14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kontrak
1. Pengertian Kontrak
Istilah kontrak dari bahasa Inggris, yaitu contract. Dalam bahasa Belanda disebut dengan overeenkomst perjanjian. Pengertian perjanjian ataupun
kontrak diatur dalam pasal 1313 KUH Perdata. Pasal tersebut berbunyi: “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.
1
Pihak yang sudah melakukan suatu perjanjian berarti sudah mengikatkan dirinya pada isi
perjanjian tersebut. Kontrak adalah peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji
untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, biasanya secara tertulis. Para pihak yang bersepakat mengenai hal-hal yang
diperjanjikan, berkewajiban untuk mentaati dan melaksanakannya, sehingga perjanjian tersebut menimbulkan hubungan hukum yang disebut perikatan
verbintenis. Kontrak merupakan perbuatan hukum dimana dua pihak atau lebih saling mengikat suatu perbuatan untuk melakukan atau tidak melakukan
perbuatan tertentu.
1
Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus Jakarta: Kencana, 2011, h.7
15
Setidaknya terdapat dua istilah dalam Alquran yang berhubungan dengan perjanjian kontrak, yaitu al-
‘aqdu akad dan al-‘ahdu janji.
2
Kata akad berasal dari bahasa arab dari lafaz al-
‘aqad yang artinya mengikat, ikatan atau pengencangan dan penguatan antara beberapa pihak dalam hal tertentu,
baik ikatan itu bersifat konkret maupun abstrak, baik dari satu sisi maupun dua sisi.
3
Pengertian khusus tentang akad adalah hubungan antara ijab pewajiban dan qabul penerimaan secara syariat yang menimbulkan efek terhadap
objeknya atau dengan kata lain, berhubungan ucapan salah satu dari dua orang yang berakad dengan yang lain secara syara dimana hal itu
menimbulkan efeknya terhadap objek.
4
Akad secara terminologi fikih adalah perikatan antara ijab penawaran dengan qabul penerimaan secara yang dibenarkan
syara’. Kata kontrak yang dimaksud ialah terjemahan dari kata
‘uqud bentuk jamak dari kata akad yang berarti mengikat, perjanjian atau kontrak.
2
Gemala Dewi, dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, cet III Jakarta: Kencana, 2007, h. 45
3
Wahbah Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu, cet. II Jilid 4 Damsyik: Dar Al-Fikr, 1985, h.80
4
Ibid., h. 81