumlah piutang pembiayaan perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2010, adalah sebesar 96,89 dari jumlah aset,
masih di atas syarat minimum jumlah piutang pembiayaan yang harus dimiliki yaitu sekurang-kurangnya 40 dari
jumlah aset.
Jumlah pinjaman dibanding modal sendiri Memenuhi ketentuan
Jumlah pinjaman yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2010, hanya sebesar 4,46 kali dari modal sendiri,
masih jauh di bawah syarat maksimum jumlah pinjaman dibandingkan modal sendiri dan pinjaman subordinasi
dikurangi penyertaan yaitu maksimum 10 kali, baik untuk pinjaman luar negeri maupun dalam negeri
E. PROSPEK USAHA PERSEROAN
Sesuai dengan misi Perseroan, kegiatan usaha Perseroan ditujukan untuk membiayai kendaraan bermotor. Saat ini Perseroan masih fokus pada pembiayaan sepeda motor, dengan mempertimbangkan tingkat penjualan sepeda motor
di Indonesia setiap tahun menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Selain itu peningkatan pendapatan masyarakat yang ditunjang oleh stabilitas ekonomi dan sosial politik yang semakin kondusif akan terus mendorong pertumbuhan
penjualan sepeda motor di Indonesia. Hal ini akan menjadi peluang bagi pertumbuhan usaha Perseroan.
Tingginya pertumbuhan penjualan sepeda motor yang didukung oleh besarnya permintaan pembiayaan untuk pembelian sepeda motor menjadi dua faktor utama yang membuat Perseroan optimis akan kelangsungan usahanya
kedepan.
Perkembangan Industri Sepeda Motor di Indonesia
Pertumbuhan penjualan sepeda motor menunjukkan prospek pertumbuhan yang sangat baik dan tren menunjukkan pertumbuhan akan tetap berlanjut pada tahun-tahun mendatang. Berikut ini merupakan graik perkembangan penjualan
sepeda motor dari tahun 2005 sampai dengan bulan Oktober 2010 yang dikeluarkan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia AISI.
90
sumber: AISI, Nopember 2010
Dari tabel diatas, terlihat selama 3 tahun terakhir dari tahun 2008 – 2010 penjualan sepeda motor mengalami pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2009 penjualan sepeda motor mengalami penurunan sebesar 5,9 dibandingkan dengan
tahun 2008, hal ini disebabkan oleh adanya krisis ekonomi global. Sampai dengan bulan Oktober 2010, penjualan sepeda motor sudah melampaui penjualan sepeda motor pada tahun 2009. Proyeksi penjualan selama tahun 2010
adalah sebesar 7,3 juta unit. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 25 dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan informasi dari AISI sumber: Koran Kontan, 3 Desember 2010, bahwa penjualan sepeda motor di tahun
2011 diperkirakan mencapai 8,22 juta unit atau meningkat sebesar 10.
Pertumbuhan penjualan sepeda motor di indonesia memiliki prospek yang baik karena faktor-faktor sebagai berikut :
- Kondisi pelayanan transportasi umum yang belum memadai baik di daerah perkotaan ataupun pedesaan
menyebabkan masyarakat merasa perlu memiliki kendaraan pribadi. -
Masyarakat dikota-kota besar lebih memilih memakai sepeda motor dibandingkan dengan mobil karena lebih eisien mengingat kondisi lalulintas yang sangat padat.
- Sepeda motor menjadi alternatif sarana transportasi yang lebih ekonomis dikarenakan tingginya harga bahan
bakar minyak dan naiknya tarif angkutan umum. -
Semakin meningkatnya permintaan sepeda motor di kota kecil merupakan salah satu imbas dari bertambahnya jumlah jalan baru yang dibangun oleh pemerintah daerah.
- Penggunaan sepeda motor untuk menunjang usaha konsumen dalam meningkatkan penghasilan.
Berikut merupakan tabel penjualan sepeda motor berdasarkan merek mulai dari tahun 2005 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2010:
Keterangan 31 Des
31 Okt 2005
2006 2007
2008 2009
2010 Jumlah
Unit Jumlah
Unit Jumlah
Unit Jumlah
Unit Jumlah
Unit Jumlah
Unit
Honda 2.648.190
52,19 2.340.168
52,86 2.141.015
45,67 2.874.576
46,25 2.701.278
46,16 2.894.420
46,64 Yamaha
1.224.595 24,13
1.458.561 32,95
1.833.506 39,11
2.465.546 39,67
2.650.992 45,30
2.782.541 44,84
Suzuki 1.091.962
21,52 568.041
12,83 637.031
13,59 793.758
12,77 438.129
7,49 440.995
7,11 Kawasaki
74.128 1,46
33.686 0,76
38.134 0,81
44.690 0,72
58.150 0,99
68.292 1,10
Lain-lain 35.329
0,70 26.379
0,60 38.577
0,82 37.295
0,60 3.413
0,06 19.129
0,31
Jumlah 5.074.204
100,00 4.426.835
100,00 4.688.263
100,00 6.215.865
100,00 5.851.962
100,00 6.205.377
100,00
sumber:AISI, Nopember 2010
91 Berdasarkan tabel diatas mulai dari tahun 2005 sampai dengan 31 Oktober 2010, penjualan sepeda motor di Indonesia
berdasarkan merek didominasi oleh sepeda motor merek Honda dan Yamaha dengan rata-rata penjualan diatas 80- 90.
