Pemeriksaan Keabsahan Data Analisis Data

dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat diakhiri hanya sampai siklus II saja, hal tersebut dikarenakan sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari data nilai rata-rata posttest siklus I dan II.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Tes pemahaman konsep yang digunakan untuk mengukur ranah kognitif terdiri dari 9 butir soal uraian pada siklus I dan 7 butir soal uraian pada siklus II. Sebelum instrumen tes digunakan terlebih dahulu diuji coba dan dihitung tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya bedanya. Butir soal dikatakan valid jika r hitung r tabel . Untuk n = 38 dengan α = 0,05 didapat nilai r tabel = 0,320. Adapun hasil perhitungan instrumen uji coba siklus I yang diperoleh terhadap 14 butir soal adalah sebanyak 9 butir soal dinyatakan valid dengan nilai reliabilitas sebesar 0,71. Untuk tingkat kesukarannya terdapat 3 soal yang termasuk kategori sedang soal nomor 3, 10, 14, 8 soal sukar soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 13, 2 soal sangat sukar soal nomor 7, 11, dan 1 soal sangat mudah soal nomor 12. Daya beda soal siklus I terdapat satu butir soal yang memiliki nilai pembeda 0,3 dan 13 butir soal memiliki nilai pembeda 0,3. Sedangkan hasil perhitungan instrumen uji coba siklus II dari 14 soal butir soal adalah sebanyak 7 butir soal yang dinyatakan valid dengan nilai reliabilitas sebesar 0,18. Untuk tingkat kesukarannya terdapat 7 soal yang termasuk kategori sedang soal nomor 1, 4, 7, 10, 11, 12, 14, 5 soal yang termasuk sukar soal nomor 2, 3, 6, 9, 13 dan 2 soal yang termasuk sangat sukar soal nomor 5, 8. Daya beda soal siklus II terdapat tiga butir soal yang memiliki nilai pembeda 0,3 dan 11 butir soal memiliki nilai pembeda 0,3.

C. Interpretasi Hasil Analisis Kegiatan Pembelajaran

Tindakan pembelajaran yang dilakukan peneliti selama penelitian terdiri atas dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tahapan-tahapan masing-masing siklus dijelaskan seperti berikut ini:

1. Siklus I

Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 12 November 2010 dengan materi kemolaran, laju reaksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

a. Tahap Perencanaan I Planning

Tahap perencanaan siklus I dimulai dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, menyiapkan media, alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum tentang kemolaran, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, materi ajar, lembar kerja siswa LKS, lembar observasi guru dan siswa, soal latihan, menyiapkan soal posttest siklus I, alat dokumentasi, membagi siswa ke dalam 8 kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari 4-5 siswa, dan keperluan pembelajaran lainnya. Adapun materi ajar yang diberikan pada siklus I ini adalah kemolaran, teori laju reaksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pembelajaran dilakukan dalam lima kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan di laboratorium selama 2 x 40 menit dengan kegiatan pembelajaran berupa praktikum kemolaran, pertemuan kedua dilaksanakan di kelas selama 1 x 40 menit dengan kegiatan pembelajaran berupa diskusi dan tanya jawab, pertemuan ketiga dilaksanakan di laboratorium selama 2 x 40 menit dengan kegiatan pembelajaran berupa praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi faktor konsentrasi dan luas permukaan, pertemuan keempat dilaksanakan di laboratorium selama 2 x 40 menit dengan kegiatan pembelajaran berupa praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi faktor suhu dan katalis. Pertemuan kelima dilaksanakan di kelas selama 2 x 40 menit berupa mengerjakan soal posttest. RPP siklus I dapat dilihat pada lampiran 1.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan I Action

