Hasil Penelitian PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN.

47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi kondisi awal siswa Siswa kelas IV B Sabdodadi Keyongan berjumlah 14 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Pengamatan proses pembelajaran IPA kelas IV B Sabdodadi Keyongan sebelum dilakukannya tindakan terlihat siswa tidak aktif dalam pembelajaran, hanya mendengarkan penjelasan guru dan tidak terlihat semangat dalam mengikuti pembelajaran. Selama proses pembelajaran guru tidak mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk praktek langsung mengenai materi yang mereka pelajari. Hasil belajar siswa pada ranah kognitif mata pelajaran IPA kelas IV Sabdodadi Keyongan masih dibawah nilai rata-rata. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian siswa pra tindakan dengan rata-rata 6,92 dan nilai terendah 3. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 4 siswa atau 28,57. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa atau 71,42. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 75. Selama proses pembelajaran IPA, guru merasa kesulitan untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk belajar, sehingga pembelajaran siswa di dalam kelas lebih pasif. Berikut tabel nilai siswa kelas IV pra tindakan. 48 Tabel6. Nilai siswa pra tindakan Rata-rata 6,92 Nilai tertinggi 10 Nilai terendah 3 Jumlah siswa tidak lulus 10 71,42 Jumlah siswa lulus 4 28,57 Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA pada pra tindakan masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu tindakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IVA SD Negeri Sabdodadi Keyongan. 2. Deskripsi Penelitian Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan satu kali dalam seminggu. Setiap pertemuan terdiri dari 2 X 35 menit. a. Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan tindakan merupakan rancangan kegiatan pembelajaran sesuai dengan pendekatan CTL. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut: 1 Menentukan jadwal penelitian 2 Memberikan penjelasan kepada guru kelas mengenai pendekatan CTL yang akan diterapkan dalam pembelajaran. 3 Meyiapkan sumber belajar dan merancang RPP 4 Mempersiapkan dan menyusun instrumen penelitian b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan penelitian dillakukan oleh guru kelas IV B Sabdodadi Keyongan sesuai dengan RPP. Selama pembelajaran 49 IPA berlangsung, guru kelas mengajar dengan menggunakan pendekatan CTL. Tahap pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan. 1 Pertemuan I Pelaksanakan tindakan penelitian pertemuan pertama dilakukan pada hari Kamis, 11 Agustus 2016. Pertemuan pertama dengan tema “ Indahnya Kebersamaan” dengan sub tema “ Kebersamaan dalam Keberagaman”. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah indra pendengar dan indra pencium. Ada lima indikator yang diharapkan dapat dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran, diantaranya: siswa mampu menyebutkan bagian-bagian telinga, menyebutkan minimal dua penyakit telinga, menjelaskan proses mendengar, menjelaskan cara memelihara telinga, dan menyebutkan bagian-bagian hidung. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan CTL adalah sebagai berikut: a Kegiatan Awal 1 Sebelum memulai pelajaran guru menanyakan kabar siswa. Apakah ada siswa yang tidak masuk. Apakah siswa siap belajar hari ini. Kemudian guru menunjuk satu siswa untuk memimpin berdoa. 2 Guru melakukan apersepsi terhadap siswa, dengan mengajak siswa untuk bertanya jawab. Guru 50 menanyakan kepada siswa, “Siapa yang tadi pagi salat subuhnya tidak terlambat?” hanya satu siswa yang mengangkat tangannya. Kemudian guru menanyakan, “Apa yang kalian dengar tadi pagi sebelum melakukan salat subuh?”. Ada siswa yang menjawab, “ayam berkokok, dan dua siswa menjawab adzan subuh”. Kemudian guru membenarkan jawaban mereka dan menanyakan, “Kenapa kita bisa mendengar? Ada satu siswa yang menjawab dengan suara pelan, “Karena kita memiliki telinga”. Kemudian guru membenarkan jawabannya, dan menyuruh mengulanginya agar teman- temannya yang lain juga mendengar. 3 Guru memberitahu siswa materi yang akan dipelajari hari ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menanyakan, “Siap belajar hari ini?”