8
2.  Bagaimana hasil belajar IPA kelas IV SD Sabdodadi Keyongan setelah diterapkannya pendekatan CTL dalam pembelajaran?
E.  Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1.  Mengetahui pelaksanaan CTL meliputi aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran  IPA  kelas  IV  SD  N  Sabdodadi  Keyongan  untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.  Mengetahui  hasil  belajar  IPA  kelas  IV  SD  Sabdodadi  Keyongan setelah diterapkannya pendekatan CTL dalam pembelajaran.
F.  Manfaat Penelitian
1.  Secara Teoritis Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  sumbangan  positif
untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan mengenai pelaksanaan CTL untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
2.  Secara Praktis a.  Bagi Siswa
1  Membantu  siswa  aktif  di  dalam  kelas  dan  berani mengungkapkan  pertanyaan  dan  pendapatnya  ketika
pembelajaran IPA berlangsung. 2  Membantu dalam peningkatan hasil belajar siswa.
9
b.  Bagi Guru 1  Untuk memperbaiki proses belajar mengajar IPA.
2  Untuk  membantu  pencapaian  tujuan  pembelajaran  yang  telah ditetapkan.
c.  Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan untuk sekolah untuk selalu meningkatkan
kualitas pembelajaran dalam proses belajar mengajar. d.  Bagi Peneliti
Memberikan  pengetahuan  dan  pengalaman  dalam  meneliti pendekatan CTL untuk  meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
10
BAB II KAJIAN TEORI
A.  Kajian tentang Proses Belajar 1.  Hakikat Belajar
Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris 2008: 1 belajar adalah kegiatan  berproses  dan  merupakan  unsur  yang  sangat  fundamental
dalam  penyelenggaraan  jenis  dan  jenjang  pendidikan,  hal  ini  berarti keberhasilan  pencapaian  tujuan  pendidikan  sangat  tergantung  pada
keberhasilan  proses  belajar  siswa  di  sekolah  dan  lingkungan sekitarnya.  Terdapat  beberapa  tahapan  dalam  belajar,  salah  satu
tahapannya adalah yang dikemukakan oleh Witting yaitu: a.  Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi,
b.  Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi, c.  Tahap  retrieval,  yaitu  tahapan  pendekatan  kembali  informasi
Syah: 2003 Proses  pembelajaran  yang  terjadi  pada  umumnya,  mulai  dari
peserta  didik  memperoleh  informasi  dari  pendidik  maupun  belajar secara  mandiri.  Setelah  memperoleh  informasi,  informasi  tersebut
kemudian  di  simpan,  kemudian  tahapan  terakhir  adalah  kemampuan peserta  didik  dalam  memunculkan  informasi  tersebut  ketika
dibutuhkan. Menurut  Daryanto  2010:  2,  belajar  dapat  didefinisikan
sebagai  suatu  proses  usaha  yang  dilakukan  seseorang  untuk
11
memperoleh  suatu  perubahan  tingkah  laku  yang  baru  secara keseluruhan,  sebagai  hasil  pengalamannya  sendiri  dalam  interaksi
dengan lingkungannya. Sependapat  dengan  Sudjana  Asep  Jihad  dan  Abdul  Haris,
2008:2,  belajar  adalah  suatu  proses  yang  ditandai  adanya  perubahan pada  diri  seseorang,  perubahan  sebagai  hasil  proses  belajar  dapat
ditunjukkan  dalam  berbagai  bentuk  seperti  perubahan  pengetahuan, pemahaman,  sikap,  dan  tingkah  laku,  keterampilan,  kecakapan,
kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek  yang ada pada individu  yang belajar.
