tercapai dan terlaksana sesuai dengan perencanaan pembelajaran La Iru dan La Ode 2012:4.
Teknik pembelajaran menurut Gerlach dan Ely dalam Hamzah B Uno, 2009: 2 mengartikan teknik sebagai jalan, alat, atau media yang digunakan oleh
guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai. Teknik secara harfiah juga diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengaplikasikan dan mempraktikkan suatu metode.
2.3 Model Pembelajaran Berkirim Salam dan Soal
Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal
Made Wena: 2009 : 2. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara
optimal. Dengan kata lain pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif dan efisien.
Model pembelajaran berkirim salam dan soal merupakan model pembelajaran kooperatif dengan metode struktural, dimana pembelajaran
kooperatif Cooperative learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi
belajar untuk
mencapai tujuan
belajar Sugiyanto:2010:37. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
sadar dan sengaja mengembangkan inovatif yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan,
sebagai latihan hidup masyarakat.
Pendapat – pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif mengacu kepada metode pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu mempelajari materi
pelajaran. Dalam kelas kooperatif setiap siswa diharapkan untuk saling membantu, berdiskusi, berdebat, saling menilai pengetahuan terbaru, dan mengisi
kelemahan masing – masing.
Adapun keuntungan penggunaan model pembelajaran kooperatif menurut sugiyanto 2010 : 43, diantaranya sebagai berikut :
1. Meningkatakan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
informasi, pelaku sosial, dan pandangan – pandangan.
3. Memudahkan siswa melakukan penyesuian sosial.
4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan
komitmen. 5.
Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois. 6.
Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa. 7.
Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekan.
8. Meningkatkan rasa saling percaya pada sesama manusia.
9. Meningkatakan kemampuan memandang masalah dan situasi dari dari
berbagai perspektif. 10.
Meningkatakan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis kelas sosial, agama dan orientsi tugas.
Model pembelajaran berkirim salam dan soal memberi siswa kesempatan untuk melatih kemampuan berpikir kreatif, memberi siswa kesempatan untuk
melatih pengetahuan dan keterampilan mereka. Siswa membuat pernyataan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab
pertanyaan yang dibuat oleh teman – teman sekelasnya Sugiyanto, 2010 : 51.
Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan menjelang tes ujian. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia dini. Adapun langkah – langkah teknis dalam menerapakan model
pembelajaran berkirim salam dan soal : 1.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, yang setiap kelompok beranggotakan lima sampai enam siswa dan setiap kelompok ditugaskan
untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain. Guru bisa mengawasi dan membantu memilih soal
– soal yang cocok. 2.
Kemudian, masing – masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan salam dan soal dari kelompoknya salam kelompok yang
bisa disertai dengan sorak kelompok. 3.
Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain. 4.
Setelah selesai, jawaban masing – masing kelompok dicocokkan dengan jawaban kelompok dengan kelompok yang membuat soal.
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif Dengan Kelompok Belajar Konvensional
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional
adanya saling
ketergantungan positif,saling membantu dan saling
memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.
Guru sering membiarkan danya siswa yang mendominasi kelompok
atau menggantungkan diri pada kelompok.
Adanya akuntabilitas individu yang mengukur penguasaanmateri pelajaran
tiap anggota kelompok dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil
belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.
Akuntabilitas individu sering di abaikan sehingga tugas
– tugas sering diborong oleh salah satu
seorang anggota kelompok sedang anggota kelompok lainya hanya
“mendompleng”
keberhasilan “pemborong”.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, etnik dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuandan siapa yang dapat memberikan bantuan.
Kelompok belajar
biasanya homogen.
Pimpinan kelompok dipilih secara demokrasi
atau bergilir
untuk memberikan pengalaman pemimpin
bagi anggota kelompok. Pemimpin
kelompok sering
ditentukan sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan
untuk memilih
kelompoknya dengan cara masing
– masing. Keterampilan sosial yang diberikan
dalam bekerja gotong – royong seperti
kepemimpinan, kemampuan
komunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung
diajarkan. Keterampilan sosial sering tidak
langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan
pemantulan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi
masalah dalam bekerja sama dalam anggota kelompok.
Pemantulan melalui observasi dan intervesi tidak sering dilakukan
oleh guru
pada saat
belajar kelompok sedang berlangsung.
Guru memperhatiakn secara proses kelompok
yang terjadi
dalam kelompok
– kelompok belajar. Guru sering tidak memperhatikan
proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok – kelompok
belajar. Penekanan
tidak hanya
pada penyelesaian
tugas tetapi
juga hubungan interpersonal hubungan
antar pribadi yang saling saling menghargai
Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.
Sumber : Killen Dalam La Iru Danla Ode : 2012 : 51
2.4 Berpikir kreatif