Analisis Sifat Kimia a. Derajat keasaman pH AOAC, 1995

26 bergerak sampai diperoleh nilai viskositas sampel. Pembacaan nilai viskositas dilakukan setelah jarum stabil. b. Densitas Kamba Sampel dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml. Sampel dimasukkan sampai tanda tera 100 ml dan kondisi sampel dalam wadah gelas ukur tidak berongga padat. Setelah sampel diletakkan dalam gelas ukur kemudian dilakukan penimbangan dengan menggunakan neraca analitik untuk memperoleh bobot sampel dalam wadah gelas ukur. Satuan densitas kamba dinyatakan dalam satuan massavolume gml.

2. Analisis Sifat Kimia a. Derajat keasaman pH AOAC, 1995

Pengukuran derajat keasaman menggunakan pH meter. Sebelum digunakan alat distandardisasi dahulu dengan menggunakan larutan buffer pH 4 dan pH 7. Sekitar 25 ml sampel dimasukkan ke dalam gelas piala. Elektroda pHmeter dicelupkan ke dalam sampel, kemudian dilakukan pembacaan pH sampel setelah dicapai nilai yang tetap. b. Analisis kadar air, metode oven AOAC, 1995 Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan oven. Cawan alumunium dikeringkan dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 - 105 ˚C. Kemudian didinginkan dalam desikator selama 10 menit dan ditimbang. Cawan ditimbang dengan neraca analitik a gram. Sebanyak 5 gram sampel ditimbang x gram, dikeringkan dengan oven pada suhu 105 ˚C selama 5 jam, kemudian didinginkan dalam desikator, dan ditimbang sampai bobotnya tetap y gram. c. Analisis kadar abu, metode oven AOAC, 1995 Cawan porselin dikeringkan dalam tanur bersuhu 400-600 ˚C, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 3-5 Kadar air bb = y – a x 100 x 27 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselin. Selanjutnya sampel dipijarkan diatas nyala pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi, kemudian dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400-600 ˚C selama 4-6 jam atau sampai terbentuk abu berwarna putih. Kemudian sampel didinginkan dalam desikator dan selanjutnya ditimbang. Perhitungan kadar abu menggunakan rumus : d. Analisis kadar protein, metode mikro-kjeldahl AOAC, 1995 Sejumlah kecil sampel kira-kira membutuhkan 3-10 ml HCl 0.01 N atau 0.02 N yaitu sekitar 0.1 gram ditimbang dan diletakkan ke dalam labu Kjeldahl 30 ml, kemudian ditambahkan 1.9 gram K 2 SO 4 , 40 mg HgO, dan 2 ml H 2 SO 4 . Jika sampel lebih dari 15 mg, ditambahkan 0.1 ml H 2 SO 4 untuk setiap 10 mg bahan organik diatas 15 mg. Sampel didihkan selama 1-1.5 jam sampai cairan jernih. Sampel didinginkan dan ditambahkan sejumlah kecil air secara perlahan-lahan, kemudian didinginkan kembali. Isi tabung dipindahkan ke alat destilasi dan labu dibilas 5-6 kali dengan 1-2 ml air. Air cucian dipindahkan ke labu distilasi. Erlenmeyer berisi 5 ml larutan H 3 BO 3 dan 2 tetes indikator campuran 2 bagian merah metiol 0.2 dalam alkohol dan 1 bagian metilen blue 0.2 dalam alkohol diletakkan dibawah kondensor. Ujung tabung kondensor harus terendam di bawah larutan H 3 BO 3 . Ditambah larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 sebanyak 8-10 ml, kemudian didestilasi dalam erlenmeyer. Tabung kondensor dibilas dengan air dan bilasannya ditampung dalam erlenmeyer yang sama. Isi erlenmeyer diencerkan sampai kira-kira 50 ml, kemudian dititrasi dengan HCl 0.02N sampai terjadi perubahan warna. Penetapan untuk blanko juga dilakukan dengan cara yang sama. Perhitungan kadar protein dilakukan dengan menggunakan rumus : Kadar abu bb = Bobot abu gram x 100 Bobot sampel gram Kadar N bb = ml HCl – ml blanko x N x 14.007 x 100 mg sampel Kadar protein bb = N x faktor konversi 6.38 28 e. Analisis kadar lemak, metode hidrolisis dan soxhlet AOAC, 1995 Ditimbang 5 gram sampel ke dalam gelas piala 400 ml. Ditambahkan 45 ml air panas dan diaduk hingga homogen, kemudian ditambahkan 55 ml HCl 25 . Gelas piala ditutup dengan kaca arloji, kemudian dipanaskan dan didihkan selama 15 menit. Bilas kaca arloji dengan 100 ml air panas dan satukan dengan hancuran. Saring hancuran melalui kertas saring berlipat bebas lemak. Bilas gelas piala beberapa kali dengan air panas ± 70 ˚C dan tuangkan air cucian tadi ke dalam penyaring. Cuci kertas saring dengan air panas hingga saringan bebas asam. Keringkan kertas saring beserta isinya dalam oven pada suhu 100-105 ˚C, kemudian masukkan ke dalam selongsong kertas saring. Reflux dilakukan selama 5 jam dan pelarut yang ada di dalam labu lemak didistilasi. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 100 ˚C hingga bobotnya konstan, dinginkan dalam desikator selama 30 menit, dan ditimbang. Perhitungan kadar lemak dilakukan dengan menggunakan rumus : f. Analisis kadar karbohidrat by difference Perhitungan kadar karbohidrat dapat ditentukan dengan metode pengurangan by difference sebagai berikut : g. TPT Total Padatan Terlarut Pengukuran TPT menggunakan Hand Refractometer 0-39 ˚Brix. Sebelum digunakan alat dibersihkan terlebih dahulu dengan alkohol dan dilap hingga kering. Sampel yang akan diukur kemudian diletakkan secukupnya pada tempat pembacaan. Kemudian nilai TPT ditunjukkan oleh angka yang didapat pada batas garis biru dan putih. Kadar lemak bb = Bobot lemak gram x 100 Bobot sampel gram Karbohidrat = 100 - protein + air + abu + lemak 29 h. TAT Total Asam Tertitrasi – dihitung sebagai persen asam laktat AOAC, 1995 Pengukuran total asam tertitrasi menggunakan prinsip asam basa. Sebanyak 10 ml sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein 1. Sampel dititrasi dengan larutan NaOH 0.1 N yang telah distandardisasi sampai terbentuk warna merah muda. Keterangan : W = bobot cuplikan NaOH ml V = volume larutan NaOH ml N = normalitas larutan NaOH

3. Uji Mikrobiologi Fardiaz, 1988