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru senantiasa berusaha untuk menerapkan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Pada siklus I tahap pelaksanaan dilakukan selama empat kali pertemuan. Dengan materi kemolaran, pengertian dan persamaan laju reaksi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Uraian kegiatan pada setiap pertemuan pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 4.4. Deskripsi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 November 2010 dengan materi kemolaran. Kegiatan belajar-mengajar ini dimulai pada pukul 07.00 – 08.20 WIB. Pada pertemuan ini siswa hadir semua. Pada pertemuan pertama di siklus I ini, jenis keterampilan proses yang diterapkan yaitu merencanakan percobaan, berhipotesis, melakukan percobaan, menggunakan alat dan bahan, observasi, klasifikasi, komunikasi, memprediksi, menerapkan konsep, mengajukan dan menjawab pertanyaan, dan interpretasi. Kegiatan Guru Siswa Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca Al- Qur’an  Hampir sebagian besar siswa membaca Al- Qur’an  Terlihat 4 siswa laki-laki bercanda sambil berbisik-bisik  Pada pertemuan pertama ini, siswa msih terlihat canggung dengan kehadiran peneliti  Menyampaikan aturan pelaksanaan praktikum dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah pembelajaran berlangsung  Belum dapat mengkondisikan siswa sehingga masih ada siswa yang ribut  Kurang tegas ketika memberikan perintah  Belum dapat mengkondisikan diri  Hampir sebagian besar siswa masih sibuk dengan kegiatan masing- masing  8 siswa terlihat mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan guru  4 siswa perempuan terlihat mencatat penjelasan yang diberikan guru.  5 siswa perempuan terlihat mengobrol dengan masing-masing teman sebangkunya. Membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 4 -  3 orang siswa terlihat kebingungan mencari kelompoknya 5 siswa yang heterogen dan membagikan LKS.  Hampir sebagian besar siswa sudah duduk sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan Memotivasi siswa dan Menggali pengetahuan siswa dengan bertanya “apakah kalian masih ingat dengan konsep kemolaran yang sebelumnya pernah dipelajari?”  2 orang siswa menjawab pertanyaan guru  5 orang siswa menjawab tidak tahu sedangkan siswa yang lain hanya diam mendengarkan dan terlihat masih kebingungan dengan penjelasan yang diberikan guru Memberi penguatan jawaban dengan memberikan penjelasan kepada siswa  Hampir sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru  3 siswa perempuan dan 4 siswa laki- laki terlihat mencatat penjelasan yang diberikan oleh guru  2 siswa laki-laki tidak memperhatikan penjelasan guru  Meminta siswa untuk menyiapkan alat dan bahan praktikum dan mulai melakukan percobaan  Masih mendominasi kegiatan praktikum  4 kelompok terlihat kebingungan ketika menyiapkan alat praktikum karena tidak tahu nama dan fungsi dari alat praktikum yang akan digunakan sedangkan kelompok yang lain sudah dapat menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan Meminta siswa untuk mengikuti aturan pelaksanaan praktikum dan memulai percobaan jika aturan telah dilakukan  Merumuskan masalah percobaan 1  Membuat hipotesis dari percobaan 1 yang akan dilakukan  Melakukan percobaan Menimbang bahan untuk percobaan, mencampurkan bahan, mengocok bahan yang sudah dicampurkan, mengamati hasil percobaan, mencatat hasil pengamatan  Semua kelompok masih kebingungan pada tahap merumuskan masalah  3 kelompok sudah dapat membuat hipotesis, 2 kelompok terlihat masih kebingungan tetapi tidak mau bertanya kepada guru, dan 3 kelompok yang lain aktif bertanya ketika ada yang tidak dimengerti  4 kelompok terlihat memperebutkan alat ketika melakukan percobaan sedangkan kelompok yang lain teratur ketika melakukan percobaan  Pembagian tugas siswa dalam tiap kelompok tidak merata  3 orang siswa laki-laki dari kelompok 3 mengganggu kelompok lain  Sebagian besar kelompok masih kesulitan ketika mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan kecenderungan yang sudah ada  5 kelompok masih kesulitan dalam melakukan pengamatan  6 kelompok masih kesulitan untuk membandingkan hasil pengamatan  Meminta siswa untuk melakukan percobaan kedua jika percobaan pertama sudah selesai dilakukan sesuai aturan yang sudah dijelaskan  Merumuskan masalah percobaan 1  Membuat hipotesis dari percobaan 1 yang akan dilakukan  Melakukan percobaan  Menimbang bahan untuk percobaan, mencampurkan bahan, mengocok bahan yang sudah dicampurkan, mengamati hasil percobaan, mencatat hasil pengamatan  Semua kelompok sudah dapat merumuskan masalah percobaan 2  Masih terlihat 3 kelompok kebingungan ketika membuat hipotesis dari percobaan 2 yang akan dilakukan  Masing-masing siswa dalam 4 kelompok terlihat kurang bekerja sama dalam melakukan percobaan  4 kelompok yang lain sudah dapat melakukan percobaan  Sebagian besar kelompok masih kesulitan ketika mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan kecenderungan yang sudah ada  4 kelompok masih kesulitan dalam melakukan pengamatan  3 kelompok masih kesulitan untuk membandingkan hasil pengamatan  Meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan dan mempersentasikan hasil diskusi  Terlihat 3 siswa perempuan dari kelompok 1, 2 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki dari kelompok 3, dan 4 siswa laki-laki dari kelompok 8 bercanda  1 siswa laki-laki dari kelompok 6 masih mendominasi jalannya diskusi dalam kelompok  Hanya 3 kelompok yang siap untuk mempersentasikan hasil diskusinya sedangkan kelompok yang lain hanya mendengarkan  Meminta siswa untuk menjelaskan hubungan percobaan yang telah dilakukan dengan materi kemolaran  Hanya 2 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan yang dapat menjelaskan hubungan percobaan yang telah dilakukan dengan materi kemolaran  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya  3 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan mengajukan pertanyaan sedangkan siswa yang lain belum berani untuk mengajukan pertanyaan  Memberikan soal penghitungan kemolaran  Hanya 5 siswa 2 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan yang terlihat antusias menjawab soal yang diberikan guru sedangkan siswa yang lain hanya melihat jawaban dari teman  Meminta