30 positif yang ditandai dengan adanya pembentukan gas pada tabung
Durham. Kemudian hasil pengamatan dicocokkan dengan tabel MPN kombinasi 3 seri, dihitung dan dinyatakan dalam cfuml.
c. Total BAL Bakteri Asam Laktat Sampel sebanyak 10 ml ditambahkan 90 ml larutan pengencer.
Pengenceran dibuat hingga 10
-9
. Sebanyak 1 ml sampel yang telah diencerkan pengenceran 10
-6
, 10
-7
, 10
-8
dimasukkan ke dalam masing- masing dua cawan petri duplo steril yang selanjutnya dituangkan media
MRSA steril yang telah didinginkan hingga suhunya 47-50 °C sebanyak 10-15 ml dan digoyangkan secara mendatar diatas meja supaya contoh
menyebar rata. Cawan berisi agar yang sudah membeku diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu 37
°C selama 2 hari. Total bakteri ditetapkan dengan SPC Standard Plate Count.
d. Total Kapang Khamir Contoh dengan beberapa pengenceran tertentu dimasukkan ke
dalam cawan petri steril. Untuk setiap pengenceran digunakan dua cawan duplo. Kemudian ke dalam cawan tersebut dituang media
APDA steril yang telah didinginkan hingga suhunya 47-50 °C sebanyak 10-15 ml dan digoyangkan secara mendatar diatas meja supaya contoh
menyebar rata. Cawan berisi agar yang sudah membeku diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu 30
°C selama 2 hari. Total kapang khamir ditetapkan dengan metode SPC Standard Plate Count.
4. Uji Organoleptik Soekarto,1985
Uji organoleptik dengan metode hedonik dilakukan untuk memperoleh formulasi paling disukai pada tiap tahap. Uji hedonik diikuti
oleh 30 panelis semi terlatih. Perhitungan statistik uji rating menggunakan uji ANOVA-Duncan. Bentuk form yang digunakan selama uji
organoleptik dapat dilihat pada Lampiran 1. Parameter yang diujikan meliputi aroma, rasa, dan tekstur. Data yang diperoleh dalam uji
organoleptik, kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 13.0
31 sehingga dapat diperoleh formula yang memiliki tingkat kesukaan yang
paling disukai oleh konsumen. Skala yang digunakan dalam uji rating menggunakan skala 1-7. Dengan keterangan skala 1 = sangat tidak suka; 2
= tidak suka; 3 = agak tidak suka ; 4 = netral; 5 = agak suka; 6 = suka; dan 7 = sangat suka.
Selain uji rating, digunakan uji rangking untuk menentukan perkiraan posisi masing-masing sampel pada tiap tahap penelitian. Uji
rangking diikuti oleh 30 panelis semi terlatih. Parameter dalam uji rangking adalah overall produk. Pengukuran secara statistik uji rangking
menggunakan Friedman Test.
32
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
INDUSTRI PEMERAHAN SUSU SAPI DALAM NEGERI
Produktivitas industri pemerahan sapi di Indonesia tergolong rendah yaitu 5-8 literhariekor standar normal 12 literhariekor. Para peternak sapi
hanya mampu memenuhi kebutuhan susu dalam negeri sebesar 30. Dan 90 dari produksi dalam negeri tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan
Industri Pengolahan Susu IPS yang mengakibatkan ketergantungan IPS terhadap susu segar sangat tinggi. Sehingga untuk memenuhi sisa kebutuhan
tersebut, maka pemerintah melakukan impor susu dalam bentuk susu bubuk. Impor susu bubuk terutama dari New Zealand dan Australia mengakibatkan
mayoritas produk susu yang dijual di pasaran berupa susu bubuk. Impor dalam bentuk susu bubuk diakibatkan oleh karena stabilitas susu dalam bentuk bubuk
yang cukup tinggi dan juga kondisi penyimpanan yang relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan susu cair. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya
konsumsi susu segar oleh mayoritas masyarakat Indonesia, selain karena masalah lactose intolerance yang diderita oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia serta harga susu yang mahal akibat kelangkaan susu segar dalam negeri dan ketergantungan masyarakat dalam negeri terhadap impor susu
bubuk. Kendala diatas perlu diatasi dengan memicu pertumbuhan peternak
dan pemerahan susu sapi dalam negeri di luar Jawa. Dengan semakin banyaknya sentra peternakan di Indonesia maka diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas susu sapi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor susu bubuk. Dan diharapkan bahkan para peternak sapi
dalam negeri mampu melakukan proses pengolahan produk berbasis susu. Dengan adanya diversifikasi produk, maka diharapkan pula dapat
meningkatkan penerimaan dan kesejahteraan para peternak sapi. Beberapa alternatif untuk membantu mengurangi ketergantungan
impor susu bubuk antara lain : 1 Melakukan perkawinan silang antara sapi dalam negeri jenis Odoleng dengan sapi jenis Frisien Holstein Belanda,
sehingga diharapkan akan dapat membantu menghasilkan jenis sapi perah