Ketentuan Umum Analisis Kontrak Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat Ditinjau

75 Mengenai perbedaan antara ketentuan umum fatwa DSN-MUI dengan klausul definisi kontrak DPLK Muamalat, dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Perbedaan Komponen-komponen Definisi Antara Ketentuan Umum dalam Fatwa DSN-MUI dan Klausul Definisi Kontrak DPLK Muamalat No Definisi Perbedaan DSN-MUI DPLK Muamalat 1. Akad  2. Akad Hibah  3. Akad Hibah bi Syarth  4. Akad Hibah Muqayyadah  5. Akad Mudharabah  6. Akad Wakalah  7. Akad Wakalah bi al-Ujrah  8. Akhir Tahun Periode  9. Dana  10. Dana Pensiun   11. Dana Pensiun Lembaga Keuangan DPLK  12. Dana Pensiun Pemberi Kerja DPPK  13. Dana Pensiun Syariah  14. Iuran   15. Kekayaan Dana Pensiun  16. Locking-in  17. Manfaat Pensiun   18. Penerima Manfaat Pensiun  19. Pengelolaan Dana Pensiun  20. Peraturan Dana Pensiun   21. Pernyataan Pihak Pertama  22. Peserta   23. PPIP-Contributory  24. PPIP-Non Contributory  25. Program Pensiun  76 26. Program Pensiun Iuran Pasti PPIP   27. Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP  28. Program Pensiun Syariah  29. Vesting Right 

2. Ketentuan Terkait PPIP Program Pensiun Iuran Pasti pada DPLK

Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dalam keputusan fatwa DSN ini, menjelaskan 4 hal terkait ketentuan PPIP Program Pensiun Iuran Pasti pada DPLK, yaitu : ketentuan para pihak dan akad PPIP pada DPLK, ketentuan iuran PPIP pada DPLK, ketentuan pengelolaan kekayaan peserta PPIP pada DPLK dan ketentuan manfaat pensiun PPIP pada DPLK.

a. Ketentuan Para Pihak dan Akad PPIP pada DPLK

Dalam ketentuan ini setidaknya terdapat 9 pembahasan mengenai pihak-pihak yang bersangkutan dalam program pensiun iuran pasti PPIP terhadap dana pensiun lembaga keuangan DPLK. 1 Para Pihak dalam PPIP pada DPLK adalah Pemberi Kerja, Peserta, Pengelola DPLK selanjutnya disebut Dana Pensiun Syariah, investee, dan Penerima Manfaat Pensiun. Dalam isi kontrak dana pensiun ini tertulis pada halaman pertama tentang komparisi kontrak yang terdiri dari Pihak Pertama dan Pihak Kedua. Pihak Pertama adalah Pemberi Kerja + Peserta, Pihak Kedua 77 Pengelola DPLK. Sedangkan untuk investee dan Penerima Manfaat Pensiun dijelaskan dalam Peraturan Dana Pensiun DPLK Muamalat. 2 Akad antara Pemberi Kerja dengan Peserta adalah Hibah bi Syarth; Pemberi Kerja sebagai Pemberi Wahib, dan Peserta sebagai Penerima Mauhub lah. Dalam kontrak tersebut tidak dijelaskan tentang jenis akad yang digunakan antara Peserta dan DPLK. 3 Pemberi Kerja memiliki hak untuk menentukan pihak-pihak yang berhak menerima manfaat pensiun dengan akad Hibah Muqayyadah sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun Syariah. Mengenai hak-hak Pemberi Kerja tertera pada Pasal 2 ayat 2 yang berbunyi “PIHAK KEDUA akan menyerahkan buku Peraturan Dana Pensiun kepada peserta sebagai pedoman untuk mengetahui hak dan kew ajiban sebagai peserta”. Jadi, penjelasan hak-hak dan kewajiban- kewajiban peserta sudah dijelaskan dalam Peraturan Dana Pensiun, namun tidak dijelaskan secara eksplisit megenai penggunaan akad Hibah Muqayyadah. 4 Akad antara Pemberi Kerja dengan Dana Pensiun Syariah adalah akad wakalah; Pemberi Kerja berkedudukan sebagai Muwakkil, dan Dana Pensiun Syariah sebagai Wakil dalam mengelola program pensiun bagi pekerjanya. 78 Akad wakalah dalam kontrak tersebut dijelaskan pada sub pembukaan dengan menggunakan kalim at “diwakili”, maksudnya adalah InstitusiPerusahaan yang bersangkutan memberi perwakilan kepada pegawainya dalam hal ini adalah peserta dalam melakukan perjanjiankontrak dana pensiun. 5 Dalam PPIP-Contributory, akad antara Peserta dengan Dana Pensiun Syariah adalah akad Wakalah bil Ujrah; Peserta sebagai Muwakkil, dan Dana Pensiun Syariah sebagai Wakil dalam mengelola program pensiunnya. PPIP-Contributory dijelaskan pada Pasal 6 ayat 1 dan 2 tentang Pembayaran Iuran, pasal 1 menjelaskan tentang pembayaran yang dilakukan oleh peserta dilakukan secara individu sedangkan pasal 2 pembayaran dilakukan secara kolektif oleh PIHAK PERTAMA InstitusiPerusahaan kepada PIHAK KEDUA. 6 Akad antara Peserta Mandiri dengan Dana Pensiun Syariah adalah akad Wakalah bil Ujrah; Peserta sebagai Muwakkil, dan Dana Pensiun Syariah sebagai Wakil dalam mengelola program pensiunnya. Akad wakalah dalam kontrak tersebut dijelaskan pada sub pembukaan dengan menggunakan kalimat “diwakili”. Maksudnya adalah DPLK mewakilkan dana pensiun yang diberikan oleh Peserta Mandiri tersebut.