siswa untuk memberikan kesimpulan  1 orang siswa memberikan kesimpulan setelah ditunjuk oleh guru sedangkan siswa yang lain hanya mencatat  Meminta siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan berikutnya dan membuat laporan praktikum  Sebagian besar siswa mendengakan penjelasan guru sedangkan siswa yang lain mulai bercanda  4 siswa laki-laki menolak untuk membuat laporan praktikum Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 12 November 2010. Pada pertemuan ini materi yang akan dipelajari adalah tentang pengertian dan persamaan laju reaksi. Kegiatan belajar-mengajar ini dimulai pada pukul 09.00 – 09.40 WIB. Pada pertemuan ini satu orang siswa tidak hadir tanpa keterangan. Pada pertemuan kedua di siklus I ini, jenis keterampilan proses yang diterapkan yaitu komunikasi, berhipotesis, memprediksi, klasifikasi, menjawab dan mengajukan pertanyaan, menerapkan konsep, dan interpretasi. Kegiatan Guru Siswa  Memeriksa tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya  Masih kesulitan untuk mengkondisikan kelas  Belum dapat mengkondisikan diri  Sebagian besar siswa mengerjakan dan memperlihatkan tugas yang sudah dikerjakan  2 siswa perempuan tidak membawa tugas dengan alasan lupa membawa buku  5 siswa laki-laki tidak mengerjakan tugas Mengoreksi dan sedikit membahas tugas  Hampir semua siswa mendengarkan pembahasan dan menulis jawaban yang benar dari soal yang sudah dikerjakan sebelumnya Memberikan pertanyaan tentang materi apa yang akan diajarkan hari ini.  Pada pertemuan ini, siswa sudah tidak terlihat canggung dengan kehadiran guru hanya saja masih ada 1 siswa perempuan dan 1 siswa laki- laki yang masih sulit untuk berinteraksi  3 siswa perempuan dan 2 siswa laki- laki menjawab pertanyaan guru sedangkan siswa yang lain menjawab tidak tahu Memberikan apersepsi dan motivasi dengan menanyakan “Dapatkan kalian memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan yang berhubungan dengan laju reaksi?”  12 siswa antusias menjawab pertanyaan guru  7 siswa masih belum puas dengan jawaban temannya dan kembali bertanya kepada guru  1 siswa terlihat hanya membolakbalikan buku pelajaran sedangkan siswa yang lain hanya diam Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah pembelajaran berlangsung  3 siswa laki-laki bertanya tentang tujuan pembelajaran sedangkan sebagian besar siswa yang lain mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru Meminta siswa untuk mendiskusikan laju reaksi dan mempersentasikannya  4 kelompok terlihat hanya bercanda ketika berdiskusi sedangkan kelompok yang lain serius ketika berdiskusi  Hanya 3 kelompok yang siap untuk mempersentasikan hasil diskusi Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya  Hanya 1 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan yang bertanya Memberikan soal latihan  3 siswa perempuan dan 5 siswa laki- laki antusias untuk menjawab soal, sedangkan beberapa siswa yang lain malu-malu untuk mengerjakan soal di depan kelas Menjawab soal yang diberikan guru  2 siswa laki-laki bercanda, 1 siswa perempuan terlihat melamun  8 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan menyalin jawaban temannya Meminta siswa untuk memberikan kesimpulan  1 siswa perempuan memberikan kesimpulan  1 siswa laki-laki kembali mengulang kesimpulan yang sudah diberikan oleh teman sebelumnya sedangkan siswa lain hanya mendengarkan karena masih kesulitan ketika memberikan kesimpulan Menjelaskan bahan apa saja yang harus dibawa untuk praktikum pada pertemuan selanjutnya  Hanya 14 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki yang mencatat bahan- bahan yang diperlukan untuk praktikum pada pertemuan selanjutnya Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 November 2010. Pada pertemuan ini materi yang akan dipelajari adalah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi faktor konsentrasi dan luas permukaan. Kegiatan belajar-mengajar ini dimulai pada pukul 07.00 – 08.20 WIB. Pada pertemuan ini dua orang siswa izin tidak hadir karena sakit dan tujuh orang siswa datang terlambat masuk kelas karena alasan hujan dan dihukum oleh petugas piket selama setengah jam. Pada pertemuan ini, jenis keterampilan proses yang diterapkan yaitu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, observasi, melakukan percobaan, membuat hipotesis, membuat prediksi, klasifikasi, komunikasi, menerapkan konsep, dan interpretasi. Kegiatan Guru Siswa  Meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya  Sudah dapat mengkondisikan kelas  4 siswa perempuan terlihat malas ketika bergabung dengan kelompoknya  4 kelompok sudah siap dengan masing-masing anggotanya sedangkan siswa yang lain masih kebingungan mencari kelompok  Siswa sudah dapat mengkondisikan diri  Interaksi guru dan siswa telihat makin baik Memberikan motivasi dan apersepsi siswa dengan memperlihatkan dua buah wortel. Wortel yang satu telah dipotong-potong dan wortel yang lain tetap dalam bentuk awalnya. Kemudian memberikan pertanyaan. “Menurut kalian jika kedua wortel ini dimasak manakah yang akan lebih cepat matang, apa alasannya?”  Sebagian besar siswa menjawab pertanyaan guru tetapi hanya 2 siswa laki-laki yang menjawab alasan mengapa wortel yang dipotong- potong lebih cepat matang Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah pembelajaran berlangsung dan mengingatkan aturan pelaksanaan praktikum  6 siswa terlihat mencatat tujuan pembelajaran  3 siswa perempuan dan 1 siswa laki- laki bertanya mengenai aturan pelaksanaan praktikum sedangkan siswa yang lain hanya diam  Membagikan LKS  Meminta masing-masing kelompok untuk menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum dan memulai percobaan  Merumuskan masalah percobaan  Membuat hipotesis dari percobaan yang akan dilakukan  Melakukan percobaan  Menimbang bahan untuk percobaan, mencampurkan bahan, mengocok bahan yang sudah dicampurkan, mengamati hasil percobaan, mencatat hasil pengamatan  Memberi bimbingan dan pengarahan pada saat praktikum  Guru masih mendominasi kegiatan praktikum  Hampir kebanyakan siswa masih terlihat kebingungan dengan maksud dari LKS  Masih terlihat 2 kelompok bingung ketika menyiapkan alat dan bahan praktikum sedangkan kelompok yang lain sudah dapat menyiapkan alat dan bahan praktikum dan merumuskan masalah  3 kelompok masih terlihat bingung ketika membuat hipotesis dan terus bertanya kepada guru sedangkan kelompok lain sudah dapat membuat hipotesis  Masih terlihat 11 siswa laki-laki bercanda ketika melakukan percobaan  3 kelompok masih terlihat bingung mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan kecenderungan yang sudah ada  Masih terlihat 5 kelompok yang belum dapat membandingkan hasil pengamatan  Pembagian tugas pada kelompok 2, 3, 4 dan 6 belum merata hanya mengandalkan teman yang pintar sehingga masih ada siswa yang bercanda sedangkan kelompok yang lain sudah serius dalam melakukan percobaan.  