Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji Asumsi Klasik

Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai, 2009 Jumlah 8 54 14 76

3.4. Metode Analisis Data

3.4.1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebagai langkah awal untuk analisis penelitian ini adalah terlebih dahulu melakukan uji validitas instrumen melalui analisis faktor dari setiap indikator maupun dengan analisis butir untuk setiap item pertanyaan. Uji coba instrumen dilakukan pada 20 orang yang terdiri dari guru dan anggota komite sekolah yang bukan sebagai responden untuk instrumen tenaga kependidikan, sarana prasarana, partisipasi masyarakat, pembiayaan dan mutu lulusan. Untuk menghitung validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment Arikunto, 2006:170 dengan rumusan sebagai berikut: n X i Y i - X i Y i r xy = √ n X 2 i – X i 2 n Y 2 i - Y i 2 Sudjana, 1992:369 Adapun ketentuannya adalah bila korelasi tiap faktorbutir tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktorbutir tersebut memiliki validitas yang baik Sugiono, 2007:177. Hasil analisis butir dan analisis faktor masing-masing instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran. Sementara itu untuk uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini akan dilakukan dengan internal consistency yakni dengan cara mencobakan instrumen sekali saja dengan teknik belah dua dari Spearman Brown sebagai berikut: 2r b r i = Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai, 2009 1+r b Dimana: r i = reliabilitas internal seluruh instrumen r b = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua Untuk keperluan itu maka butir-butir pertanyaan dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok genap. Selanjutnya dicari skor total tiap kelompok dan dicari korelasi antar keduanya. Setelah dihitung dan diperoleh koefisien korelasinya, selanjutnya dimasukkan ke dalam rumusan di atas, jika diperoleh nilai reliabilitas internal ≥0,30 maka instrumen tersebut reliable.

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik diperlukan untuk melihat apakah pilihan kita terhadap analisis regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Uji ini terdiri dari uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas dimana jika uji ini telah terpenuhi maka uji statistik regresi berganda dapat digunakan. Penghitungan uji ini dibantu dengan program SPSS versi 15,0. 3.4.2.1. Uji Multikolinieritas Uji mutikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah ada hubungan linier antar variabel bebas dalam model regresi. Kondisi yang diinginkan adalah bahwa seharusnya tidak boleh terjadi hubungan yang linier antar variabel bebasnya dan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas ini, salah satunya dapat dilihat dari angka Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan jika VIF 5 maka terjadi persoalan mutikolinieritas dan jika VIF 5 maka tidak terjadi multiko- linieritas. Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai, 2009 3.4.2.2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual antar pengamatan. Jika varians dan residual antar pengamatan tetap maka disebut terjadi homoskedastisitas. Tetapi jika varians berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Sedang kondisi yang diinginkan untuk model regresi dikatakan baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu rank korelasi dari Spearman Gujarati dalam Sudarmanto, 2005:148 dimana uji hipotesisnya dilakukan dengan dua tahap yaitu menghitung nilai residual absolutnya terlebih dahulu baru menghitung korelasi antar nilai variabel dengan nilai residual absolutnya. Adapun kriteria ujinya adalah tolak Ho bila nilai koefisien korelasi spearman koefsien alpha atau nilai koefisien r hitung r tabel.

3.4.3. Analisa Data