Pembiayaan Identifikasi Ketersediaan Sumberdaya Pendidikan.

Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai, 2009 18,4 29-37 CB 8 8 4 3 4 1 1 4 33 43,4 20-28 KB 3 4 4 3 2 1 9 1 27 35,6 11-19 TB - - - - - - - - - Jumlah 13 12 10 9 6 9 10 7 76 100, Sumber: Dioleh dari data primer 2009 Dari tabel di atas terlihat bahwa variasi pendapat menyatakan cukup baik terbanyak jumlahnya yaitu 33 orang 43,4,, berikutnya kurang baik sebanyak 27 orang 35,6 . Hanya 2 responden menjawab partisipasi masyarakat sangat baik yakni di MAN 2,6 dan partispasi masyarakat dengan kategori baik terbanyak terdapat di SMKN 1 7 responden dengan jumlah persentase seluruh kategori baik adalah 18,4 .

4.4.4. Pembiayaan

Pembiayaan adalah menyangkut ketersediaan dana yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan pendidikan Sekolah Menengah Negeri di Kota Tanjungbalai. Identifikasi pembiayaan yang termasuk dalam penelitian ini adalah berdasar kepada standar pembiayaan oleh Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 yakni terbagi atas biaya investasi, biaya personal dan biaya operasi satuan pendidikan. Biaya investasi meliputi biaya penyediaan sarana prasarana, pengembangan sumberdaya manusia dan modal kerja tetap. Biaya personal adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran misalnya uang sekolah atau uang komite. Biaya operasi meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai, 2009 segala tunjangan yang melekat pada gaji, pemeliharaan sarana prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya. Di era otonomi daerah, urusan pendidikan dari pendidikan dasar hingga tingkat menengah menjadi tanggung jawab daerah. Jelas bahwa dana pendidikan sangat tergantung pada kemampuan finansial daerah dalam mengelola sektor pendidikan, artinya pembiayaan pendidikan sangat tergantung kepada besaran APBD yang dialokasikan untuk membiayai sektor pendidikan. Sesuai amanat Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus mengalokasikan minimal 20 anggaran bagi pemenuhan kebutuhan sektor pendidikan, di Kota Tanjungbalai ketersediaan dana pendidikan telah memenuhi amanat UU tersebut sejak tahun 2007. lihat lampiran 1.1 Permasalahan pembiayaan pendidikan tidak hanya terkait kepada besaranjumlah dana yang tersedia, namun yang terpenting adalah bagaimana perencanaan pembiayaan dibuat agar tercapai tujuan yang diharapkan; penggalian sumber dana yang terkait kepada upaya menggali dana dari berbagai sumber selain dari pemerintah pusat bagi kesinambungan program pendidikan; pengelolaan yakni efisiensi dan efektivitas penggunaan dana serta evaluasi dan fungsi akuntabilitas. Sekolah yang diteliti hampir semuanya memiliki dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat, APBD Propinsi, APBD Kota Tanjungbalai dan dari orang tua siswa. Sumber pembiayaan dari dunia usahadunia industri tidak ada. Berdasarkan Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai, 2009 hasil penelitian ketersediaan dana dari masing-masing sekolah diuraikan seperti pada Tabel berikut: Tabel 4.19. Rekapitulasi Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Menengah Negeri di Kota Tanjungbalai Berdasarkan Sumbernya Tahun 2007. Sumber Pembiayaan No Nama Sekolah Pusat Provinsi Kota Orangtua siswa DUDI Jumlah 1 SMAN 1 - - 1.911.904.532 133.400.000 - 2.045.304.532 2 SMAN 2 100.000.000 - 1.227.380.714 176.040.000 - 1.503.420.714 3 SMAN 3 50.000.000 - 1.034.069.950 172.224.000 - 1.256.293.950 4 SMAN 4 50.000.000 - 603.127.335 136.512.000 - 789.639.335 5 SMAN 5 145.000.000 - 311.309.570 96.960.000 - 553.269.570 6 SMKN 1 366.760.000 - 612.373.135 112.450.000 - 1.091.583.135 7 SMKN 2 150.000.000 - 439.526.792 110.592.000 - 700.118.792 8 MAN 941.802.000 - - 194.112.000 - 1.135.914.000 Jumlah 1.803.562.000 - 6.139.692.028 1.132.290.000 - 9.075.544.028 Sumber : Diolah dari Hasil Penelitian Tahun 2009. Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat 3 sekolah yang jumlah anggaran pendidikannya menempati posisi tertinggi dari sekolah-sekolah lainnya yakni SMAN 1, 2 dan 3. Hal ini disebabkan bahwa ketiga sekolah tersebut memiliki jumlah guru dan siswa terbanyak sehingga mempengaruhi jumlah dana baik biaya operasi belanja tidak langsung, biaya investasi belanja langsung maupun perolehan biaya personal komite sekolah dari orang tua siswa. Sementara itu dana yang berasal dari kalangan pengusaha dan industri tidak ada. Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai, 2009 Tabel 4.20. Rekapitulasi Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Menengah Negeri di Kota Tanjungbalai Berdasarkan Sumbernya Tahun 2008. Sumber Pembiayaan No Nama Sekolah Pusat Provinsi Kota Orangtua siswa DUDI Jumlah 1 SMAN 1 100.000.000 30.000.000 2.349.745.200 136.704.000 - 2.616.449.200 2 SMAN 2 100.000.000 - 1.668.588.000 224.064.000 - 1.992.652.000 3 SMAN 3 140.000.000 - 1.289.862.200 217.728.000 - 1.647.590.200 4 SMAN 4 95.000.000 - 841.023.000 148.608.000 - 1.084.631.000 5 SMAN 5 50.000.000 - 735.561.700 115.680.000 - 901.241.700 6 SMKN 1 310.050.000 - 915.818.000 100.224.000 - 1.326.092.000 7 SMKN 2 150.000.000 - 906.910.500 118.944.000 - 1.175.854.500 8 MAN 1.766.857.000 - - 186.048.000 - 1.952.905.000 Jumlah 2.711.907.000 30.000.000 8.707.508.600 1.434.048.000 - 12.697.422.600 Sumber : Diolah dari hasil penelitian tahun 2009. Terjadi peningkatan jumlah anggaran sebesar 39,9 dari tahun 2007 ke tahun 2008. Peningkatan ini terjadi di semua sekolah mengingat terjadi perubahan anggaran dan standar biaya pada anggaran setiap tahun dan terdapat beberapa sekolah yang memperoleh bantuan dana pendidikan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Perlu diingat bahwa pembiayaan tersebut diatas belum terbagi antara biaya operasional belanja tidak langsung yang diperuntukkan untuk gaji pegawai dan operasional sekolah lainnya dan biaya investasi belanja langsung yang diterima masing-masing sekolah. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah belanja langsung Sekolah Menengah Negeri kota Tanjungbalai dapat dilihat pada tabel berikut: Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai, 2009 Tabel 4.21. Rekapitulasi Belanja Langsung Sekolah Menengah Negeri dan Total Belanja Bidang Pendidikan Kota Tanjungbalai Tahun 2007-2008. Belanja Langsung No Nama Sekolah 2007 2008 1 SMAN 1 215.946.100 228.779.100 2 SMAN2 60.000.000 73.800.000 3 SMAN 3 36.748.400 50.318.200 4 SMAN 4 41.735.000 58.967.000 5 SMAN 5 29.209.900 46.034.700 6 SMKN 1 37.309.500 67.354.000 7 SMKN 2 158.670.000 164.151.500 8 MAN 108.610.000 141.505.000 Jumlah 1 s.d 7 579.618.900 689.404.500 Total Belanja Langsung Bidang Pendidikan dari APBD Kota 33.528.204.920 40.898.498.050 Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian Tahun 2009 Dari tabel diatas diketahui persentase belanja langsung SMA Negeri terhadap total anggaran pendidikan tahun 2007 adalah sebesar 1,7 dan pada tahun 2008 sebesar 1,6 . Angka ini dinilai masih rendah mengingat bahwa belanja langsung yang diterima sekolah merupakan belanja investasi yang langsung dikelola oleh sekolah berdasarkan RAPBS tahun bersangkutan. Belanja langsung inilah yang memberikan pengaruh nyata kepada pengembangan mutu proses yang akhirnya akan meningkatkan mutu lulusan apabila dikelola berdasarkan prinsip tranparansi dan akuntabilitas yang benar. Sedangkan penggunaan belanja langsung yang bersumber dari APBD untuk masing-masing sekolah dapat dilihat pada lampiran 10 dan 11. Sedangkan untuk sekolah MAN belanja langsungnya tidak dapat diperbandingkan karena bersumber dari pemerintah pusat. Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai, 2009 Sementara itu menurut hasil penelitian, pendapat responden mengenai perencanaan pembiayaan pendidikan SMAN dan MAN di Kota Tanjungbalai skor rata-ratanya sebesar 22,2 yang artinya masuk kategori baik 21-25. Sedangkan untuk SMK skor rata-rata pendapat responden adalah sebesar 19,63 yang berarti masuk kategori cukup baik 16-20 dan masing-masing variasi pendapat untuk masing- masing ditunjukkan sekolah dapat dilihat pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Klasifikasi Pembiayaan di Sekolah Menengah Negeri Kota Tanjungbalai. Nama Sekolah Total Kriteria Kategori SMAN 1 SMAN 2 SMAN 3 SMAN 4 SMAN 5 SMKN 1 SMKN 2 MAN f 26-30 SB 2 - 3 3 1 2 - 2 13 17,1 21-25 B 6 6 5 4 2 4 - 3 30 39,5 16-20 CB 5 6 2 - 1 3 6 2 25 32,9 11-15 KB - - - 2 2 - 4 - 8 10,5 6-10 TB - - - - - - - - Jumlah 13 12 10 9 6 9 10 7 76 100,0 Sumber : Diolah dari data primer 2009. Dari tabel di atas terlihat bahwa keberagaman pendapat dominan terdapat pada kategori baik yakni 30 orang 39,5 , hal ini sejalan dengan identifikasi pembiayaan yang telah diuraikan di atas, Selanjutnya terdapat 17,1 responden dari hampir semua sekolah kecuali SMAN 2 dan SMKN 2 menyatakan sangat baik, 32,9 cukup baik dan masih terdapat 10,5 pembiayaan masuk dalam kategori kurang baik yakni terdapat di SMAN 4, SMA 5 dan SMKN 2. Rendahnya pembiayaan pada ketiga sekolah ini terletak pada rendahnya upaya penggalian sumber dana yang dilakukan oleh pihak sekolah bersama-sama dengan komite dan efektivitas serta efisiensi pengelolaan penggunaan dana masih rendah. Mariani : Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai, 2009