2 siswa laki-laki dari kelompok 4 mengganggu 3 siswa perempuan dari kelompok lain, dan memainkan alat yang tidak digunakan dalam praktikum  1 siswa laki-laki dari kelompok 2 terlihat melamun Meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan dan mempersentasikan hasil diskusi  Pembagian Kerja sama masing- masing siswa dalam tiap kelompok belum merata Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya  5 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan antusias bertanya sedangkan siswa yang lain hanya mendengarkan Meminta siswa untuk memberikan kesimpulan  1 siswa perempuan mengajukan diri untuk memberikan kesimpulan  2 siswa laki-laki yangbercanda terlihat kaget ketika ditunjuk guru untuk mengulang kesimpulan yang telah dibuat teman sebelumnya sedangkan siswa lain mencatat karena masih belum berani memberikan kesimpulan Meminta siswa untuk membuat laporan praktikum  3 kelompok aktif bertanya kepada guru mengenai laporan praktikum, 2 kelompok sibuk mencatat, sedangkan kelompok yang lain bercanda Pertemuan Keempat Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 November 2010. Pada pertemuan ini materi yang akan dipelajari adalah tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi faktor suhu dan katalis. Kegiatan belajar-mengajar ini dimulai pada pukul 14.30 – 16.00 WIB. Pada pertemuan ini dua orang siswa izin tidak hadir karena sakit. Pertemuan keempat ini dilakukan pada tanggal yang sama dengan pertemuan ketiga hanya waktunya saja yang berbeda. Hal ini atas saran dari guru mata pelajaran kimia di SMA Muhammadiyah 25 Tangerang Selatan. Tanggal pelaksanaan yang sama disebabkan karena terbatasnya waktu yang tersedia untuk pelajaran kimia. Pada pertemuan ini, jenis keterampilan proses yang diterapkan yaitu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, observasi, melakukan percobaan, membuat hipotesis, membuat prediksi, klasifikasi, komunikasi, dan interpretasi. Kegiatan Guru Siswa  Meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya  Sudah dapat mengkondisikan kelas  Masing-masing siswa sudah tahu dengan kelompoknya masing- masing  Sudah dapat mengkondisikan diri Memotivasi siswa dengan menanya kan “Mengapa makanan yang disimpan dalam kulkas dapat bertahan lebih lama?”  Hanya 2 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki yang menjawab pertanyaan yang diberikan guru Memberikan ilustrasi katalis dalam kehidupan sehari-hari. “Ketika kita pergi ke suatu tempat akan lebih cepat jika menggunakan suatu kendaraan dibandingkan dengan berjalan kaki, begitu juga dengan reaksi. Reaksi akan berjalan lebih cepat jika diberikan katalis”  Sebagian besar siswa memperhatikan ilustrasi yang diberikan sedangkan siswa yang lain melihat buku pelajaran  3 siswa laki-laki meminta kembali penjelasan mengenai ilustrasi Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah pembelajaran berlangsung dan mengingatkan aturan pelaksanaan praktikum  Hanya 7 siswa yang memperhatikan penjelasan guru sedangkan siswa yang lain sibuk bercanda  Membagikan LKS  Meminta masing-masing kelompok untuk menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum dan memulai percobaan  Merumuskan masalah percobaan  Membuat hipotesis dari percobaan yang akan dilakukan  Melakukan percobaan  Menimbang bahan untuk percobaan, mencampurkan bahan, mengocok bahan yang sudah dicampurkan, mengamati hasil percobaan, mencatat hasil pengamatan  Memberi bimbingan dan pengarahan pada saat praktikum  Guru sudah tidak mendominasi kegiatan praktikum  Masing-masing kelompok sudah dapat menyiapkan alat dan bahan praktikum dan merumuskan masalah  2 kelompok masih terlihat bingung ketika membuat hipotesis dan terus bertanya kepada guru sedangkan kelompok lain sudah dapat membuat hipotesis  1 kelompok masih terlihat kesulitan ketika memberikan prediksi dan membandingkan hasil pengamatan  Masih terlihat 5 siswa laki-laki bercanda ketika melakukan percobaan  Pembagian tugas pada kelompok 2, 4 dan 6 belum merata hanya mengandalkan teman yang pintar sehingga masih ada siswa yang bercanda sedangkan kelompok yang lain sudah serius dalam melakukan percobaan  1 siswa laki-laki kurang antusias dengan kegiatan praktikum  Terlihat 3 siswa perempuan di kelompok 7 dan 2 siswa perempuan di kelompok 2 merasa jijik dengan bahan praktikum yaitu ati ayam Meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan dan mempersentasikan hasil diskusi  6 kelompok terlihat serius mendiskusikan hasil praktikum sedangkan kelompok yang lain masih melempar tanggung jawab dalam diskusi  Pembagian tugas pada kelompok 2 dan 6 masih belum merata.  Kelompok soal yang ada dalam LKS dan mempersentasikan hasil diskusi Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya  Sebagian besar siswa terlihat antusia bertanya kepada guru sedangkan siswa yang lain 6 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan sibuk dengan mengerjakan tugas mata pelajaran lain selain kimia Meminta siswa untuk memberikan kesimpulan  6 siswa perempuan dan 2 siswa laki- laki mengajukan diri untuk memberikan kesimpulan sedangkan siswa yang lain mendengarkan dan mencatat kesimpulan yang diberikan Meminta siswa untuk membuat laporan praktikum  Masing-masing kelompok merencanakan pembuatan laporan Pertemuan Kelima Ulangan Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 November 2010. Kegiatan belajar-mengajar ini dimulai pada pukul 07.00 – 08.20 WIB. Pada pertemuan ini semua siswa hadir. Kegiatan Guru Siswa  Memberikan tes akhir posttest  Hampir sebagian besar siswa terlihat serius menjawab soal posttest  4 siswa laki-laki terlihat bekerja sama menjawab soal posttest  2 siswa perempuan terlihat bercanda dalam mengerjakan