. Beberapa siswa menjawab, “siap bu”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberitahu siswa bahwa mereka akan belajar secara berkelompok nanti. b Kegiatan Inti Guru melakukan proses pembelajaran dengan berpedoman RPP yang telah dirancang, yaitu dengan pendekatan CTL. 1 Konstruktivisme. Kegiatan ini dimulai guru dengan bercerita. Guru bercerita tentang kejadian selama 51 perjalanan menuju sekolah tadi mendengar suara peluit bapak polisi yang sedang mengatur lalu lintas di jalan. Guru kemudian mengkaitkan materi indra pendengar dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru menanyakan, “Tadi pagi siapa yang mendengarkan adzan subuh?” Hanya ada satu siswa yang mengangkat tangannya, sedangnya sebagian siswa tampak diam. Kemudian guru menanyakan, “Kenapa kita bisa mendengar? Kenapa kita bisa tahu itu suara adzan? Bagaimana proses suara sampai ke telinga kita?” Tidak ada anak yang menjawab, semuanya diam. Guru berusaha membantu, dan memotivasi siswa agar berani mengungkapkan jawabannya. Tetapi tetap tidak ada siswa yang berpendapat. Guru memerintahkan siswa untuk memegang daun telinga mereka masing-masing. Guru menanyakan, “Semua punya daun telinga?”. Siswa menjawab, “Punya”. Guru mengatakan, “Dari situlah bunyi ditangkap oleh daun telinga kita, kemudian disalurkan ke bagian dalam telinga kita. Guru menanyakan, “Semua yang ada di sini sudah sarapan?” Ada siswa yang menjawab sudah dan ada siswa yang menjawab belum. Guru melanjutkan bertanya, “ Tadi ada yang membantu ibu memasak tidak? Ayo anak putri 52 ini terutama?”. Semua siswa kelihatan diam. Guru melanjutkan, “Tidak ada yang membantu ibu ya?” Kalau begitu ibu guru mau bertanya, “Ada yang pernah mencium bau bawang merah, bawang putih, atau bau masakan yang dimasak ibu dirumah? Dua siswa mengangkat tangan. Guru melanjutkan nah hari ini kita belajar indra pendengar dan penciuman, nanti kalian akan belajar secara berkelompok dan melakukan percobaan bersama terkait kedua indra tersebut. Konstruktivistik yang seharusnya dibangun sebagai pengetahuan awal siswa kurang maksimal dilakukan karena, guru lebih banyak bercerita dibandingkan siswa yang aktif bercerita mengenai pengalamannya. Guru terlalu singkat dalam memberi motivasi kepada siswa, sehingga belum ada siswa yang termotivasi untuk menceritakan pengalamannya. 2 Masyarakat belajar. Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok belajar. siswa dibagi menjadi 4 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 dan 3 anak. Setiap kelompok terdiri dari beberapa siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang heterogen. Kelompok dibagi oleh guru, karena guru mengetahui karakteristik setiap siswanya. 53 Pada pertemuan pertama, masyarakat belajar belum terlaksana secara maksimal. Setiap kelompok hanya terdapat satu siswa yang bekerja dengan sungguh- sungguh sehingga siswa yang lain tampak bermain sendiri dan berbicara dengan teman yang lainnya. Guru belum memantau secara merata terhadap setiap kelompok, sehingga ada satu kelompok yang kurang mendapat bimbingan guru saat percobaan dan penyimpulan. 3 Pemodelan. Setelah pembagian kelompok, peneliti kemudian membagikan alat praktek yang mereka gunakan dalam percobaan. Dalam pemodelan ini siswa melakukan pemodelan mengenai indra penciuman. Guru menganjurkan siswa untuk membaca buku teks dan mencermati langkah percobaannya. Kemudian, guru memberi model contoh kepada siswa bagaimana langkah kerja dalam percobaan. Ketika guru memberikan contoh pemodelan, tidak semua siswa dalam kelompok memperhatikan. Ada beberapa siswa yang berbicara dengan teman yang lainnya, ada satu siswa yang membaca buku bacaan di luar materi, dan ada beberapa siswa yang tampak bermain. 54 4 Inkuiri.Guru membimbing agar setiap anggota kelompok melakukan kegiatan sesuai petunjuk yang ada pada lembar kegiatan percobaan. Siswa melakukan percobaan dengan menutup mata kemudian menebak bau apa yang mereka cium. Guru menyuruh agar setiap anggota kelompok bekerja sama di dalam mengerjakan tugas yang ada pada lembar kerja. Guru mengatakan bahwa siswa akan belajar melalui percobaan yang mereka lakukan secara berkelompok. Guru memantau setiap kelompok, dan memberikan bimbingan apabila ada kelompok yang kesulitan dalam kerja kelompok. Setiap anggota kelompok melakukan percobaan kepekaan terhadap indra pendengar dan indra penciuman. Ada dua kelompok yang yang melakukan percobaan tidak sesuai dengan langkah kerja yang tertulis, sehingga guru menegur dan menyuruh untuk mengulanginya. Dalam kegiatan inkuiri ini nampaknya sebagian besar siswa masih kelihatan kebingungan didalam menyimpulkan hasil percobaan yang mereka lakukan. Siswa belum dapat mengkaitkan antara kegiatan percobaan yang mereka lakukan dengan materi yang mereka pelajari. 55 5 Bertanya. Guru bertanya kepada siswa, “Ada yang sudah selesai melakukan percobaan? Apa yang kamu dapatkan dari percobaan tersebut?”