Review Studi Terdahulu LANDASAN TEORI

42 selanjutnya hanya pengimplementasian akad dana pensiun bukan peninjauan ulang menggunakan Fatwa DSN. 3. Yoga Aditya Herlambang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “ANALISIS KESESUAIAN KONTRAK BISNIS TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN MUDHARABAH PADA BMT AL MUNAWARAH ” Skripsi 2012 Substansi: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan anatomi kontrak, serta kesesuaian isi substansi kontrak tersebut dengan fatwa Dewan Syariah Nasional DSN dan Peraturan Bank Indonesia PBI, yang mengatur tentang pembiayaan musyarakah dan mudharabah. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dan perspektif terhadap kontrak akad peembiayaan musyarakah dan mudharabah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur dan anatomi kontrak musyarakah dan mudharabah pada BMT al-Munawarah telah memenuhi struktur kontrak hukum dan struktur akad syariah. Perbedaan dengan penulis: Perbedaan dengan penulis terletak pada objek penelitian, penelitian sebelumnya adalah akad pembiayaan musyarakah dan mudharabah, sedangkan penulis mengunakan objek akad dana pensiun yang ditinjau menggunakan Fatwa DSN-MUI. 43

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah berdiri DPLK Muamalat

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sebagai pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan DPLK Muamalat adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan dengan pengelolaan berdasarkan Syariat Islam. Sejak beroperasi tahun 1992, Bank Muamalat menunjukkan kinerja yang senantiasa terus meningkat, baik dari aspek peningkatan asset maupun perluasan jaringan. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasionalnya pada bulan mei 1992. Dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. 44 Bank Muamalat Indonesia merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan pronsip-prinsip syariah Islam yaitu tidak mempergunakan peraangkat bunga, melainkan sistem bagi hasil. Bank Muamalat Indonesia menghindari perangkat bunga karena masih sangat banyak kalangan umat Islam yang percaya bahwa tata cara penggunaannya dikhawatirkan mengandung unsur riba. 1 Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporak-porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet NPF mencapai 60. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic 1 Zainulbahar Noor, Bank Muamalat Mimpi, Harapan, dan Keyakinan Jakarta: Bening Publishing, 2006, h. 312 45 Development Bank IDB yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi Kru Muamalat ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadapa pelaksanaan perbankan syariah secara murni. Melalui masa-masa yang sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada 1 Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, 2 Tidak melakukan PHK satupun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal ini pemangkasan biaya, tidak memotong hal Kru Muamlat sedikitpun, 3 Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan direksi baru, 4 peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disisplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan 5 Pembangunan tonggak-tonggak