c. Tahap Observasi I

Pelaksanaan observasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian pada setiap kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran dapat diketahui berdasarkan data yang diperoleh sebagai berikut: 1 Hasil Observasi a Pada pertemuan pertama, siswa masih terlihat canggung dengan kehadiran peneliti karena siswa belum mengenal peneliti, belum terbiasa dengan cara mengajar dan belum merasa nyaman dengan peneliti. b Ketika peneliti memberikan apersepsi dan motivasi, terlihat siswa masih kebingungan dengan penjelasan yang diberikan, karena peneliti terlalu cepat ketika menjelaskan sehingga siswa belum menemukan hubungan antara apersepsi dan motivasi yang diberikan dengan materi yang akan dipelajari. c Masih banyak siswa yang belum mempunyai keberanian untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan, hal ini disebabkan siswa malu dan takut ditertawakan oleh siswa yang lain ketika pertanyaan dan jawaban yang siswa berikan takut tidak berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. d Siswa masih kesulitan membuat hipotesis, karena siswa tidak mengerti dengan maksud dari hipotesis dan belum terbiasa dalam membuat hipotesis. e Siswa masih kesulitan ketika melakukan percobaan, karena siswa belum tahu nama dan fungsi alat dan bahan percobaan yang akan digunakan, karena jarangnya siswa melakukan praktikum. f Untuk observasi hasil percobaan, sudah dapat dilakukan siswa dengan baik. g Siswa masih kesulitan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan kecenderungan yang sudah ada, karena siswa belum terbiasa untuk melakukan prediksi dalam kegiatan praktikum. h Siswa masih kesulitan untuk membandingkan hasil pengamatan, karena siswa bingung untuk membedakan hasil suatu percobaan dengan hasil percobaan yang lain. i Ketika berdiskusi, masih didominasi oleh siswa yang pintar. j Siswa masih kesulitan dalam menerapkan konsep yang sudah dipelajari ke dalam konsep yang baru, karena siswa belum mengerti bahwa suatu konsep dapat berhubungan dengan konsep yang lain. k Siswa masih kesulitan untuk memberikan kesimpulan, karena siswa belum terbiasa memberikan kesimpulan. l Pembagian LKS yang dilakukan ketika pembelajaran belangsung membuat siswa kesulitan dan tidak mengerti maksud dari LKS. m Guru belum dapat mengkondisikan siswa sehingga masih ada siswa yang ribut. n Guru kurang tegas ketika memberikan perintah, sehingga siswa masih bercanda dan mengerjakan hal lain diluar pelajaran kimia. o Guru masih mendominasi kegiatan belajar, baik praktikum maupun diskusi, sehingga siswa belum benar-benar aktif ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. 2 Hasil Catatan Lapangan Tabel 4.5 Hasil Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan Catatan lapangan 1.  Pada awal pertemuan, siswa masih terlihat canggung dengan kehadiran guru peneliti.  Siswa masih sibuk dengan kegiatan masing-masing diluar mata pelajaran.  Guru masih kesulitan untuk mengkondisikan kelas  Siswa belum dapat mengkondisikan diri  Guru kurang tegas ketika memberikan suatu perintah.  Guru masih mendominasi kegiatan belajar  Siswa belum bisa mengkondisikan diri  8 siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan guru  2 orang siswa menjawab pertanyaan guru  11 siswa mencatat penjelasan yang diberikan guru  Masih banyak siswa yang bingung dalam kegiatan praktikum karena belum terbiasa mengemukakan hipotesis sebelum percobaan dimulai.  Terdapat 4 kelompok yang tidak serius dalam melakukan langkah kerja praktikum  13 orang siswa laki-laki terlihat bercanda pada saat kegiatan belajar berlangsung  3 kelompok sudah dapat membuat hipotesis, 2 kelompok terlihat masih kebingungan tetapi tidak mau bertanya kepada guru, dan 3 kelompok yang lain aktif bertanya ketika ada yang tidak dimengerti  5 kelompok masih kesulitan dalam melakukan pengamatan  6 kelompok masih kesulitan untuk membandingkan hasil pengamatan  Hanya 3 kelompok yang siap untuk mempersentasikan hasil diskusinya sedangkan kelompok yang lain hanya mendengarkan  Kerjasama antar anggota kelompok masih belum terjalin dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya pembagian tugas kelompok yang tidak merata yang hanya mengandalkan kepada siswa lain yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam hal mempersentasikan hasil temuan maupun menjawab pertanyaan yang diberikan dalam lembar kerja siswa LKS.  Pada kegiatan diskusi kelas, secara umum siswa masih belum mempunyai keberanian untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan sehingga jumlah siswa yang berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas masih sedikit dan banyak didominasi oleh siswa yang pintar.  Sebagian besar siswa masih terlihat malu untuk bertanya, hanya 3 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan mengajukan pertanyaan  Siswa belum terbiasa menerima pelajaran dengan pendekatan keterampilan proses, yang pembentukan konsepnya dilakukan oleh siswa sendiri.  Siswa masih kesulitan dalam membuat kesimpulan. 2.  Siswa sudah tidak terlihat canggung dengan kehadiran guru peneliti, hanya saja masih ada 1 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki yang masih sulit untuk berinteraksi  Guru belum dapat mengkondisikan kelas.  Sebagian besar siswa mengerjakan dan memperlihatkan tugas yang sudah dikerjakan, 2 siswa perempuan tidak membawa tugas dengan alasan lupa membawa buku, dan 5 siswa laki-laki tidak mengerjakan tugas  3 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki menjawab pertanyaan guru sedangkan siswa yang lain menjawab tidak tahu  4 kelompok terlihat hanya bercanda ketika berdiskusi sedangkan kelompok yang lain serius ketika berdiskusi  Hanya 3 kelompok yang siap untuk mempersentasikan hasil diskusi  Kerjasama antar anggota kelompok masih belum terjalin dengan baik, karena masih didominasi oleh siswa yang pintar.  Pada kegiatan diskusi kelas, beberapa siswa terlihat belum mempunyai keberanian untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan sedangkan beberapa siswa yang lain masih terlihat malu untuk bertanya.  Interaksi siswa dalam diskusi dan menjawab pertanyaan belum baik.  Siswa masih kesulitan dalam penerapan konsep.  Siswa masih kesulitan dalam membuat kesimpulan. 3.  Guru sudah dapat mengkondisikan kelas  4 siswa perempuan malas ketika bergabung dengan kelompoknya  4 kelompok sudah siap dengan masing-masing anggotanya sedangkan siswa yang lain masih kebingungan mencari kelompok  Interaksi guru dan siswa telihat makin baik  Siswa sudah tidak kesulitan dalam membuat hipotesis  6 siswa terlihat mencatat tujuan pembelajaran  Masih banyak siswa yang kebingungan dengan maksud dari LKS  3 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki bertanya mengenai aturan pelaksanaan praktikum sedangkan siswa yang lain hanya diam  Terdapat 2 siswa yang tidak serius dalam melakukan langkah kerja praktikum.  11 siswa yang bercanda dan mengganggu kelompok lain, serta masih ada yang memainkan alat yang tidak digunakan dalam praktikum.  Kerja sama siswa belum merata  Interaksi siswa dalam diskusi dan menjawab pertanyaan belum baik.  Hanya sebagian besar siswa yang menjawab dan mengajukan pertanyaan  Beberapa siswa sudah bisa membuat kesimpulan 4.  Guru sudah dapat mengkondisikan kelas  Siswa sudah dapat mengkondisikan diri  Siswa sudah tidak kesulitan dalam membuat hipotesis  Siswa sudah terlihat serius dalam melakukan langkah kerja praktikum.  Terdapat 1 anak yang kurang tertarik dengan kegiatan praktikum.  5 siswa perempuan yang tidak mau dan merasa jijik menggunakan alat dan bahan untuk praktikum karena bau ati ayam.  Terdapat siswa yang mengerjakan tugas mata pelajaran lain selain kimia  Kerja sama siswa sudah terlihat lebih baik  Interaksi siswa dalam diskusi dan menjawab pertanyaan belum baik.  Hampir sebagian besar siswa sudah bisa membuat kesimpulan 5.  Sebagian besar siswa serius menjawab soal posstest yang diberikan guru  Terlihat 4 orang siswa perempuan bekerja sama dalam menjawab soal posstest yang diberikan guru  Rata-rata skor pemahaman konsep siklus I sebesar 70,12. Dari data tersebut menunjukkan bahwa hampir sebagian besar pemahaman konsep siswa meningkat, tetapi belum mencapai KKM yang telah ditetapkan.  Hasil posttest siswa dari 9 butir soal uraian diperoleh persentase siswa yang telah mencapai KKM sebesar 81,57. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak semua siswa mencapai ketuntasan dalam pembelajaran kimia. Berdasarkan hasil catatan lapangan dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran belum berlangsung dengan baik. Hal ini dikarenakan masih terdapat siswa yang mengerjakan tugas pelajaran lain selain kimia, tidak serius dan bercanda dalam melakukan praktikum, dan masih terdapat siswa yang mengganggu kelompok lain pada saat mengerjakan tugas kelompok. Kerja sama antar anggota kelompok pun masih belum terjalin dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pembagian tugas kelompok yang tidak merata yang hanya mengandalkan kepada siswa lain yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam hal persentase hasil temuan maupun menjawab pertanyaan yang diberikan dalam lembar kerja siswa LKS. Belum ada keberanian untuk mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan guru. Guru masih mendominasi kegiatan belajar.