Sedangkan  Slameto  Asep  Jihad  dan  Abdul  Haris,  2008:  2 merumuskan  belajar  sebagai  suatu  proses  usaha  yang  dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara  keseluruhan,  sebagai  hasil  pengalamannya  sendiri  dalam
interaksi  dengan  lingkungannya.  Secara  garis  besar,  dapat  ditarik kesimpulan  bahwa  belajar  adalah  perubahan  yang  terjadi  pada  diri
seseorang  akibat  dari  adanya  proses  belajar.  Lebih  jauh  Slameto memberikan  ciri-ciri  tentang  perubahan  tingkah  laku  yang  terjadi
dalam belajar, antara lain: a terjadi secara sadar, b bersifat kontinyu dan  fungsional,  c  bersifatl  positif  dan  aktif,  d  bukan  bersifat
sementara,  e    bertujuan  dan  terarah,  dan    f    mencangkup  seluruh aspek tingkah laku.
12
2.  Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran  adalah  suatu  konsep  dari  dua  dimensi  kegiatan belajar  dan  mengajar  yang  harus  direncanakan  dan  diaktualisasikan
serta  diarahkan  pada  pencapaian  tujuan  atau  penguasaan  sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar. Menurut
Association  for  Educational  Communication  and  Technology  AECT dalam Abdul Majid 2013: 5 pembelajaran instructional merupakan
suatu sistem yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen sistem instruksional,  yaitu  komponen  pesan,  orang,  bahan,  peralatan,  teknik,
dan  lingkungan.  Sependapat  menurut  Oemar  Hamalik  2011:  57 pembelajaran  adalah  suatu  kombinasi  yang  tersusun  meliputi  unsur-
unsur  manusiawi,  material,  fasilitas,  perlengkapan,  dan  prosedur  yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Pada  dasarnya  dapat  ditarik  kesimpulan,  pembelajaran merupakan  suatu  sistem  yang  memiliki  unsur-unsur  sumber  belajar,
yang  mengkondisikan  atau  merangsang  seseorang  agar  dapat  belajar dengan  baik  sesuai  dengan  tujuan  pembelajaran.  Dalam  kegiatan
pembelajaran terdapat  dua kegiatan pokok,  yaitu:  pertama, bagaimana guru  melakukan  tindakan  perubahan  tingkah  laku  melalui  kegiatan
belajar.  Kedua,  bagaimana  guru  menyampaikan  tindakan  ilmu pengetahuan  melalui  kegiatan  belajar.  Dengan  demikian  makna
pembelajaran merupakan kondisi eksternal yang dilakukan guru dalam mengkondisikan seseorang untuk belajar.
13
Menurut Oemar Hamalik 2011: 65 terdapat tiga ciri khas dalam sistem pembelajaran, yaitu:
a.  Rencana,  yaitu  penataan  ketenagaan,  material,  dan  prosedur  yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana
khusus. b.  Kesaling  tergantungan  interdependence,  antara  unsur-unsur
sistem  pembelajaran  yang  serasi  dalam  suatu  keseluruhan.  Setiap unsur  bersifat  esensial,  dan  masing-masing  memberikan
sumbangannya kepada sistem pembelajaran. c.  Tujuan, sistem pembelajaran memiliki tujuan tertentu yang hendak
dicapai. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan sistem pembelajaran adalah agar siswa belajar.
Perencanaan  dan  pelaksanaan  pembelajaran  yang  baik  akan  dapat membantu  siswa  dalam  belajar,  sehingga  tujuan  pembelajaran  dapat
tercapai.  Pembelajaran  yang  direncanakan  dengan  melihat  berbagai faktor  yang  ada  akan  dapat  menghasilkan  kualitas  pembelajaran  yang
baik.
3.  Kualitas Pembelajaran
Kualitas pembelajaran artinya mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran  yang  dilakukan  selama  ini  berjalan  dengan  baik  serta
menghasilkan  luaran  yang  baik  pula  Hamzah  Uno:  2012:  153. Sedangkan menurut Daryanto 2011: 54 kualitas pembelajaran adalah
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran
14
seni.    Dapat  disimpulkan  bahwa  kualitas  pembelajaran  adalah  tingkat pencapaian tujuan pembelajaran untuk menghasilkan luaran yang baik.