. Tidak ada siswa yang menjawab pertanyaan guru tersebut. Setelah semua siswa selesai melakukan percobaan, guru memfasilitasi siswa untuk bertanya jawab mengenai hasil kesimpulan yang mereka dapatkan setelah melakukan percobaan tersebut. Guru membimbing siswa untuk perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kesimpulan dari percobaan mereka. Kegiatan tanya jawab tidak berjalan sesuai rencana, guru hanya menanyakan, “apakah ada yang ingin mengungkapkan pendapatnya?” Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan refleksi, sehingga siswa tidak ada kesempatan bertanya jawab mengenai hasil kesimpulan dari percobaan tersebut. 6 Refleksi. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang mereka pelajari hari ini, namun siswa masih nampak kesulitan untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai materi yang dipelajari hari ini. Guru kemudian menyimpulkan sendiri materi yang dipelajari hari ini dan siswa mendengarkan. 56 7 Penilaian autentik. Saat presentasi, guru memberikan penilaian dan memberi skor pada setiap anggota kelompok. Anggota kelompok yang mendapat skor tertinggi diberi penghargaan, sedangkan anggota kelompok yang skornya masih rendah diberi motivasi dan semangat untuk belajar lebih giat lagi. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai pembelajaran pada hari ini. Namun belum ada siswa yang mau mengungkapkan pendapatnya. Kegiatan dalam penilaian autentik ini, seharusnya setiap kelompok siswa memberikan komentar terhadap hasil kesimpulan percobaan kelompok siswa yang lainnya. Tetapi dalam pelaksanaannya hanya guru yang melakukan penilaian terhadap kinerja kelompok, karena keterbatasan waktu. c Kegiatan Akhir Pada akhir pembelajaran, guru memberikan penguatan pada siswa mengenai materi yang mereka pelajari bersama secara singkat kemudian menutup pelajaran. Pada akhir pembelajaran ini seharusnya guru memberikan kesempatan pada siswa secara bersama-sama untuk menyimpulkan hasil diskusi mereka dan materi yang mereka pelajari pada hari 57 itu. Tetapi pada pelaksanaannya, guru menyimpulkan materi sendiri dan siswa mendengarkan. 2 Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 16 Agustus 2016. Pertemuan kedua dengan tema “ Indahnya Kebersamaan” dengan sub tema “ Kebersamaan dalam Keberagaman”. Materi yang disampaikan pada pertemuan kedua ini masih berkaitan dengan panca indra, yaitu indra pengecap dan indra penglihatan. Ada dua indikator yang diharapkan dapat dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran, diantaranya: siswa mampu menyebutkan bagian- bagian lidah dan bagian-bagian mata. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan CTL adalah sebagai berikut: a Kegiatan Awal 1 Ketika memasuki kelas, guru menanyakan apakah sudah berdoa. Kemudian siswa menjawab sudah. 2 Guru melanjutkan dengan menyampaikan materi yang dipelajari hari ini dan indikator yang harus siswa capai setelah mengikuti pembelajaran ini. 3 Guru mengulang materi yang disampaikan kemarin secara global mengenai panca indra, sebagai bentuk penguatan. 58 b Kegiatan Inti 1 Konstruktivistik. Guru menanyakan, “Siapa yang hari ini sarapan?” Hampir semua siswa mengangkat tangannya. Guru kemudian menunjuk satu siswa, “Wafi tadi sarapan pakai lauk apa?” Wafi menjawab, “Tempe buk”. Rasanya bagaimana?. “Enak bu” , jawab Wafi. Guru kemudian menanyakan lagi, “Maksud ibu, rasanya manis, pedas, pahit, atau gurih?”. Wafi menjawab, “Gurih bu”. Minumnya tadi apa Wifi, guru melanjutkan pertanyaan. Wafi menjawab, “Teh bu”. Rasanya bagaimana? Wifi menjawab, “Manis bu”. Nah anak- anak kita hari ini belajar menganai indra pengecap, kita akan mempelajari bagian-bagian lidah yang dapat merasakan rasa manis, pahit, asam, dan asin. Sebelum kita masuk ke materi, coba kalian tutup matanya Semua siswa kemudian menutup matanya. Guru bertanya, “Apa yang kalian lihat? Semua siswa menjawab, “Ya tidak kelihatan bu”. Iya pintar anak- anak, tidak kelihatan, kan ditutup. Guru kemudian memerintahkan membuka kembali matanya. Hari ini kita akan melakukan pecobaan yang berkaitan dengan dua indra tersebut. Kalian senang? Siswa menjawab, “Iya bu”. 59 2 Masyarakat belajar. Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok belajar berdasarkan kelompok yang dibentuk sebelumnya. Setiap kelompok kemudian mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan. Guru membimbing pembagian tugas dalam kelompok, agar semua siswa dalam kelompok ikut bekerja sama dan belajar dalam kegiatan kelompok. Pembagian tugas dilakukan agar semua siswa dapat belajar, dan sebagai bentuk perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan satu. 3 Pemodelan. Guru memberikan contoh pemodelan mengenai percobaan yang mereka lakukan. Dalam pemodelan ini siswa melakukan pemodelan mengenai indra pengecap. Guru meminta satu siswa setiap kelompok sebagai perwakilan maju ke depan untuk melakukan pemodelan. 