d. Tahap Refleksi I

Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi data pada siklus I. Kegiatan pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses di kelas XI IPA 1 masih belum efektif, hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Refleksi Siklus I Tindakan Kekurangan Perbaikan Apersepsi dan motivasi Guru terlalu cepat ketika menjelaskan Guru secara perlahan menjelaskan dan sering bertanya kepada siswa apa yang tidak dimengerti agar siswa tidak semakin kebingungan Kegiatan belajar Guru belum dapat mengkondisikan siswa dan kurang tegas ketika memberikan perintah sehingga masih ada siswa yang ribut, guru masih mendominasi kegiatan belajar seperti praktikum dan diskusi Guru lebih tegas ketika mengkondisikan kelas dan memberikan perintah selain itu guru memberikan kepercayaan kepada siswa sehingga siswa diharapkan aktif ketika pembelajaran berlangsung Menjawab dan mengajukan pertanyaan Siswa malu dan belum ada keberanian dari siswa untuk menjawab dan mengajukan pertanyaan Interaksi guru dan siswa semakin dtingkatkan, lebih memperhatikan siswa sehingga siswa akan merasa dekat dan timbul rasa kepercayaan diri untuk menjawab ataupun mengajukan pertanyaan Berhipotesis Siswa tidak mengerti apa yang dimaksud dengan hipotesis dan hubungannya dengan konsep yang sedang Menjelaskan apa yang dimaksud dengan hipotesis, memberikan contoh hipotesis dan hubungannya dengan dipelajari konsep yang sedang dipelajari Merencanakan percobaan Masih bingung dalam menentukan alat dan bahan percobaan karena jarangnya siswa melakukan praktikum Secara perlahan-lahan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, guru membahas sedikit tentang alat dan bahan percobaan Observasi Siswa masih kesulitan dalam menggunakan fakta yang relevan dengan percobaan yang dilakukan Memberikan arahan dan membimbing siswa dalam menggunakan fakta yang relevan dengan percobaan yang dilakukan Memprediksi Siswa belum terbiasa dan malu untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan kecenderungan yang sudah ada Membimbing siswa untuk berani mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan kecenderungan yang sudah ada Klasifikasi Siswa kesulitan untuk membandingkan hasil pengamatan Memberikan analogi yang berkaitan dengan konsep yang sedang dipelajari Komunikasi Diskusi lebih didominasi oleh siswa yang pintar, sedangkan siswa yang lain hanya diam mendengarkan Memantau langsung pembagian tugas kelompok, agar masing- masing siswa mendapatkan tugas secara merata Menerapkan konsep Siswa masih kesulitan dalam menerapkan konsep yang sudah dipelajari pada konsep yang baru Membimbing siswa dan memberikan contoh- contoh yang menarik sehingga siswa mudah dalam dalam tahap menerapkan konsep Interpretasi Siswa masih kesulitan dalam memberikan kesimpulan Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dan tidak terlalu mendominasi kegiatan belajar Pembagian LKS Pembagian LKS yang dilakukan ketika Pembagian LKS dilakukan satu hari pembelajaran belangsung membuat siswa kesulitan dan tidak mengerti maksud dari LKS sebelum pembelajaran agar siswa mempelajari terlebih dahulu LKS

e. Keputusan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep laju reaksi belum memenuhi indikator yang peneliti harapkan. Indikator yang ditetapkan oleh peneliti yaitu nilai siswa mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan di sekolah dan sebanyak 85 siswa memiliki nilai ≥ KKM sekolah tetapi pada siklus I ini hanya mencapai 81,57. Perlu dilakukan tindak lanjut proses pembelajaran untuk perbaikan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian tindakan kelas ini ke siklus II.

2. Siklus II

Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 26 November 2010 dengan materi teori tumbukan dan orde reaksi.

a. Tahap Perencanaan II Planning

Tahap perencanaan siklus II ini merupakan perbaikan dari pembelajaran pada siklus I, perencanaan dimulai dengan menyiapkan rencana pembelajaran RPP, menyiapkan media, materi ajar, lembar kerja siswa LKS dan LKS dibagikan satu hari sebelum pembelajaran dilakukan, lembar observasi guru dan siswa, soal latihan, menyiapkan soal posttest siklus II, alat dokumentasi, membagi siswa ke dalam 8 kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari 4-5 siswa secara heterogen, dan keperluan mengajar lainnya. Adapun materi ajar yang diberikan pada siklus II ini adalah teori tumbukan dan orde reaksi. Pembelajaran dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan di kelas selama 1 x 40 menit dengan kegiatan pembelajaran berupa tanya jawab dan diskusi, pertemuan kedua dilaksanakan di kelas selama 2 x 40 menit dengan kegiatan pembelajaran berupa tanya jawab dan diskusi, pertemuan ketiga dilaksanakan di kelas selama 2 x 40 menit berupa mengerjakan soal posttest. RPP siklus II dapat dilihat pada lampiran 3.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan II Action