Dimensi  dan  indikator  kualitas  pembelajaran  menurut  Hamzah  Uno 2012: 158 adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Dimensi dan Indikator Kualitas Pembelajaran
Dimensi perbaikan
kualitas pembelajaran Indikator
perbaikan kualitas
pembelajaran
Strategi  pengorganisasian pembelajaran
-  Menata  bahan  ajar  yang  akan diberikan selama satu semester
-  Menata  bahan  ajar  yang  akan diberikan setiap kali pertemuan
-  Memberikan  pokok-pokok  materi kepada siswa yang akan diajarkan
-  Membuatkan  rangkuman  atas materi  yang  diajarkan  setiap  kali
pertemuan -  Menetapkan  materi-materi  yang
akan dibahas secara bersama -  Memberikan  tugas  kepada  siswa
terhadap materi tertentu yang akan dibahas secara mandiri
-  Membuatkan format penilaian atas penguasaan setiap materi
Strategi penyampaian
pembelajaran -  Menggunakan  berbagai  metode
dalam penyampaian pembelajaran -  Menggunakan  berbagai  media
dalam pembelajaran -  Menggunakan  berbagai  teknik
dalam pembelajaran Strategi
pengelolaan pembelajaran
-  Memberikan motivasi atau menarik perhatian
-  Menjelaskan  tujuan  pembelajaran kepada siswa
-  Mengingatkan kompotensi
prasyarat -  Memberikan stimulus
-  Memberikan petunjuk belajar -  Menimbulkan penampilan siswa
-  Memberikan umpan balik -  Menilai penampilan
-  Menyimpulkan
15
Kualitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini ditinjau dari beberapa segi, antara lain:
a.  Keterampilan Guru
Guru  merupakan  pelaku  otonomi  kelas  yang  memiliki  peran  untuk melakukan  reformasi  kelas,  dalam  rangka  melakukan  perubahan
perilaku  peserta  didik  melalui  proses  pembelajaran.  Ada  beberapa keterampilan  guru  dalam  mengajar.  Adapun  keterampilan  yang  harus
dimiliki  seorang  guru  menurut  Marno  dan  Idris  2012:  83  adalah sebagai berikut:
a  Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Keterampilan  membuka  dan  menutup  pelajaran  merupakan
keterampilan  dasar  mengajar  yang  harus  dikuasai  dan  dilatih  bagi  guru. Keberhasilan  pembelajaran  sangat  dipengaruhi  oleh  kemampuan  guru
dalam  membuka  dan  menutup  pelajaran  mulai  dari  awal  hingga  akhir pelajaran. Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam
memberikan pengantarpengarahan mengenai materi  yang akan dipelajari siswa  sehingga  siswa  siap  mental  dan  tertarik  mengikutinya.  Sedangkan
keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti pelajaran  pada  akhir  setiap  kegiatan.  Keterampilan  ini  sangat  penting
dalam  membantu  siswa  menemukan  konsep,  prinsip,  dalil,  hukum,  atau prosedur dari pokok bahasan yang telah dipelajari.
16
Menurut  Marno  dan  Idris  2012:83,  terdapat  komponen- komponen dalam membuka pelajaran antara lain:
1 Membangkitkan perhatianminat siswa 2 Menimbulkan motivasi
3 Memberi acuan atau struktur 4 Menunjukkan kaitan
Sedangkan menurut Marno dan Idris 2012: 91 cara-cara yang dilakukan guru dalam menutup pelajaran, antara lain:
1 Meninjau kembali 2 Mengevaluasi
3 Memberi dorongan psikologi atau sosial b  Keterampilan menjelaskan
Kegiatan  menjelaskan  merupakan  aktivitas  mengajar  yang  tidak dapat  dihindari  oleh  guru.  Untuk  menyampaikan  bahan  pelajaran  yang
berkaitan  dengan  hubungan  antar  konsep,  guru  perlu  menjelaskan  secara runtut.  Oleh  karena  itu  keterampilan  mengajar  harus  dikuasai  oleh  guru.