4 Inkuiri. Setelah setiap siswa sebagai perwakilan kelompok melakukan pemodelan dengan dibimbing guru, kemudian kembali ke kelompoknya masing- masing. Setiap siswa dalam kelompok membaca panduan percobaan, agar semua siswa paham. Kemudian melakukan percobaan secara bersama-sama. Siswa melakukan percobaan dengan merasakan 60 berbagai macam rasa seperti manis, pahit, asin untuk menguji kepekaan indra pengecap. Siswa yang maju tadi melakukan pemodelan bertugas mengajari temannya yang belum paham. Dalam kegiatan inkuiri, masih terdapat beberapa siswa yang tidak ikut menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukan kelompok, sehingga belum dapat menemukan titik temu antara materi yang dipelajari dengan percobaan yang dilakukan. 5 Bertanya. Pada kegiatan tanya jawab ini, guru hanya menanyakan, “Apakah ada yang berpendapat mengenai hasil kesimpulan dari percobaannya?” Siswa nampak diam semua. Guru kemudian tidak melanjutkan kegiatan tanya jawab. 6 Refleksi. Guru menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukan dan mengaitkan dengan materi yang dipelajari. 7 Penialian autentik. Guru memberikan penghargaan pada siswa atas hasil percobaan yang mereka lakukan. c Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru memberi penguatan secara global mengenai materi yang mereka pelajari. Kemudian memberikan soal sebagai pengukuran 61 kompetensi pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan yang dilakukan berdasarkan panduan lembar observasi untuk guru dan siswa. Pengamatan yang dilakukan selama 2 pertemuan adalah sebagai berikut: 1 Pengamatan pertemuan 1 Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, masih terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan pada aktivitas guru dan siswa. Ditinjau dari aktivitas guru, pada awal pembelajaran guru dapat membuka pelajaran dengan memotivasi siswa untuk belajar dan menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik sesuai RPP. Tetapi dalam membangun pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari pada hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa belum dilakukan guru dengan baik. Guru masih dominan bercerita karena tidak ada siswa yang mengemukakan pendapatnya, sehingga siswa lebih pasif. Dalam melakukan tanya jawab dengan siswa, guru lebih sering menjawab sendiri pertanyaan yang diberikan kepada siswa karena tidak ada siswa yang mau menjawab. Ketika kegiatan belajar kelompok, guru belum secara merata membimbing 62 belajar dalam kelompok kecil dan memantau kerja setiap kelompok. Terdapat beberapa komponen CTL yang belum terlaksanakan seperti kegiatan tanya jawab belum terlaksana dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran. Guru menyimpulkan pembelajaran sendiri, tanpa melibatkan siswa, sehingga siswa hanya menerima saja hasil kesimpulan akhir. Ditinjau dari aktivitas siswa selama pembelajaran, siswa masih belum dapat bekerja secara berkelompok. Masih ada sebagian siswa yang bermain sendiri saat belajar secara berkelompok, sehingga hanya satu dua siswa yang mengerjakan tugas kelompok. Selama proses pembelajaran, tidak ada siswa yang mau mengungkapkan pendapatnnya mengenai hasil diskusi mereka secara kelompok. Siswa juga belum mampu mengkonstruksi pengetahuan yang didapatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara berkelompok, sehingga guru harus membantu dalam menyusun kalimat dalam menyimpulkan hasil percobaan. Tidak ada siswa yang menanggapi apersepsi, ketika guru meminta untuk menceritakan pengalaman belajarnya, siswa yang ditunjuk saja masih enggan untuk berbicara. Ketika pembahasan hasil kesimpulan kelompok, belum ada siswa yang mau berpendapat maupun bertanya. 2 Pengamatan pertemuan 2 63 Pada pertemuan kedua bagian pembukaan awal, guru hanya membuka pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan belajar yang akan mereka lakukan nanti. Pada awal pembelajaran guru tidak melakukan apersepsi dan pertanyaan pembuka dengan siswa, sehingga langsung masuk ke tahap inti pembelajaran. Pada pertemuan kedua, guru lebih merata dalam membimbing kelompok belajar, sehingga semua kelompok mendapat kesempatan yang sama. Guru membimbing kelompok belajar dengan membagi-bagi tugas kepada siswa dalam setiap kelompok, sehingga semua siswa mempunyai peran dalam kelompok. Pada akhir pembelajaran, guru sudah menanyakan mengenai pendapat siswa dari hasil percobaan yang mereka lakukan, tetapi pada akhirnya guru tetap harus membantu menyimpulkan materi . Ditinjau dari aktivitas siswa, sudah ada satu siswa yang mau mengungkapkan pendapatnya mengenai hasil percobaan mereka. Hampir semua siswa dalam masyarakat belajar mau bekerja sama dengan temannya, walaupun masih ada beberapa anak yang terlihat bermain sendiri dan berbicara dengan temannya yang lain. Siswa sudah mampu menyimpulkan hasil diskusi dan percobaan mereka walaupun dibimbing dengan guru. Sudah ada satu siswa yang mau bertanya mengenai materi yang belum jelas. 