BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah
Handphone
Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang
dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem Nordic Mobile Telephone NMT yang
dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Erricson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat
sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna
terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja tidak bisa melakukan roaming antar negara.
Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi
keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi selular yang
dapat digunakan di semua Negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile GSM. Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular
yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication GSM.
Universitas Sumatera Utara
Teknologi seluler masuk ke Indonesia untuk pertama kali di tahun 1984 dengan berbasis teknologi Nordic Mobile Telephone NMT, seiring dengan
berjalannya waktu semakin banyak masyarakat kita yang menggunakan
Handphone. Pada tahun 1985-1992 Handphone yang beredar di Indonesia tidak bisa dimasukkan ke saku baju atau celana karena bentuknya besar dan panjang,
dengan rata-rata 430 gram hampir setengah kg. Harga Handphonenya tidak murah dan rata-rata diatas Rp 10 juta per unit yang membuat Handphone menjadi
alat komunikasi yang mahal pada masanya. Saat itu baru dikenal dua teknologi seluler yakni NMT-470-modifikasi NMT-450-dioperasikan PT Rajasa Hazanah
Perkasa. Sedangkan sistem Advance Mobile System AMPS ditangani empat operator yakni PT Elektrindo Nusantara, PT Centralindo, PT Panca Sakti, dan
Telekomindo. Diakhir tahun 1993, PT Telkom memulai proyek percontohan seluler
digital Global System for Mobile GSM yang dimulai di Pulau Batam dan Pulau Bintan. Pada Tahun 1994 PT Satelit Palapa Indonesia Satelindo beroperasi
sebagai operator GSM pertama di Indonesia dengan mengawali kegiatan bisnisnya di Jakarta dan sekitarnya. Saat itu terjadi perubahan besar pada perilaku konsumen
dapat bergonta-ganti Handphone dengan nomor yang sama, karena GSM menggunakan kartu SIM. Teknologinya aman dari penggandaan dan penyadapan
serta mutu prima dan jangkauan luas. Terminal Handphonenya tidak lagi sebesar ‘pemukul kasti’ dan dapat dikantongi dengan berat maksimal saat itu 500 gram
dan harga Handphonenya lebih terjangkau.
Universitas Sumatera Utara
Proyek Telkom di Batam berlangsung sukses dan dilanjutkan ke Provinsi-provinsi di Sumatera yang mengantar pada pendirian Telkomsel pada 26
Mei 1995 sebagai operator GSM nasional bersama Satelindo, Telkomsel dengan produk unggulan Kartu Halo Sukses di Medan, Surabaya, Bandung, dan Denpasar
kemudian masuk ke Jakarta. Pemerintah mendukung pengembangan bisnis ini dengan menghapus pajak bea masuk bagi terminal Handphone sehingga harganya
menjadi lebih murah minimal Rp 1 juta per unit. Telkomsel juga membuat gebrakan dengan cakupan nasional dan Ambon Maluku tercatat pada 29
Desember 1996 sebagai provinsi ke-27 yang dilayani Telkomsel. Di penghujung tahun 1996 PT Excelcomindo Pratama Excelcom Berbasis GSM beroperasi di
Jakarta sebagai operator nasional ketiga GSM di Indonesia. Pada tahun 1997 Pemerintah mengeluarkan lisensi baru bagi operator
seluler berbasis teknologi PHS dan GSM 1800 kepada 10 operator baru yang memberikan lisensi regional. Namun proyek tersebut urung dilaksanakan karena
negeri ini dihantam krisis moneter. Di tahun ini pula Telkomsel memperkenalkan kartu prabayar prepaid GSM pertama di Indonesia yang dinamai Simpati sebagai
alternatif dari kartu Halo. Tidak mau ketinggalan dengan para kompetitornya maka Excelcom meluncurkan kartu prabayar Pro-XL yang memberi alternatif bagi
konsumen untuk memilih dengan layanan unggulan roaming. Satelindo menyusul Telkomsel dan Excelcom dengan meluncurkan kartu prabayar Mentari, dengan
keunggulan tarif dihitung perdetik sehingga dalam waktu singkat menjaring lebih 100.000 pelanggan. Jatuhnya Presiden Soeharto dan gerakan reformasi
mengimbas pada dicabutnya lisensi PHS dan GSM 1800 bagi Indophone dan Cellnas karena sahamnya dimiliki keluarga Cendana dan kroninya. Krisis moneter
Universitas Sumatera Utara
tidak menyurutkan minat masyarakat untuk menjadi konsumen seluler. Hingga akhir tahun 1999 diseluruh Indonesia terdapat 2,5 juta pelanggan dan sebagian
besar adalah pengguna prabayar Simpati, Mentari dan Pro-XL. Pada tahun 2000, Short Message Service SMS mulai digemari oleh
penguna Handphone karena biayanya murah. Seiring dengan perkembangan teknologi terutama dalam bidang komunikasi layanan telepon seluler pun
mengalami kemajuan dengan dilengkapinya fitur GPRS di tahun 2002. Dengan kemampuan GPRS dalam mengirimkan data yang lebih besar maka pengguna
handphone diperkenalkan dengan layanan MMS ditahun 2003. Pada tahun 2005 munculah teknologi baru pada layanan handphone.