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru senantiasa berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Pada siklus II tahap pelaksanaan dilakukan selama dua kali pertemuan. Dengan materi teori tumbukan dan orde reaksi. Uraian kegiatan pada setiap pertemuan pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Deskripsi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 26 November 2010 dengan materi teori tumbukan. Kegiatan belajar- mengajar ini dimulai pada pukul 09.00 – 09.40 WIB. Pada pertemuan ini satu orang siswa izin tidak hadir karena sakit. Pada pertemuan pertama di siklus II ini siswa terlihat lebih siap untuk belajar, selain itu siswa merasa senang karena kegiatan belajar dilaksanakan di ruang multimedia. Pada pertemuan ini, jenis keterampilan proses yang diterapkan yaitu komunikasi, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, berhipotesis, memprediksi, klasifikasi, menerapkan konsep, dan interpretasi. Kegiatan Guru Siswa  Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah pembelajaran berlangsung  Sudah dapat mengkondisikan kelas  Sebagian besar siwa memperhatikan penjelasan guru  2 siswa laki-laki masih bercanda  Sebagian siswa mulai fokus dengan pelajaran walaupun masih ada 1 siswa prempuan mengerjakan tugas mata pelajaran lain selain kimia Menjelaskan pendekatan pembelajaran yang dipakai agar siswa semakin termotivasi  6 siswa perempuan antusias bertanya mengenai pendekatan yang dipakai guru  4 siswa laki-laki bertanya mengenai manfaat dan pendekatan apa saja yang mungkin dapat dipakai dalam kegiatan belajar Meminta siswa untuk berkumpul dengan masing- masing kelompok yang sudah dibagi sebelumnya  Siswa sudah tidak terlihat bingung dengan dengan kelompoknya masing- masing Mereview materi sebelumnya dengan memberikan pertanyaan  2 siswa menjawab pertanyaan guru  3 siswa laki-laki menambahkan penjelasan teman yang menjawab pertanyaan sebelumnya Memberikan apersepsi dengan memperlihatkan ilustrasi gambar dua kelompok masing-masing berjumlah 4 orang yang sedang bersepeda, kelompok pertama melintasi jalan menanjak dan kelompok yang kedua melintasi jalan terowongan dibawah tanjakan tersebut. Kemudian guru memberikan pertanyaan: “Menurut kalian kelompok manakah yang lebih cepat sampai di ujung jalan? dan apa alasannya?”  Siswa memperhatikan gambar yang diperlihatkan oleh guru  2 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan menjawab pertanyaan guru sedangkan siswa yang lain mendengarkan dan mencatat jawaban  Meminta siswa untuk mendiskusikan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, suhu, dan katalis ditinjau dari teori tumbukan dan menunjuk salah satu siswa untuk menjadi moderator persentasi  Memantau pembagian tugas  Guru tidak mendominasi kegiatan belajar  Pembagian tugas sudah merata sehingga setiap siswa dalam masing- masing kelompok mendapat tugas  2 siswa mengajukan diri untuk menjadi moderator  Diskusi berjalan dengan aktif Meminta perwakilan salah satu kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusi  5 Kelompok mengajukan diri untuk mempersentasikan hasil diskusi tapi hanya kelompok yang ditunjuk guru yang mempersentasikan hasil diskusi Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya  7 siswa laki-laki aktif bertanya  4 siswa perempuan masih ragu untuk bertanya Memperlihatkan diagram energi reaksi  Sebagian besar siswa terlihat tertarik dengan diagram energi reaksi  1 siswa meminta penjelasan mengenai diagram reaksi  Sebagian besar siswa mencatat penjelasan mengenai diagram reaksi  12 siswa 5 laki-laki dan 7 perempuan mengajukan pertanyaan mengenai energi reaksi Meminta siswa untuk menjelaskan diagram energi reaksi  3 siswa perempuan dan 7 siswa laki- laki menjelaskan diagram energi reaksi sedangkan siswa yang lain mencatat Meminta siswa untuk menjawab pertanyaan  Beberapa siswa yang pada pertemuan sebelumnya terlihat malu sudah berani menjawab pertanyaan guru Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan dan menjelaskan kesimpulan dari persentasi yang sudah dilakukan.  Sebagian besar siswa sudah dapat membuat kesimpulan  8 siswa perempuan dan 6 siswa laki- laki mencatat kesimpulan sedangkan siswa yang lain mendengarkan Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 30 November 2010. Pada pertemuan ini materi yang akan dipelajari adalah tentang orde reaksi. Kegiatan belajar-mengajar ini dimulai pada pukul 07.00 – 08.20 WIB. Pada pertemuan ini satu orang siswa izin tidak hadir karena sakit. Pada pertemuan ini, jenis keterampilan proses yang diterapkan yaitu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, observasi, komunikasi, menerapkan konsep, dan interpretasi. Kegiatan Guru Siswa Meminta siswa untuk duduk dengan teman kelompoknya  Siswa langsung berkumpul duduk dengan teman kelompoknya Memeriksa jawaban lembar kerja siswa LKS yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya  Masing-masing kelompok Memperlihatkan lembar kerja siswa LKS yang sudah dikerjakan Mereview materi sebelumnya dengan memberi pertanyaan  7 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan menjawab pertanyaan guru sedangkan siswa lain menjawab sudah lupa Menyampaikan tujuan  5 siswa laki-laki bertanya mengenai pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah pembelajaran berlangsung tujuan pembelajaran  8 siswa perempuan mencatat tujuan pembelajaran sedangkan siswa yang lain mendengarkan penjelasan Memberikan apersepsi dan motivasi bahwa orde reaksi sangat penting penerapannya dalam kehidupan manusia. Lalu guru memberikan contoh yaitu untuk menentukan umur benda purbakala dapat dilakukan dengan menentukan waktu reaksi peluruhan 14 C. Reaksi peluruhan radioaktif termasuk reaksi orde satu dengan v = k [ 14 C]  Sebagian besar siswa terlihat tertarik dengan penjelasan guru  3 siswa perempuan dan 4 siswa laki- laki mengajukan pertanyaan Meminta siswa untuk mendiskusikan materi orde reaksi dan grafik kecenderungan orde reaksi dan menunjuk salah satu siswa untuk menjadi moderator persentasi  Pembagian tugas dalam kelompok sudah merata  Kerja sama antar kelompok terjalin dengan baik  1 siswa laki-laki mengajukan diri untuk menjadi moderator  2 siswa perempuan dan 1 siswa laki- laki masih terlihat bercanda ketika kegiatan diskusi berlangsung Meminta perwakilan kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusi  5 kelompok mengajukan diri untuk mempersentasikan hasil diskusi sedangkan kelompok yang lain menyiapkan pertanyaan Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya  8 siswa perempuan dan 6 siswa laki- laki mengajukan pertanyaan Meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan dan menjelaskan kesimpulan dari persentasi yang sudah dilakukan.  Masing-masing kelompok dapat menuliskan dan menjelaskannya kesimpulan. Memberikan soal latihan Mengerjakan soal latihan Pertemuan Ketiga Ulangan Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 1 Desember 2010. Kegiatan belajar-mengajar ini dimulai pada pukul 07.00 – 08.20 WIB. Pada pertemuan ini semua siswa hadir. Kegiatan Guru Siswa Memberikan tes akhir posttest  Sebagian besar siswa dengan serius menjawab soal yang diberikan  2 orang siswa perempuan saling bekerja sama  3 siswa laki-laki banyak bertanya kepada guru mengenai soal yang diberikan

