Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut: 1. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu pada akhir siklus I dan akhir siklus II. Soal terdiri dari 9 soal untuk siklus I dan 7 soal untuk siklus II. Nilai skor ditentukan sesuai tingkat kesulitan soal. Hasil dari tes siklus I dan II disajikan dalam tebel berikut: Tabel 4.9 Hasil Tes Belajar Siklus I dan Siklus II No. Statistik deskriptif Siklus I Siklus II 1. Rata-rata pemahaman konsep 70,12 78,75 2. Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 18,42 3. Jumlah siswa yang tuntas belajar 81,57 100 4. Nilai KKM 70 Dari tabel tersebut, terlihat bahwa hasil tes pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Rata-rata nilai siswa meningkat 8,63 pada siklus II. Sebanyak 38 siswa 100 telah melampaui nilai KKM yaitu 70. Peningkatan ini menunjukkan bahwa tingkat hasil pemahaman siswa mulai meningkat, karena siswa semakin paham dengan konsep dan dapat mengerjakan soal tes dengan mudah. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini dihentikan pada siklus II dan terbukti bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

E. Pembahasan

Pada awal pertemuan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah dalam pelaksanaan praktikum. Sebelum praktikum dilakukan, masing-masing kelompok terlebih dahulu membuat hipotesis dari percobaan yang akan dilakukan, setelah masing-masing kelompok membuat hipotesis guru baru memberikan izin untuk melakukan percobaan pertama. Hal ini dilakukan karena kemampuan membuat hipotesis adalah keterampilan yang sangat mendasar dalam kerja ilmiah, 57 jadi siswa akan terbiasa membuat hipotesis yang kemudian akan diuji melalui percobaan. Pada awalnya siswa merasa kebingungan dengan pembuatan hipotesis terlebih dahulu sebelum praktikum dilakukan, guru harus sabar untuk menjelaskan kembali tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan praktikum, dan memberikan pengertian dari hipotesis serta memberikan contoh hipotesis. Secara perlahan-lahan siswa mulai mengerti dan mencoba membuat hipotesis pertama dan mulai melakukan percobaan. Ketika siswa melakukan pengamatan selama praktikum, akan terbentuk pemahaman konsep dari hipotesis yang mereka buat sebelumnya dengan hasil pengamatan yang mereka dapatkan, setelah itu siswa berdiskusi dan mencari teori yang berhubungan dengan hasil praktikum yang sudah didapatkan, sehingga teori tersebut akan memperkuat hipotesis yang sudah siswa buat dan menjawab soal dalam lembar kerja siswa LKS. Pembelajaran dengan keterampilan proses dapat membantu siswa memahami konsep yang abstrak menjadi konkrit yaitu dengan melakukannya secara langsung. Aktifitas siswa tidak terbatas pada mendengar dan melihat saja tetapi juga aktifitas tangan, kaki, berpikir kreatif, saling bekerja sama yang akan menimbulkan sifat sosial dan kepedulian dalam teman satu kelompok ataupun teman kelompok lain. Melalui hasil tes yang dilakukan sesudah pembelajaran posttest, tampak adanya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep laju reaksi, hal ini diperoleh dari rata-rata nilai pada siklus I untuk posttest sebesar 71,02. Jumlah siswa yang mencapai belajar tuntas di siklus I hanya sebesar 81,57. Tidak tercapainya indikator keberhasilan di siklus I disebabkan antara lain belum terlatihnya siswa menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam menerima pelajaran kimia, karena selama ini siswa terbiasa diberi pelajaran 57 Conny Semiawan, “Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar ”, Jakarta: PT. Gramedia, 1990, h. 25 dengan metode ceramah saja dan siswa belum terbiasa menerima pelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, yang pembentukan konsepnya dilakukan oleh siswa sendiri. Untuk memperbaiki hasil pada siklus pertama, maka pada siklus kedua guru lebih aktif dan kreatif dalam menarik perhatian, sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan guru perlu memberikan pemahaman awal tentang suatu konsep yang akan dibuktikan dan memberikan lembar kerja siswa LKS satu hari sebelum pembelajaran agar mereka membaca