2. Pembahasan Data PelaksanaanPembelajaran dengan menerapkan
Model
Role Playing
untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Jasa dan Peranan Tokoh Di Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran terbagi kedalam tiga tahapan, yaitu kegaiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Di bawah ini merupakan
penjabaran pelaksanaan pembelajara secara umum pada setiap siklus. a.
Kegiatan Awal Pembelajaran Pada tahap pelaksanaan pembelajaran dalam indikator kegiatan awal, guru
membuka kegiatan pembelajaran dengan mengkondisikan siswa agar siap belajar, setelah itu guru mengecek kehadiran siswa, guru mengucapkan salam dan
membimbing siswa untuk berdo‟a, mengabsen kehadiran siswa melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi IPS dengan materi yang sebelumnya dan
mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa,Apersepsi dilakukan untuk membuka pengetahuan atau pemahaman awal siswa, dan bertujuan untuk menjadi
alat bagi guru mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan diajarkan.
Setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu :
MelaluiPenerapan Model
Role Playing
siswadapat : a
Menjelaskan peristiwa penting yang terjadi di sekitar proklamasi dengan benar.
b Mengurutkan garis waktu tentang tahapan peristiwa menjelang proklamasi
dengan benar. c
Mengkategorikan contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan dengan benar.
Selanjutnya guru memaparkan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa agar bisa
lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran kali ini. b.
Kegiatan Inti Pelaksanaan Kegiatan belajar mengajar dimulai dengan siswa dibagi menjadi tiga
kelompok masing-masing kelompok beranggotakan enam sampai tujuh orang dengan memperhatikan komposisi dari setiap kelompok yang mewajibkan dalam
satu kelompok itu harus bercampur antara laki-laki dan perempuan
Heterogen.
Selanjutnya guru mengintruksikan siswa secara berkelompok untuk menafsirkan deskripsi proklamasi yang telah diberikan melalui rangkuman materi yang telah
didesain dalam bentuk naskah drama serta
slide
yang ditampilkan melalui infokus. Setelah itu guru menjelaskan aturan permainan
Role Playing
, menjelaskan secara rinci materi jasa dan peranan tokoh di sekitar proklamasi kemerdekaan,
mengindentifikasi masalah yang diangkat terkait dengan materi proklamasi yang telah diberikan kepada semua siswa pada masing-masing kelompok. Setelah
selesai siswa secara berkelompok dengan bimbingan guru memilih dan memilah perwakilan kelompoknya untuk menjadi pemeran.
Setelah pemilihan siswa yang berperan sebagai pemeran selesai selanjutnya masing-masing siswa yang bertugas sebagai pemeran memisahkan
diri dengan cara maju ke depan kelas untuk mengatur serangkaian peristiwa- peristiwa proklamasi, mempelajari setiap situasi-situasi yang terjadi dalam proses
pemeranan serta siswa mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Pada kelompok yang bertugas sebagai observer atau pengamat guru memberikan
lembar observasi yang berupa LKS dengan memberikan penjelasan-penjelasan secara rinci dan sederhana untuk mengisi lembar LKS sesuai dengan petunjuk
yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa LKS. Selanjutnya bagi kelompok pemeran siswa diberikan beberapa waktu
untuk melakukan simulasi proses pemeranan dengan bimbingan guru serta masukan-masukan dari siswa lain terhadap kekurangan-kekurangan pada saat
pementasan bermain drama. Secara bersama-sama siswa dan guru melakukan evaluasi dan refleksi terhadap kekurangan-kekurangan pada saat simulasi bermain
drama dan memberikan perbaikan-perbaikan yang dapat memudahkan observer mangamati dan mencerna isi dari pementasan drama tersebut. Kemudian
kelompok pemeran mulai melakukan pemantapan bermain drama secara bersama- sama, percaya diri, dan penuh tanggung jawab, kepada siswa yang bertugas
sebagai observer guru mulai membimbing apa-apa saja yang perlu dicantumkan dan dituliskan pada lembar observasi atau LKS yang nantinya akan dipresentasi
dengan percaya diri, bekerja sama dan bertanggung jawab setelah pementasan drama selesai.
Untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa proklamasi dan menghubungkan segala sesuatunya kedalam kehidupan nyata guru
menjelaskan apa-apa saja yang bisa kita lakukan untuk menghormati jasa para pahlawan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Siswa sangat bersemangat ketika
melakukan pemeranan dan melakukan pengamatan serta tanya jawab seputar nilai-nilai yang perlu kita lakukan untuk menghormati para pahlawan. Walaupun
begitu, masih ada kekurangan pada tahap ini yaitu masih ada siswa yang salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyan dari guru yang terdapat pada lembar kerja
siswa. Dan yang guru lakukan pada waktu itu adalah membetulkan jawaban siswa yang masih salah sehingga tidak menimbulkan kesalah kriteria tentang materi
yang telah diajarkan. Setelah semuanya selesai, guru memberikan pujian kepada seluruh kelompok yang telah mempresentasikan hasil jawabannya.