64 d. Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir pelaksanaan tindakan siklus 1 untuk mengetahui kekurangan yang ada, sehingga dapat dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru selama siklus I, terdapat beberapa kekurangan yang ada pada tindakan siklus 1 dan rencana perbaikan pada siklus II disajikan pada tabel berikut, untuk memudahkan dalam perencanaan perbaikan. Tabel7. Refleksi Siklus I dan Rencana Perbaikan dilakukan pada Siklus II Refleksi siklus 1 Rencana perbaikan Kerja kelompok belum berjalan dengan baik, hanya terdapat satu, dua siswa yang bekerja. Sedangkan teman yang lain bermain, dan berbicara sendiri. masyarakat belajar Guru membimbing pembagian tugas dan meminta siswa yang aktif agar dapat mengajari temannya yang lain, sehingga semua siswa dapat berdiskusi. Belum terdapat siswa yang menceritakan pengalamannya dalam kehidupan sehari- hari yang berkaitan dengan materi pada saat itu. konstruktivisme Guru membimbing siswa agar dapat mengaitkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari dengan materi yang dipelajari. Siswa belum mau menyampaikan pendapatnya untuk menyimpulkan materi pada setiap akhir pelajaran. refleksi Setiap kelompok diajak agar menyampaikan kesimpulan pembelajaran pada hari itu, sehinga semua anak dapat aktif dalam kelas. Dalam melakukan percobaan siswa sering dibantu guru dan belum dapat menyimpulkan hasil percobaan dengan baik. inkuiri Guru membimbing menyimpulkan hasil percobaan dengan membantu mengaitkan pengalaman siswa dengan yang didapat dari hasil percobaan. Pada sesi diskusi kelas tanya jawab guru terlalu cepat memberikan jawaban, sehingga siswa tidak berkesempatan untuk dapat menjawab. tannya jawab Guru tidak langsung memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan, tetapi membimbing siswa untuk dapat menjawab. Percobaan yang dilakukan siswa belum sesuai dengan langkah-langkah percobaan, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan tujuan percobaan yang diharapkan. pemodelan Siswa dibimbing agar membaca secara seksama langkah percobaan, sehingga semua siswa memahami kegiatan percobaan tersebut. 65 Dilihat dari aktivitas siswa pada tindakan siklus I, siswa masih terlihat kurang aktif. Beberapa komponen aktivitas siswa masih belum terlaksana dengan maksimal, seperti aktivias mengemukakan hasil diskusi dan tanya jawab. Belum ada siswa yang mengemukakan hasil diskusi kelompok mereka, dan hanya ada satu siswa yang bertanya, padahal apabila dilihat dari nilai kompetensi pengetahuan siswa masih banyak yang nilainya di bawah KKM. Hasil tes belajar siswa siklus 1 menunjukkan 42,86 siswa yang mencapai nilai KKM dengan sebelum pra tindakan 28,57 siswa yang mencapai KKM. Nilai rata-rata pada siklus I adalah 7,25 sedangkan sebelum pra tindakan 6,92. Berikut tabel nilai siswa pada siklus I Tabel8. Nilai siswa siklus I Rata-rata 7,25 Nilai tertinggi 9,5 Nilai terendah 5 Jumlah siswa lulus 6 42,86 Jumlah siswa tidak lulus 8 57,14 Apabila disajikan dalam bentuk diagram batang hasil kompetensi penilaian kognitif siswa sebagai berikut. 66 Gambar 3. Diagram batang hasil tes siswa siklus I Dari diagram di atas dapat disimpulkan setelah dilakukan tindakan siklus 1 terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Nilai rata- rata kelas pra tindakan sebesar 6,92 meningkat menjadi 7,25 setelah tindakan siklus 1. Jumlah siswa yang mencapai KKM dari pra tindakan 4 siswa 28,57 meningkat menjadi 6 siswa 42,86 setelah tindakan siklus 1. Peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus 1. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes siswa, masih terdapat kekurangan sehingga perlu diadakan perbaikan ke tindakan siklus II. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM belum 70, dan ada beberapa komponen CTL yang belum terlaksana sesuai RPP. Oleh karena itu peneliti membuat RPP untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pada hasil observasi kekurangan yang ada selama proses pembelajaran baik pada aktivitas siswa maupun aktivitas guru akan diperbaiki pada perencanaan tindakan siklus II. 67 3. Deskripsi Penelitian Siklus II a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan siklus II ini merupakan perbaikan dari kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I, yang disesuaikan dengan kebutuhan. Perencanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1 Menentukan jadwal penelitian 2 Memberikan penjelasan kepada