Menjelaskan  pada  dasarnya  adalah  menuturkan  secara  lisan  mengenai suatu  bahan  pelajaran  yang  disampaikan  secara  sistematis  dan  terencana
sehingga memudahkan siswa untuk memahami suatu materi pelajaran. Menurut Marno dan Idris 2012: 105 unsur-unsur atau komponen-
komponen keterampilan menjelaskan sebagai berikut: 1 Orientasi pengarahan
2 Bahasa yang sederhana
17
3 Contoh yang baik dan sesuai 4 Struktur yang jelas, dengan penekanan pada pokok bahasan
5 Variasi dalam penyajian 6 Latihan dan umpan balik
c  Keterampilan bertanya Keterampilan  bertanya  adalah  suatu  pengajaran  itu  sendiri,  sebab
pada  umumnya  guru  dalam  pengajarannya  menggunakan  tanya  jawab. Keterampilan  bertanya  merupakan  keterampilan  yang  digunakan  untuk
mendapatkan  jawaban  balikan  dari  orang  lain.  Dalam  proses  belajar mengajar,  bertanya  memegang  peranan  penting,  sebab  pertanyaan  yang
tersusun baik dengan teknik pengungkapan yang tepat akan: 1 Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
2 Membangkitkan  minat  dan  rasa  ingin  tahu  siswa  terhadap  sesuatu masalah yang sedang dibicarakan.
3 Mengembangkan  pola  pikir  dan  cara  belajar  aktif  dari  siswa,  sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
4 Menuntun  proses  berpikir  siswa,  sebab  pertanyaan  yang  baik  akan membantu murid dalam menentukan jawaban yang baik.
5 Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas. d  Keterampilan memberikan penguatan
Menurut Moh Uzer Usman 2006:80 penguatan adalah segala bentuk respons,  apakah  bersifat  verbal  atau  nonverbal,  yang  merupakan  bagian
dari  modifikasi  tingkah  laku  guru  terhadap  tingkah  laku  siswa,  yang
18
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik feedback bagi penerima  siswa  atas  perbuatannya  sebagai  suatu  tindak  dorongan  atau
koreksi. Tujuan pemberian penguatan antara lain: 1 Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
2 Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar 3 Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang
produktif e  Keterampilan mengadakan variasi
Variasi  menurut  Moh  Uzer  Usman  2006:84  adalah  suatu  kegiatan guru  dalam  proses  interaksi  belajar  mengajar  yang  ditujukan  untuk
mengatasi  kebosanan  murid,  sehingga  dalam  situasi  belajar  mengajar murid  senantiasa  menunjukkan  ketekunan,  antusiasme,  serta  penuh
partisipasi. Tujuan dan manfaat pengadaan variasi, diantaranya: 1 Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa
2 Memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
f  Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Menurut  Moh  Uzer  Usman  2006:94  diskusi  kelompok  adalah
suatu  proses  yang  teratur  yang  melibatkan  sekelompok  orang  dalam interaksi  tatap  muka  yang  informal  dengan  berbagai  pengalaman  atau
informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. g  Keterampilan mengelola kelas
19
Menurut  Moh  Uzer  Usman  2006:97  pengelolaan  kelas  adalah keterampilan  guru  untuk  menciptakan  dan  memelihara  kondisi  belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
h  Keterampilan mengelola kelompok kecil Secara  fisik  bentuk  pengajaran  ini  ialah  bila  jumlah  siswa  yang
dihadapi  oleh  guru  terbatas,  yaitu  berkisar  anatara  3-8  orang  untuk kelompok kecil. Guru tidak hanya menghadapi satu kelompok saja selama
pembelajaran. Guru mengahadapi banyak siswa yang terdiri dari beberapa kelompok,dengan bertatap muka, baik secara perseorangan maupun secara
kelompok. Hakikat pengajaran ini adalah: 1 Terjadinya  hubungan  interpersonal  antara  guru  dengan  siswa  dan
siswa dengan siswa. 2 Siswa  belajar  sesuai  dengan  kecepatannya  dan  kemampuannya
masing-masing. 3 Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam  Depdiknas  2010:  8  disebutkan  bahwa  indikator  kualitas pembelajaran pendidik guru sebagai berikut:
a.  Membangun persepsi dan sikap positif siswa terhadap belajar. b.  Menguasai disiplin ilmu.
c.  Memahami  keunikan  setiap  siswa  dengan  setiap  kelebihan, kekurangan, dan kebutuhannya.