dan memahami terlebih dahulu kegiatan apa yang akan dilakukan. Pada saat diskusi berlangsung, guru memeriksa pembagian tugas setiap kelompok agar merata dan memantau jalannya diskusi setiap kelompok. Peneliti tidak terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran baik dalam kegiatan diskusi maupun praktikum. Hal ini dilakukan agar siswa mampu menemukan sendiri apa yang harus mereka lakukan dalam mencari tahu dan menemukan suatu konsep, guru membantu bila ada kesulitan serta berperan dalam membimbing siswa untuk membentuk konsep sendiri. Hasil yang didapat dari siklus II yaitu rata-rata nilai untuk posttest sebesar 77,07. Jumlah siswa yang mencapai belajar tuntas di siklus II adalah 38 orang atau sebesar 100, hal ini berarti indikator keberhasilan telah tercapai karena siswa yang belajar tuntas rmelebihi indikator keberhasilan yaitu 85 s iswa mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal KKM sebesar ≥ 70. Dari hasil tersebut yang didapat dari siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa untuk setiap siklus menggambarkan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep laju reaksi. Pada siklus I rata-rata pemahaman konsep siswa sebesar 70,12 sedangkan pada siklus II rata-rata pemahaman konsep siswa sebesar 78,75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses pada siklus I dan siklus II dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Pemahaman pada suatu konsep sering digunakan untuk menjelaskan karakteristik konsep lain. Sehingga semakin banyak konsep yang dimiliki seseorang akan memberikan kesempatan kepadanya untuk memahami konsep lain yang lebih luas yang akan menjadi modal untuk memecahkan masalah di sekitarnya. Semakin banyak konsep yang dimiliki seseorang semakin banyak alternatif yang dapat dipilihnya dalam menghadapi masalah yang dihadapinya. 58 Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan keterampilan proses. Pendekatan ini dipakai karena pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk berproses ilmiah dengan tujuan mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menemukan dan mengemukakan sendiri fakta, konsep serta nilai dalam diri siswa. Konsep-konsep yang siswa peroleh melalui keterampilan proses yang telah dilakukan akan tertanam kuat, sehingga siswa akan lebih memahami suatu konsep, karena siswa terlibat dalam proses pencarian konsep. Pendekatan keterampilan proses mampu mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar sehingga siswa aktif mengembangkan dan menerapkan kemampuannya. Menurut Semiawan, siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak, jika disertai dengan contoh-contoh konkrit dan wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan memperhatikan sendiri. 59 Pendekatan keterampilan proses melalui kegiatan praktikum dan diskusi dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan yang mendasar, siswa dilibatkan secara langsung dalam proses observasi, interpretasi, klasifikasi, prediksi, komunikasi, membuat hipotesis, mengajukan pertanyaan, merancang dan melakukan percobaan untuk memperoleh konsep, mencoba melakukan dan memahami penerapan tentang konsep yang diperoleh. Konsep yang siswa peroleh ketika kegiatan pembelajaran berlangsung akan tertanam kuat. Sehingga ketika siswa sudah 58 Mulyati Arifin, “Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia”, Bandung, 1995. h. 38 59 Sukiniarti, Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA di Kelas Awal Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 15, No. 2, Maret 2009, h. 2 memahami suatu konsep maka akan mudah bagi siswa untuk memahami konsep-konsep yang akan dipelajari selanjutnya. Dengan demikian untuk mencapai peningkatan pemahaman konsep dalam konsep laju reaksi ini pemilihan pendekatan keterampilan proses merupakan hal yang tepat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telaah dilakukan oleh Nina Kadaritna yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dapat meingkatkan pemahaman konsep. Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

F. Keterbatasan Penelitian