guru kelas mengenai pendekatan CTL yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Memberitahukan kepada guru kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dan rencana perbaikan yang dilakukan pada siklus II. 3 Menyiapkan sumber belajar dan merancang RPP 4 Mempersiapkan dan menyusun instrumen penelitian b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari 2 pertemuan, yang masing-masing pertemuan terdiri dari 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan siklus II ini bertemakan, “Selalu Berhemat Energi”, dengan sub tema “Macam-macam Sumber Energi”. Materi pada pertemuan ke I mengenai energi panas. Terdapat beberapa indikator setelah siswa mengikuti pembelajaran, antara lain siswa dapat menyebutkan macam-macam sumber energi panas, macam- macam bentuk perpindahan energi, dan menuliskan hasil 68 percobaan yang dilakukan secara berkelompok. Materi pada pertemuan 1I membahas mengenai energi bunyi. Pada pertemuan 1I memiliki beberapa indikator pembelajaran setelah siswa selesai mengikuti proses pembelajaran, diantaranya: menyebutkan sumber energi bunyi, menyebutkan minimal dua sifat bunyi dan menuliskan hasil percobaan yang dilakukan secara berkelompok. 1 Pertemuan I Pertemuan 1 siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 Agustus 2016. a Kegiatan Awal 1 Guru mengkondisikan siswa untuk belajar, memberi salam, dan berdoa sebelum memulai pelajaran. 2 Melakukan apersepsi terhadap siswa dengan mengajak siswa bertanya jawab mengenai kehidupan sehari-hari mereka. Guru memulai bertanya, “ Anak-anak siapa yang kemarin melihat karnaval?”. Tidak ada siswa yang mengangkat tangannya. Kemudian guru menanyakan, “Ini tidak ada siswa yang melihat karnaval ya kemarin?”. Kemudian ada satu siswa yang mengangkat tangannya. Guru menanyakan, “Hanya satu anak yang mellihat karnaval kemarin?” Kemudian ada satu siswa lagi yang mengangkat tangannya. 69 Guru meminta salah satu siswa untuk sedikit menceritakan apa yang mereka lihat saat karnaval. Ada siswa yang menceritakan, ia melihat pasukan yang sedang berbaris. Kemudian semua anak terdiam, dan hanya ada satu siswa tersebut yang menceritakan pengalamannya. Guru menanyakan, “Ada tidak siswa yang kemarin melihat mobil yang dijalankan menggunakan energi surya? Semua anak terdiam. Guru menjelaskan, “Jadi kemarin saat ibu melihat karnaval ada sebuah mobil yang dijalankan dengan memanfaatkan energi matahari, yang dinamakan energi surya.” Guru kemudian memfasilitasi siswa agar mau berpendapat lagi. Guru menanyakan, “Selain digunakan untuk energi surya, matahari dalam kehidupan sehari- hari dapat dimanfaatkan untuk apa saja?” Ada siswa yang menjawab, “Untuk menjemur baju”. Ada yang menjawab, “Menjemur padi”. Kemudian guru membenarkan jawaban mereka. Guru kemudian menanyakan lagi, “Matahari adalah salah satu sumber energi panas, selain matahari yang dapat menghasilkan sumber energi panas apa saja hayo?”. Siswa sejenak diam semua. Kemudian guru membantu siswa untuk 70 berfikir, “Anak-anak pernah tidak membantu ibu memasak dirumah? Ada yang memasaknya masih menggunakan tungku tidak dirumah?” Nah tungku itu juga salah satu sumber energi panas. 3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang harus siswa penuhi setelah melakukan kegiatan pembelajaran. b Kegiatan Inti 1 Konstruktivistik. Guru menjelaskan mengenai materi yang akan dipelajari siswa pada hari itu. Guru memfasilitasi siswa untuk dapat mengkonstruksi pengetahuan yang mereka dapat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru berkata, “ Tadi sebelum masuk ke materi pembelajaran, kita sudah sedikit menyinggung mengenai energi panas. Tadi ada yang menyebutkan fungsi matahari, ada yang menyebutkan sumber energi panas, yaitu matahari dan api tungku. Sekarang kita belajar sumber energi yang ke tiga. Sebelumnya ibu mau bertanya, ada yang suka bersepeda?”. Satu siswa mengangkat tangannya, kemudian disusul dengan siswa-siswa yang lainnya. Guru kemudian menanyakan, “ Pernah tidak setelah kalian berhenti bersepeda, kalian memegang ban 71 sepedanya?” Apa yang kalian rasakan?” Tidak ada siswa yang menjawab. Guru menimpali, “Belum pernah memegang ban nya ya setelah berhenti bersepeda?” Ya sudah, nanti kalau sudah dirumah, setelah bersepeda dan berhenti coba pegang ban sepeda kalian ya” Ada siswa yang menimpali, “Kenapa bu bannya?” guru menjelaskan, “Jadi setelah kalian bersepeda kemudian memegang bannya saat berhenti, maka kalian akan merasakan panas. Ada yang tahu kenapa bisa panas?” Tidak ada siswa yang menjawab. Guru tidak langsung menjelaskan, tetapi memfasiitasi siswa untuk dapat menemukan jawabannya sendiri. Guru kemudian mengajak siswa untuk melakukan kegiatan dan belajar secara berkelompok. Pada siklus II guru mulai membimbing siswa agar dapat menceritakan pengalaman belajarnya. Berbeda dengan siklus I, guru lebih dominan yang bercerita, sehingga siswa lebih banyak mendengarkan. 