Setelah GPRS yang mampu membawa lebih banyak data, kemudian munculah teknologi 3G yang mampu membawa data lebih banyak lagi dan pengiriman
datanya dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. Fasilitas ini memungkinkan pertukaran data dengan kapasitas yang besar dan berkecepatan
tinggi hingga pada ukuran kilobyte. Hal ini juga didukung dengan munculnya handphone yang memiliki kemampuan multimedia yang canggih dengan harga
yang terjangkau untuk masyarakat luas. Untuk meningkatkan kemampuannya dalam memberikan layanan yang lebih, banyak sekali operator seluler di
Indonesia yang mulai berbenah diri. Salah satunya adalah Telkomsel yang meluncurkan satelit Telkom II pada 24 Februari 2006. Setelah 3G berhasil
meningkatkan kemampuan handphone kemudian munculah teknologi baru di tahun 2007 yaitu HSDPA atau yang juga dikenal dengan 3,5G. Teknologi ini
meningkatkan kualitas pertukaran data melalu telepon seluler terutama pada penggunaan browsing di internet.
Universitas Sumatera Utara
Dan pada akhirnya teknologi GSM lebih unggul dikarenakan kapasitas jaringan lebih tinggi, karena efisiensi di spektrum frekuensi dari pada teknologi
NMT dan AMPS. Sekarang, dalam kurun waktu hampir satu dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar dengan jumlah pelanggan lebih dari jumlah
pelanggan telepon tetap. CDMA adalah teknologi yang dikembangkan oleh militer Amerika
Serikat pada 1989 dan mulai dioperasikan pada 1995. Teknologi CDMA dapat menggunakan frekuensi yang selama ini dipakai oleh AMPS yaitu 800 mHz.
CDMA juga dapat memakai frekuensi 1.700 mHz. Karena menggunakan teknologi yang sama, maka sistem AMPS yang analog akan dapat dengan sederhana
bermigrasi ke sistem CDMA yang digital. Sejak itu CDMA digunakan dalam banyak sistem komunikasi, termasuk
pada Global Positioning System GPS dan pada sistem satelit OmniTRACS untuk logistik transportasi. Sistem terakhir didesain dan dibangun oleh Qualcomm, dan
menjadi cikal bakal yang membantu insinyur-insinyur Qualcomm untuk menemukan Soft Handoff dan kendali tenaga cepat, teknologi yang diperlukan
untuk menjadikan CDMA praktis dan efisien untuk komunikasi seluler. Qualcomm yang dikenal sebagai perusahaan pelopor teknologi CDMA
tidak ikut dalam pembangunan infrastruktur jaringan. Sebaliknya, mereka mengembangkan dan memberikan lisensi teknologi nirkabel kami kepada
pembangun jaringan, operator, produsen peralatan, aplikasi dan pengembangan konten.
Universitas Sumatera Utara
Saat ini, teknologi CDMA banyak yang melakukan bundling yaitu melakukan kerja sama dengan berbagai produsen handphone untuk melakukan
penjualan kartu perdana yang sekaligus disertai oleh penjualan handphone. Awalnya, paket semacam ini dipakai operator telekomunikasi yang menggunakan
teknologi CDMA di Indonesia karena dalam penetrasi pasar sering kali jenis dan jumlah handphone dijadikan kendala utama. Begitu pula harga handphone dinilai
masih mahal, sehingga mengganggu dalam penetrasi pasar. Keuntungan paket handphone bundling yang ditawarkan di antaranya harga miring tapi bonus yang
diperoleh berlimpah. Mulai dari kartu yang menyertainya, jenis layanan pulsa murah hingga angsuran pesawat handphone. Paket bundling ini dilakukan oleh
operator Mobile-8 Fren yang bekerjasama dengan produsen handphone merek ZTE, Telkom Flexi dengan produsen handphone merek Nexian dan lainnya. Kini
GSM juga ada yang melakukan paket bundling seperti handphone Nokia dengan kartu Simpati. Di Indonesia telah ada setidaknya empat operator CDMA. Telkom
dengan Flexi-nya, Mobile-8 dengan Fren dan Hepi-nya, Bakrie Telecommunication dengan Esia-nya, dan Indosat dengan StarOne-nya. Teknologi
yang digunakan oleh para operator CDMA kebanyakan masih terbatas pada CDMA 1X dan sedang dalam proses untuk membangun jaringan CDMA 3G.
B. Deskriptif Produk