Pengertian Supervisi Aspek Tindakan Supervisi

terhadap hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial 3. Pengujian hipotesis ketiga menunjukan penolakan terhadap hupotesis tersebut . motivasi mempunyai tingkat kesesuaian yang rendah sebagai variabel moderating tidak mempunyai pengaruh moderating terhadap hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti sekarang antara lain: No Nama Variabel Tahun Teknik Analisis 1 Kamal dan Naim Perselisihan gaya evaluasi kinerja, tekanan kerja, kepuasan kerja, kinerj 2000 Path Analysis 2 Poerwanti Partisipasi anggaran, kinerja manajerial, budaya organisasi, motivasi 2002 Regresi Linier Berganda 3 Gemilang Tindakan supervisi, motivasi, komitmen organisasi, budaya organisasi, kinerja manajerial 2007 Regresi Linier Berganda

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Tindakan Supervisi

2.2.1.1. Pengertian Supervisi

Menurut Davis dan Newstrom 1996:6, istilah supervisor sebenarnya berasal dari bahasa latin “supervisor” yang berarti memeriksa atau mengawasi. Dalam bahasa Indonesia disebut istilah penyelia yang berasal dari kata selia yang artinya teratur, rapi, menyelia yang artinya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. melihat atau mengawasi. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, penyelia diartikan sebagai pengawas, supervisori atau manajer yang bertanggung jawab atas pekerjaan secara tepat dan efisien sesuai dengan tugas yang ditentukan oleh atasannya. Dari keterangan diatas maka tindakan supervisi adalah tindakan yang dilakukan oleh pengawas, supervisori atau manajer yang bertanggung jawab atas pekerjaan secara tepat dan efisien sesuai dengan tugas yang ditentukan oleh atasannya Supervisi merupakan tingkatan pertama dalam manajemen suatu organisasi terutama dalam memberi dorongan kepada anggota kelompok kerja untuk menyumbang sesuatu yang positif bagi pencapaian tujuan organisasi. Ini berarti seorang supervisor tidak hanya sebagai pengawas saja tetapi juga harus memperhatikan bagimana menciptakan hubungan yang baik antara tugas yang satu dengan tugas yang lain. Kedudukan seorang supervisor dalam sebuah perusahaan adalah sangat besar peranannya untuk mendorong tingkat produktifitas bawahannya. Sehingga dibutuhkan seseorang yang memiliki keahlian dan catatan kerja yang baik daripada karyawan yang lain dalam mengembangkan tugas supervisi.

2.2.1.2. Aspek Tindakan Supervisi

Di Amerika Serikat, AECC Accounting Education Change Commission yang dikutip dari Nurahma dan Indriantoro 2000,103 menerbitkan Issues Stetememt No.4 yang salah satu pembahasannya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. adalah AECC Recommendations for Supervisors of Early Work Experience yang berisi tentang sejumlah rekomendasi AECC kepada supervisor akuntan pemula untuk melaksanakan supervisi dengan tepat khususnya dalam tiga aspek utama tindakan supervisi sebagaimana yang disarankan AECC. Rincian saran-saran pelaksanaan supervisi tersebut adalah: Nurahma dan Indriantoro, 2000: 104. 1. Supervisi hendaknya menunjukkan sikap kepemimpinan dan mentoring yang kuat. Rincian aktivitas yang disarankan oleh AECC adalah: a. Supervisi sering memberikan feedback yang jujur, terbuka dan interaktif kepada akuntan pemula dibawah supervisinya. b. Supervisi memperhatikan pesan-pesan tidak langsung dari akuntan pemula dan jika yang disampaikan adalah ketidakpuasan, secara langsung supervisi menanyakan keadaan dan penyebabnya. c. Supervisor meningkatkan konseling dan mentoring, misalnya dengan memberikan pujian terhadap kinerja yang baik, memperlakukan akuntan pemula sebagai profesional, membantu akuntan pemula untuk mengenali peluang kerja masa datang dan memperdulikan minat serta rencana akuntan pemula. d. Supervisor dituntut mampu menjadi panutan sebagai profesional di bidangnya, mampu menumbuhkan kebanggaan akan profesi dan mampu menunjukkan kepada klien dan masyarakat akan peran penting profesi yang digeluti tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Supervisor hendaknya menciptakan kondisi kerja yang mendorong tercapainya kesuksesan. Rincian aktivitas yang disarankan AECC adalah: a. Menumbuhkan sikap mental pada akuntan pemula untuk bekerja dengan benar sejak awal dan menciptakan kondisi yang memungkinkan hal itu terjadi. Hal tersebut bisa dilaksanakan dengan menjelaskan suatu penugasan kepada akuntan pemula secara gamblang, mengalokasikan waktu yang cukup dalam penugasan yang rumit sehingga bisa terselesaikan dengan baik, menampung semua keluhan akan hambatan yang dihadapi termasuk diantaranya hambatan budgeter dan menjelaskan bagaimana suatu bagian penugasan sesuai dengan penugasan keseluruhan serta senantiasa mengawasi akuntan pemula sampai penugasan selesai. b. Mendistribusikan tugas dan beban secara adil dan sesuai dengan tingkat kemampuan akuntan pemula. c. Meminimalkan stress yang berkaitan dengan pekerjaan. 3. Supervisor hendaknya memberikan penugasan yang menantang dan menstimulasi terselesainya tugas. Rincian aktivitas yang disarankan AECC adalah: a. Supervisor mendelegasikan tanggung jawab sesuai kemampuan dan kesiapan akuntan pemula. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Memaksimalkan kesempatan akuntan pemula untuk meggunakan kemampuan verbal, baik lisan maupun tulisan, berpikir kritis dan menggunakan teknik analitis serta membantu akuntan pemula untuk meningkatkan kemampuan tersebut.

2.2.1.3. Unsur Supervisi

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN.

0 4 15

TESIS PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN.

0 5 12

PENDAHULUAN PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN.

0 3 8

PENUTUP PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN.

0 6 21

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. MUSTIKASARI Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan CV.Mustikasari Sragen.

0 6 16

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. MUSTIKASARI Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan CV.Mustikasari Sragen.

0 3 13

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEDISIPLINAN, BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan, Budaya Organisasi, Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pengelola Keuangan Daerah (Studi Pada Di

0 3 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEDISIPLINAN, BUDAYA ORGANISASI, MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan, Budaya Organisasi, Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pengelola Keuangan Daerah (Stud

0 4 16

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. DJITOE Pengaruh Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pt. Djitoe Indonesian Tobacco Di Surakarta.

0 2 15

PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI, MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. RAJA JAYA NUSANTARA DI SURABAYA

0 0 15