2 Masyarakat belajar. Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok dan belajar berkelompok dengan melakukan kegiatan secara bersama-sama. Terdiri dari empat kelompok dalam satu kelasnya. Masing-masing kelompok terdiri dari empat dan tiga anak. 72 Pada siklus II, guru mulai membimbing per kelompok belajar, sehingga setiap kelompok dapat bertanya apabila mengalami kesulitan. Guru memperhatikan kerja setiap kelompok belajar. 3 Pemodelan. Setelah terbentuk kelompok, guru menginstruksi setiap kelompok untuk mempehatikan langkah kegiatan yang akan mereka lakukan. Salah satu siswa memberikan contoh pemodelan kemudian diikuti dengan kelompok yang lain. Pada siklus II ini, guru memastikan semua siswa per kelompok memahami percobaan yang akan mereka lakukan, sehingga setiap kelompok dapat melakukan percobaan dengan benar. Guru memantau dan membimbing kerja setiap kelompok. Sedangkan pada silkus I guru hanya membimbing secara umum, tidak per kelompok. 4 Inkuiri. Setelah setiap kelompok selesai melakukan pemodelan, mereka mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama. Siswa melakukan percobaan untuk membuktikan adanya energi panas yang disebabkan akibat gesekan, dengan cara menggesekkan dua penggaris mika. Guru membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan dalam 73 mengerjakan tugas kelompok. Hasil kegiatan yang dilakukan secara berkelompok kemudian ditarik kesimpulannya. Disini siswa belajar untuk menemukan pengetahuan yang mereka dapatkan dari hasil percobaan tersebut. Pada siklus II ini, guru lebih mengarahkan siswa untuk dapat menemukan sendiri pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari pada saat itu. Sedangkan pada siklus sebelumnya, guru lebih condong memberikan hasil kesimpulan secara langsung. 5 Bertanya. Setelah semua kelompok telah selesai mengerjakan tugas kelompok, setiap kelompok maju melakukan presentasi mengenai hasil diskusi kelompok mereka. Setiap siswa boleh melakukan tanya jawab selama presentasi tersebut. Pada siklus II ini, guru lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat bertanya, memberi saran, ataupun pendapat mengenai hasil kesimpulan kelompok yang lain. Sedangkan pada siklus I guru hanya memberikan waktu yang cukup singkat dalam memberi kesempatan siswa untuk bertanya jawab dan diskusi. 74 6 Refleksi. Dari hasil percobaan kelompok dan hasil diskusi tanya jawab tersebut, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan secara bersama- sama. Terdapat satu siswa yang mau mengungkapkan pendapatnya mengenai kesimpulan hasil percobaan tersebut. Pada siklus II ini guru lebih condong membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari pada saat itu. Sedangkan pada siklus sebelumnya, guru menyimpulkan materi sendiri. 7 Penilaian autentik. Perwakilan setiap kelompok melakukan penilaian terhadap kelompok yang lain mengenai kinerja kelompok yang lain. Guru juga memberikan penilaian terhadap setiap kelompok dan memberikan apresiasi terhadap setiap kelompok. Pada siklus II ini guru membimbing siswa untuk memberikan penilaian terhadap kelompok yang lain. c Kegiatan Akhir Pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan kembali materi yang dipelajari pada hari ini bersama siswa. Guru membimbing siswa agar mau mengungkapkan pendapatnya. 2 Pertemuan ke 2 75 Pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 1 September 2016. Pertemuan ke 2 siklus II ini, sebagai bentuk perbaikan dari kekurangan-kekurangan pada pertemuan sebelumnya. a Kegiatan Awal 1 Guru memulai pelajaran dengan memberi salam pada siswa, berdoa bersama, dan mengabsen siswa. Guru memotivasi, “ Hari ini kita siap belajar ya”. Siswa menjawab, “Iya”. 2 Guru mengulang secara umum mengenai materi yang di dapat pada hari sebelumnya, kemudian melakukan apersepsi mengenai materi baru. b Kegiatan Inti 1 Konstruktivistik.Guru meminta kepada salah satu siswa untuk maju ke depan. Siswa kemudian meniup peluit di depan kelas, dan memerintahkan semua siswa untuk menutup mata. Setelah peluit ditiup, guru menanyakan, “suara apa itu anak-anak?”. Siswa menjawab, “Peluit”. Guru menanyakan lagi, “Peluit sumber suaranya di mana?” Semua siswa terdiam. Guru kemudian membimbing siswa agar menjawab. Guru menanyakan, “Peluit bisa berbunyi karena diapakan? Kalau cuman dipegang berbunyi tidak?”. Siswa menjawab, “Tidak”. 