20
d.  Menguasai pengelolaan pembelajaran yang tercermin dalam kegiatan merencanakan,
melaksanakan, serta
mengevaluasi dan
memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran.
b.  Aktivitas Siswa
Dalam  kegiatan  belajar  mengajar,  terdapat  aktivitas  siswa. Aktivitas  siswa  tidak  hanya  mendengarkan  dan  mencatat,  menurut
Paul  B.  Dierech  dalam  Sardiman  2012:101  membagi  aktivitas belajar sebagai berikut:
1 Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, dan percobaan.
2 Oral  activities,  seperti  menyatakan,  merumuskan,  bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi, dan interupsi. 3 Listening  activities,  seperti  mendengarkan  uraian,  percakapan,
diskusi, dan pidato. 4 Writing  activities,  seperti  menulis  cerita,  karangan,  laporan,  dan
angket. 5 Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
dan diagram. 6 Motor  activities,  seperti  melakukan  percobaan,  membuat
konstruksi, model mereparasi, bermain, dan berkebun.
21
7 Mental  activities,  contohnya  menanggapi,  mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan melihat
keputusan. 8 Emotional  activities,  contohnya  menaruh  minat,  merasa  bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, dan berani. Dalam  proses  pembelajaran  hendaknya  terdapat  beberapa
aktivitas  siswa  dalam  belajar,  sehingga  siswa  akan  lebih  aktif  di dalam  kelas.  Siswa  tidak  hanya  mendengarkan  penjelasan  atau
hanya  menerima  transfer  ilmu  dari  guru,  tetapi  juga  diimbangi dengan  aktivitas  lainnya  seperti  oral  activities,  writing  activities,
motor activities, dan aktivitas siswa lainnya. Menurut  Depdiknas  2010:  8  disebutkan  bahwa  indikator
perilaku siswa antara lain: a.  Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar.
b.  Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikapnya.
c.  Mau  dan  mampu  menerapkan  pengetahuan,  keterampilan,  dan sikapnya secara bermakna.
d.  Mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengetahuan dan keterampilan serta memantapkan sikapnya.
e.  Mau  dan  mampu  membangun  kebiasaan  berpikir,  bersikap,  dan bekerja produktif.
22
f.  Mampu  menguasai  materi  ajar  mata  pelajaran  dalam  kurikulum sekolah.
c.  Hasil Belajar
Hasil  belajar  merupakan  pencapaian  tujuan  pendidikan  pada peserta  didik  yang  mengikuti  proses  belajar  mengajar  dan  bentuk
realisasi  tercapainya  tujuan  pendidikan.  Menurut  Nawawi  Ahmad Susanto,  2013:5  menyatakan  hasil  belajar  dapat  diartikan  sebagai
tingkat  keberhasilan  siswa  dalam  mempelajari  materi  pelajaran  di sekolah  yang  dinyatakan  dalam  skor  yang  diperoleh  dari  hasil  tes
mengenal  sejumlah  materi  pelajaran  tertentu.  Sedangkan  menurut Nasution  2012:  61  hasil  belajar  dirumuskan  sebagai  tujuan
instruksional  umum  TIU  yang  dinyatakan  dalam  bentuk  yang  lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum mata kuliah atau
bidang  studi.  Hasil  belajar  menyatakan  apa  yang  akan  dilakukan  atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu.
Berdasarkan beberapa pendapat di  atas, dapat  diketahui bahwa hasil  belajar  adalah  suatu  perubahan  baik  dilihat  dari  aspek  kognitif,
psikomotorik, maupun afektif akibat  dari  adanya proses belajar. Hasil belajar,  dapat  digunakan  untuk  mengukur  sampai  sejauh  mana
ketercapaian  tujuan  pembelajaran,sehingga  dapat  dijadikan  evaluasi dalam pembelajaran.
