Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

82 4.2.4. Uji Asumsi Klasik 4.2.4.1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat normalitas model regresi. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan kurva normal p-p plot, yaitu apabila titik-titik pada kurva menyebar dan mengikuti garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil grafik normal p-plots dapat dilihat sebagai berkut Lampiran 7, normal p-plots: 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b Dependent Variable: Kinerja Karyawan Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Gambar 4.1 Grafik Normalitas p-p plots Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Grafik normal p-plots memperlihatkan, semua titik-titik pada grafik berhimpit dan mengikuti garis diagonal sehingga dapat disimpulkan model regresi berdistribusi normalitas. 83

4.2.4.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada model regresi berganda variance nilai residual bersifat sama atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan media grafik scatterplot, apabila grafik tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Hasil grafik scatterplot dapat dilihats sebagai berikut Lampiran 8, Grafik Scatter Plot. : 1 -1 -2 Regression Standardized Predicted Value 4 2 -2 -4 R eg ressi o n S tu d en ti z ed R esi d u al Dependent Variable: Kinerja Karyawan Scatterplot Gambar 4.2 Grafik Scatter Plot Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik tidak bisa membentuk pola tertentu yang jelas dan titik-titik tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. 84

4.2.4.3. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan bahwa diantara variabel independen tidak terjadi korelasi yang kuat atau terjadi masalah multikolinearitas. Untuk melihat terjadi atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai tolerance dan VIF, yaitu apabila nilai tolerance di atas 0,1 dan VIF di bawah 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil nilai tolerance dan VIF masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel berikut ini Lampiran 10, tabel Coefficient, kolom Colinearity Statistics,: Tabel 4.48 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Keterangan Budaya Kerja 0,169 5,911 Tidak terjadi multikolinearitas Kepuasan Kerja 0,169 5,911 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Berdasarkan dari nilai tolerance dan VIF masing-masing variabel independen terlihat bahwa nilai tolerance masing-masing variabel di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, dengan demikian antara variabel budaya kerja dan kepuasan kerja tidak terjadi multikolinearitas.

4.2.4.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autukorelasi. 85 Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-Watson DW dalam tabel Durbin-Watson d, yaitu dengan tingkat signifikansi 0,05, kemudian cari K variabel bebas = 2 dan kolom n sampel pada angka 55, sehingga diperoleh d l = 1,49 dan d U = 1,64 Lampiran 9, Tabel Durbin Watson. Suatu model regresi tidak terjadi autokorelasi bila hasil Durbin Watson DW berkisar antara d U – 4 – d U atau 1,64 sampai dengan 4 – 1,64 diperoleh angka 2,36, sehingga apabila hasil Durbin Watson DW antara 1,64 – 2,36, maka tidak terjadi autokorelasi. Nilai Durbin Watson pada penelitian ini sebesar 1,835 Lampiran 10, Hasil Durbin Watson, karena 1,835 terletak di antara 1,64 – 2,36, maka pada model regresi tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi juga dapat digambarkan seperti pada grafik berikut ini : Gambar 4.3 Hasil Uji Autokorelasi

4.2.5. Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

1 65 117

Studi Komparatif Peran Koperasi Simpan Pinjam Bina Bersama dan BMT Insani Dalam Pengembangan UMK di Kota Padangsidimpuan

1 49 107

Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam BMT Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah Di Kota Padangsidimpuan.

9 105 81

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN PENGELOLAAN KOPERASI SIMPAN PINJAM / UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA MELALUI KEPUASAN KERJA (Studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam Koperasi diKabupaten Jemb

0 42 19

PENGARUH PELATIHAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM Pengaruh Pelatihan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja KaryawanPada Koperasi Simpan Pinjam Dana Amanah Karanganyar.

0 7 16

PENGARUH KEPUASAN KERJA, MOTIVASI KERJA DAN SELF ESTEEM TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja Dan Self Esteem Terhadap Kinerja Karyawan ( Studi Kasus Pada Koperasi Simpan Pinjam Syariah ( KSPS ) BMT Kodya Salatiga).

1 3 18

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SIMPAN PINJAM Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Koperasi Simpan Pinjam.

0 1 16

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SIMPAN PINJAM Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Koperasi Simpan Pinjam.

0 2 14

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ”UTAMA KARYA”.

0 2 8

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PERILAKU KERJA INDIVIDU TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SOLIDARITAS POLEWALI MANDAR

0 0 96