Perkembangan Industri pembiayaan Sepeda Motor Indonesia.
Perkembangan industri pembiayaan sepeda motor terkait erat dengan perkembangan industri sepeda motor dan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, pertumbuhan penjualan sepeda motor Indonesia yang sangat pesat selama
beberapa tahun terakhir menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan industri pembiayaan, terutama sepeda motor.
Keinginan masyarakat untuk memiliki sepeda motor baru ataupun bekas masih sangat tinggi, akan tetapi kemampuan atau daya beli konsumen untuk membeli motor secara tunai masih sangat rendah menjadi salah satu faktor utama
yang mendorong pertumbuhan industri pembiayaan sepeda motor. Berdasarkan data pada bulan Oktober 2010, Penjualan sepeda motor secara kredit mencapai ±80 dari total keseluruhan penjualan sepeda motor di Indonesia.
Pada kuartal III 2010, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia APPI mencatat terjadi jumlah kontrak perjanjian industri pembiayaan sebesar 14,3 juta atau naik sebesar lebih dari 15 jika dibandingkan dengan periode sebelumnya
yang hanya mencapai 12,4 juta kontrak.
Besarnya potensi pasar sepeda motor juga menyebabkan ketatnya tingkat persaingan di sektor pembiayaan sepeda motor. Hal ini terbukti dengan semakin mudahnya masyarakat memperoleh pembiayaan sepeda motor baik sepeda
motor baru maupun sepeda motor bekas, proses kredit yang cepat serta maraknya jumlah bank dan lembaga pembiayaan yang menawarkan kredit sepeda motor.
92
BAB IX. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang angka-angkanya diambil dari laporan keuangan Perseroan untuk periode 10 sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2010 dan untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, 2008, 2007, 2006 dan 2005. Laporan keuangan untuk periode 10 sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2010 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Purwantono, Suherman Surja dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko Sandjaja sekarang Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman
Surja dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008, 2007 dan 2006 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari Rekan, serta untuk tahun 2005 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono dan Rekan, seluruhnya menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan auditor tertanggal 17 Maret 2011 atas laporan keuangan per 31 Oktober 2010 memuat paragraph penjelasan
mengenai penerapan PSAK No. 50 Revisi 2006, “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 Revisi 2006, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan
secara prospektif. Laporan keuangan Perseroan disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
NERACA
dalam jutaan Rupiah
Uraian 31 Okt
31 Desember 2010
2009 2008
2007 2006
2005 ASET
Kas dan setara kas 8.631
6.987 16.231
3.153 1.253
221 Piutang pembiayaan konsumen - bersih
726.726 589.258
323.693 190.062
96.746 20.855
Piutang lain-lain 3.280
3.204 1.379
2.354 1.456
259 Biaya dibayar dimuka
2.388 3.709
2.676 2.072
750 172
Beban tangguhan - bersih -
1.188 5.878 14.866
2.186 -
Aset pajak tangguhan - bersih 204
1.242 945
451 50
- Aset tetap
8.707 7.260
8.695 6.009
4.766 1.882
Aset lain-lain 110
122 158
249 1.339
1.892
Jumlah Aset 750.046
612.970 359.655
219.216 108.546
25.281 KEWAJIBAN
Pinjaman Bank - Pihak Ketiga 588.476
468.264 242.004
105.477 53.396
- Hutang penyalur kendaraan
10.288 11.801
867 1.925
1.182 1.142
Hutang premi asuransi 1.644
1.782 148
663 472
132 Biaya masih harus dibayar
9.745 6.204
2.835 2.817
1.307 380
Hutang pajak 854
1.077 1.545
2.753 629
37 Hutang lain-lain
4.777 1.552
1.633 1.711
2.187 668
Penyisihan imbalan kerja karyawan 2.354
1.662 1.102
400 121
- Kewajiban pajak tangguhan - bersih
- -
- -
- 50
Pinjaman subordinasi -
- -
8.000 8.000
8.000
Jumlah Kewajiban 618.138
492.342 250.134
123.746 67.294
10.409