23
Hasil  belajar  peserta  didik  pada  hakikatnya  merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar. Karena
tidak semua perubahan yang terjadi, termasuk dari hasil proses belajar. Hasil belajar, hanya didapatkan dari proses belajar mengajar. Tingkah
laku  sebagai  hasil  belajar  dalam  pengertian  luas  mencangkup  bidang kognitif,  afektif,  dan  psikomotorik.  Penilaian  dan  pengukuran  hasil
belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai
dengan  tujuan  pendidikan  dan  pengajaran.  Hasil  belajar  inilah  yang nantinya  akan  mengetahui  seberapa  jauh  tujuan  pendidikan  dan
pengajaran yang telah dicapai. Penilaian  hasil  belajar  didasarkan  pada  ukuran  pencapaian
kompetensi  yang  ditetapkan.  Kriteria  Ketuntasan  Minimal  KKM diperlukan  agar  guru  mengetahui  kompetensi  yang  sudah  dan  belum
dikuasai  secara  tuntas.  Guru  mengetahui  sedini  mungkin  kesulitan peserta  didik,  sehingga  pencapaian  kompetensi  yang  kurang  optimal
dapat  segera  diperbaiki.  KKM  adalah  Kriteria  Ketuntasan  Belajar KKB dengan pencapaian nilai minimal tertentu yang ditentukan oleh
satuan pendidikan melalui guru mata pelajaran, tuntas tidak tuntasnya suatu penilaian hasil belajar ditentukan oleh standar ukuran pencapaian
nilai  minimal  yang  harus  dicapai  oleh  siswa.  Dengan  adanya  KKM yang  sudah  ditentukan  pada  masing-masing  mata  pelajaran,  akan
24
membantu mengetahui sejauh manakah hasil belajar yang sudah dapat dicapai peserta didik.
B.  Hakikat IPA
Menurut Ahmad Susanto 2013: 167 sains atau IPA adalah usaha manusia dalam  memahami alam  semesta melalui pengamatan  yang tepat
pada  sasaran,  serta  menggunakan  prosedur,  dan  dijelaskan  dengan penalaran  sehingga  mendapatkan  suatu  kesimpulan.  Menurut  Savierrna
Rizema  Putra  2013:21,  sains  adalah  pengetahuan  yang  mempelajari, menjelaskan serta menginvetigasi fenomena alam dengan segala aspeknya
yang  bersifat  empiris.  Berdasarkan  pemaparan  tersebut  sains  dapat disimpulkan  sebagai  pengetahuan  yang  mempelajari  mengenai  alam
semesta  dan  fenomena  yang  ada  didalamnya,  dengan  segala  aspeknya yang bersifat empiris.
Menurut  Ahmad  Susanto  2013:  87  tujuan  pembelajaran  IPA  di SD dalam Badan Nasional Standar Pendidikan BSNP, 2006, antara
lain: a.  Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, keteraturan alam ciptaan-Nya. b.  Mengembangkan  pengetahuan  dan  pemahaman  konsep-konsep
IPA  yang  bermanfaat  dan  dapat  diterapkan  dalam  kehidupan sehari-hari.
25
c.  Mengembangkan  rasa  ingin  tahu  dan  sikap  positif  dan  kesadaran tentang  adanya  hubungan  yang  saling  memengaruhi  antara  IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d.  Mengembangkan  keterampilan  proses  untuk  menyelidiki  alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e.  Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. f.  Meningkatkan  kesadaran  untuk  menghargai  alam  dan  segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g.  Memperoleh  bekal  pengetahuan,  konsep,  dan  keterampilan  IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. Salah  satu  tujuan  IPA  adalah  untuk  pengetahuan  dan
pemahaman  konsep-konsep  IPA  yang  bermanfaat  dan  dapat diterapkan  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Sehingga  dalam  hal  ini
diperlukan pendekatan pembelajaran  yang dapat  membantu siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-
harinya.
C.  Pembelajaran IPA di SD Kelas IV