Peningktan hasil belajar pada materi jasa dan peranan tokoh di sekitar proklamasi kemerdekaan tidak lepas dari penerapan model
Role Playing
yang efektif dan efisien, dalam kaitanya dengan sebuah pencapaian hasil belajar
penciptaan model sosial
Role Playing
ini adalah memiliki tujuan. Adapun tujuan model
Role Playing
menurut Hamalik 2001, hlm.212ini adalah : 1
Untuk menambah rasa percaya diri dan kemampuan pelajar melalui partisipasi belajar aktif berlawanan dengan belajar pasif
2 Untuk menciptakan interaksi sosial yang positif guna memperbaiki
hubungan sosial dalam kelas. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
model
Role Playing
mencakup berbagai aspek bukan hanya sekedar dari sisi kognitifnya saja atau hasil belajar secara kuantitatif tetapi tujuan
urgent
yang dapat ditmbulkan dari model
Role Playing
itu sendiri melibatkan nilai, prilaku, karakter, perasaan peserta didik,
skill
pemecahan masalah dan model ini mampu menciptakan kejadian yang terdahulu menjadi lebih nyata dan bermakna. Namun
tujuan tersebut tidak akan di dapat apabila pada pelaksanaanya guru tidak dapat memeprsiapkan secara matang dan terencana karena pada dasarnya model ini
memiliki kekurangan yang harus setiap guru minimalisir. Menurut Mukrima 2014, hlm. 150 Kelemahan metode
role palying
antara lain: 1
Metode bermain peranan memerlukan waktu yangrelatif
panjangbanyak
2 Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru
maupun murid. Dan ini tidaksemua guru memilikinya. 3
Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeranmerasa malu untuk memerlukan suatu adegantertentu.
4 Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermainpemeran mengalami
kegagalan, bukan saja dapatmemberi kesan kurang baik, tetapi sekaligusberarti tujuan pengajaran tidak tercapai
5 Tidak semua materi pelajaran dapat disajikanmelalui metode ini
Kelemahan tersebut tentu saja bisa kita tegas dengan berbagai cara, tergantung bagaimana cara kita menanggapinya, namun yang terpenting yang
perlu di perhatikan dalam melaksanakan model ini adalah perencanaan yang matang dan kesiapan seorang guru untuk berperan aktif sebgai pembimbing dan
fasilitator dalam sebuah “kelas‟. c.
Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dengan membahas kembali
materi yang telah diajarkan karena takut ada siswa yang belum mengerti materi yang telah diajarkan sekaligus membetulkan pemahaman siswa yang masih salah.
Setelah selesai melakukan refleksi guru memberikesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran. Kemudian guru dan siswa lain menanggapi
dengan baik semua kesimpulan yang dikemukakan salah satu siswa. Selanjutnya menyimpulkan materi pembelajaran bersama-sama. Setelah menyimpulkan siswa
secara acak ditanya kesan-kesan apa saja yang telah di dapat pada pembelajaan kali ini, terakhirnya guru melakukan umpan balik terhadap apa yang telah
disampaikan pada pembelajaran kali ini. Setelah dirasa cukup, guru langsung melakukan evaluasi dengan membagikan lembaran soal kepada setiap siswa. dan
siswa mengerjakannya dengan sendiri-sendiri. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa efektifnya pembelajaran, seberapa besar pemahaman siswa,
dan ukur mengukur hasil belajar siswa. Simpulan yang dapat di ambil dari pembahasan pelaksanaan pembelajaran
dengan manggunkan model
Role Playing
bahwa proses pembelajaran yang baik harus mencakup kegiatan inti yang melibatkan peran aktif siswa sebagai subjek
pembelajaran sehingga siswa dapat memiliki pengalaman belajar, hal itu sesuai dengan pendapat
Gagne dalam Purwanto, 1990, hlm. 84 bahwa „belajar adalah sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat
dari pengalaman‟. Dari pemaparan penyataan tersebut jelas bahwa perubahan
tingkah laku seseorang merupakan akibat dari adanya pengalaman langsung yang dirasakan pembelajar yang telah melakukan aktivitas belajar.Dari aktivitas siswa
sebagai pemeran atau sebagai pengamat tersebut peneliti berharapa bisa memberikan kesan yang baik serta menanamkan nilai sosial yang kaitanya dengan
sifat tanggung jawab, percaya diri dan kerjasama dalam diri siswa. Oleh karenanya, peneliti mengharapkan dari pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilakukan baik pada siklus I, siklus II, dan siklus III bisa bermanfaat bagi siswa sendiri maupun oranglain.
Kebutuhan akan peningkatan aktivitas siswa dalam setiap proses pembelajaran tidak terlepas dari peran penting guru sebagai fasilitator dan
pembimbing siswa di kelas, tugas guru tersebut terangkum dalam kinerja guru pada tahap pelaksanaan. Pada siklus I kinerja guru pada tahap pelaksanaan
memiliki kekurangan hal itu dapat dilihat dari adanya indikator yang belum mencapai target indikator tersebut adalah tahap memilih partisipan, tahap
menyiapkan peneliti, tahap memerankan, tahap diskusi dan evaluasi, dan tahap menutup pembelajaran. Sehingga pada siklus I guru hanya mendapatkan
persentasi akumulatif sebesar 85. Pada siklus II kinerja guru mengalami peningatan yang cukup sikgnifikan karena banyaknya perbaikan-perbaikan yang
dilakukan guru untuk mengoptimalkan pembelajaran, namun perbaikan tersebut masih kurang optimal karena guru hanya mendapatkan persentase akumulatif
sebesar 96 meksipun telah mencapai target yang dirtentukan namun masih ada yang harus diperbaiki pada indikator memilih partisipan dan menyiapkan peneliti.
Perbaikan-perbaikan terus dilakukan sehingga pada siklus III kinerja guru mencapai persentase 97 dan telah mencapai target awal sebesar 95.
3. Pembahasan Aktivitas Siswa Pada Saat Pembelajaran dengan