c. Tahap Observasi II

Pelaksanaan observasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian pada setiap kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran dapat diketahui berdasarkan data yang diperoleh sebagai berikut: 1 Hasil Observasi a Ketika peneliti memberikan apersepsi dan motivasi, terlihat siswa sudah tidak kebingungan dengan penjelasan yang diberikan, karena peneliti ketika menjelaskan apersepsi dan motivasi secara perlahan dan banyak bertanya kepada siswa sehingga siswa sedikit demi sedikit mengerti dan menemukan hubungan antara apersepsi dan motivasi yang diberikan dengan materi yang akan dipelajari. b Siswa sudah mempunyai keberanian untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan, hal ini disebabkan siswa diberikan pendekatan secara lebih dekat oleh peneliti sehingga siswa merasa percaya diri. c Hampir sebagian besar siswa sudah dapat membuat hipotesis, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih terlihat kesulitan ketika membuat hipotesis. d Siswa sudah tidak kesulitan ketika melakukan percobaan, karena siswa belajar untuk tahu nama dan fungsi alat dan bahan percobaan. e Untuk observasi hasil percobaan, sudah dapat dilakukan siswa dengan baik. f Siswa sudah dapat mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan kecenderungan yang sudah ada. g Sebagian besar siswa sudah dapat membandingkan hasil pengamatan walaupun masih terdapat beberapa siswa kesulitan untuk membandingkan hasil pengamatan. h Ketika berdiskusi, interaksi sudah berjalan dengan baik, pembagian tugas masing-masing siswa sudah merata. i Siswa sudah dapat menerapkan konsep yang sudah dipelajari ke dalam konsep yang baru, karena siswa sudah mengerti bahwa suatu konsep dapat berhubungan dengan konsep yang lain. j Siswa sudah dapat memberikan kesimpulan, karena siswa dibimbing dalam memberikan kesimpulan. k Pembagian LKS yang dilakukan satu hari sebelum pembelajaran belangsung membuat siswa tidak kebingungan dan mengerti maksud dari LKS. l Guru sudah dapat mengkondisikan siswa, sehingga siswa mulai fokus ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. m Guru cukup tegas ketika memberikan perintah, sehingga siswa mulai serius ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. n Guru sudah tidak mendominasi kegiatan belajar, baik praktikum maupun diskusi, sehingga siswa benar-benar aktif ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. 2 Hasil Catatan Lapangan Tabel 4.8 Hasil Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan Catatan lapangan 1.  Sebagian siswa mulai fokus dengan pelajaran walaupun masih ada 1 siswa prempuan mengerjakan tugas mata pelajaran lain selain kimia  Guru mampu mengkondisikan kelas  Guru tidak mendominasi kegiatan belajar, guru hanya berperan membimbing dan mengarahkan siswa.  Siswa dapat mengkondisikan diri  Pembagian LKS yang diberikan satu hari sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, membuat siswa lebih mengerti materi yang akan diajarkan  Hampir sebagian besar siswa sudah berani untuk menjawab pertanyaan dan mengemukakan pertanyaan  Kerjasama antar anggota kelompok sudah terjalin dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya pembagian tugas kelompok yang merata  Pada kegiatan diskusi kelas, secara umum siswa sudah mempunyai keberanian untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan sehingga banyak siswa yang berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas.  Siswa sudah terlihat berani untuk bertanya.  Siswa mampu dalam membuat kesimpulan. 2.  Guru sudah dapat mengkondisikan kelas.  Aktivitas belajar siswa sudah berjalan dengan baik .  Kerjasama antar anggota kelompok sudah terjalin dengan baik, karena pembagian tugas sudah merata.  Pada kegiatan diskusi kelas, beberapa siswa terlihat sudah mempunyai keberanian untuk bertanya atau menanggapi pertanyaan.  Interaksi siswa dalam diskusi dan menjawab pertanyaan sudah baik.  Siswa sudah mampu dalam penerapan konsep.  Siswa sudah mampu dalam membuat kesimpulan. 3.  Siswa sudah serius menjawab soal posstest yang diberikan guru  Rata-rata skor pemahaman konsep siklus I sebesar 78,75. Dari data tersebut menunjukkan bahwa hampir sebagian besar pemahaman konsep siswa meningkat, dan mencapai nilai KKM yang sudah ditentukan.  Hasil posttest siswa dari 9 butir soal uraian diperoleh persentase siswa yang telah mencapai KKM sebesar 100. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa semua siswa mencapai ketuntasan dalam pembelajaran kimia. 3 Tahap Refleksi II Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil analisis selama kegiatan siklus II, maka dapat dikemukakan bahwa pemahaman konsep siswa pada materi laju reaksi ditinjau dari nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan rata-rata pemahaman konsep siswa dari siklus I ke siklus II yaitu dari 70,12 menjadi 78,75. Pada proses pembelajaran pada siklus II ini, tampak siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, suasana kelas lebih kondusif, dan siswa turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya perbaikan-perbaikan pada rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dan pola mengajar guru membuat siswa senang dan mudah mempelajari kimia dalam hal ini materi laju reaksi. Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 25 Pamulang khususnya materi laju reaksi. Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Penelitian ini hanya dibatasi sampai siklus II karena jumlah siswa yang mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal KKM sudah mencapai 100 melebihi nilai kriteria ketuntasan minimal ideal yang diharapkan sebesar 85. Dalam proses pembelajaran siswa sudah mampu melakukan pembelajaran dengan lebih baik dan sudah terciptanya iklim kerja sama siswa dalam menghadapi masalah dalam kegiatan diskusi. Siswa juga terlihat aktif melakukan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses karena dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk mencari sendiri konsep materi yang sedang dipelajari.

D. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut: 1. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu pada akhir siklus I dan akhir siklus II. Soal terdiri dari 9 soal untuk siklus I dan 7 soal untuk siklus II. Nilai skor ditentukan sesuai tingkat kesulitan soal. Hasil dari tes siklus I dan II disajikan dalam tebel berikut: Tabel 4.9 Hasil Tes Belajar Siklus I dan Siklus II No. Statistik deskriptif Siklus I Siklus II 1. Rata-rata pemahaman konsep 70,12 78,75 2. Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 18,42 3. Jumlah siswa yang tuntas belajar 81,57 100 4. Nilai KKM 70 Dari tabel tersebut, terlihat bahwa hasil tes pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Rata-rata nilai siswa meningkat 8,63 pada siklus II. Sebanyak 38 siswa 100 telah melampaui nilai KKM yaitu 70. Peningkatan ini menunjukkan bahwa tingkat hasil pemahaman siswa mulai meningkat, karena siswa semakin paham dengan konsep dan dapat mengerjakan soal tes dengan mudah. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini dihentikan pada siklus II dan terbukti bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

E. Pembahasan