76 Guru mengatakan, “Kalau begitu peluit sumber suaranya dari mana? Siswa menjawab, “Ditiup”. Guru kemudian meminta satu siswa untuk mengetuk meja. Guru menanyakan, “Apakah kalian mendengar suara?” Siswa menjawab, “iya bu”. Guru kemudian menegaskan, “Ini menandakan bahwa, bunyi berarti dapat merambat melalui benda padat”. Nanti kalian akan mempelajari bunyi anak-anak. Pada pertemuan ke 2 siklus 2 ini, guru membimbing dan memotivasi siswa agar berani menceritakan pengalamannya, dan mengaitkannya dengan materi yang dipelajari pada saat itu. Pada pertemuan ke 2 siklus 2 ini, sudah terdapat 3 siswa yang berani menceritakan pengalamannya dan mengkaitkan dengan materi pada saat itu dengan bimbingan guru. Sedangkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya siswa berani mengungkapkan pengalamannya dengan cara ditunjuk guru, dan hanya terdapat 2 siswa yang mau berbicara. 2 Masyarakat belajar. Guru kemudian meminta siswa untuk membentuk kelompok belajar dan membagi tugas. Dalam masyarakat belajar ini, hampir semua siswa sudah nampak dapat berkomunikasi dan belajar 77 bersama. Semua siswa berperan dalam mengerjakan tugas kelompok, hanya ada satu siswa dalam kelompok yang masih terlihat membaca buku di luar materi. Pada pertemuan ke 2 siklus 2 ini, guru memperhatikan setiap kelompok dan membimbing pembagian tugas setiap siswa dalam kelompok, sehingga semua siswa dapat bekerja sama. Sedangkan pada pertemuan sebelumnya guru hanya memantau masyarakat belajar tetapi tidak membimbing siswa per kelompok dalam masyarakat belajar. 3 Pemodelan. Kegiatan pemodelan ini melibatkan empat siswa perwakilan dari masing-masing kelompok. Siswa melakukan pemodelan mengenai percobaan yang akan mereka lakukan dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ke 2 siklus 2 ini, guru membimbing satu siswa setiap kelompok sebagai bentuk perwakilan untuk melakukan pemodelan. Adanya perwakilan siswa per kelompok akan dapat membantu mempermudah percobaan yang dilakukan karena setiap kelompok akan dibimbing oleh satu siswa yang sudah melakukan pemodelan. Dengan demikian per kelompok dapat melakukan percobaan sesuai prosedur. Sedangkan pada 78 pertemuan sebelumnya, guru hanya melakukan pemodelan sendiri di depan kelas dan siswa memperhatikan. 4 Inkuiri. Setelah melakukan pemodelan, siswa kembali ke kelompoknya masing-masing dan melakukan percobaan bersama kelompoknya. Siswa melakukan percobaan yang dapat membuktikan bahwa bunyi dapat merambat melalui benda padat dan cair.Percobaan ini dilakukan dengan cara mengetukkan uang logam di atas meja, kemudian siswa mendengarkannya. Melalui percobaan ini, siswa menemukan sendiri sifat-sifat bunyi dengan hasil kesimpulan yang mereka kerjakan bersama. Pada pertemuan ke 2 siklus 2 ini, guru lebih membimbing agar setiap siswa dalam kelompok dapat mengungkapkan pendapatnya, sehingga tidak hanya satu dua siswa yang berpendapat. Guru memperhatikan dan mengarahkan setiap kelompok yang mengalami kesulitan. Terlihat semua kelompok mulai dapat menyimpulkan hasil diskusi mereka. 5 Bertanya. Pada kegiatan bertanya, guru memberi kesempatan siswa sebagai perwakilan kelompok untuk mengemukakan hasil kesimpulan percobaan mereka. 79 Setiap siswa berkesempatan untuk bertanya, memberi masukan, dan berpendapat mengenai jawaban dari hasil kesimpulan kelompok yang lain. Ada dua siswa yang mengemukakan pendapatnya dan memberi masukan pada kelompok yang lain, mengenai hasil diskusi mereka. Ada satu siswa yang bertanya, karena jawaban kelompoknya berbeda dengan kelompok yang lain, sehingga menimbulkan kebingungan. Pada pertemuan ke 2 siklus 2 ini, sudah terdapat 3 siswa yang berani mengemukakan pendapat dan saran. Sedangkan pada pertemuan sebelumnya hanya terdapat satu siswa yang menanggapi pertanyaan guru. Pada pertemuan ini guru lebih membimbing siswa agar berani berpendapat ataupun bertanya. 6 Refleksi. Pada kegiatan refleksi, guru membimbing siswa agar berani dalam mengungkapkan pendapatnya mengenai materi yang dipelajari hari ini. Guru menunjuk dua siswa untuk menyimpulkan mengenai materi yang sudah dipelajari hari ini secara global. Pada pertemuan ke 2 siklus 2 ini, guru membimbing siswa yang ditunjuk agar mau berpendapat. Pada pertemuan sebelumnya hanya terdapat satu siswa yang mau berpendapat. 80 7 Penilaian autentik. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk memberikan penilaian pada kelompok lain mengenai hasil kesimpulan percobaan. Guru kemudian, menyuruh siswa untuk duduk kembali, dan memberikan skor pada setiap kelompok. Guru mengumumkan skor masing-masing kelompok dan memberikan peringkat pada setiap kelompok. Guru memberikan penghargaan dan motivasi pada setiap kelompok. Pada pertemuan ke 2 siklus 2 ini, guru membimbing siswa agar dapat memberikan penilaian terhadap kelompok yang lain. Pada pertemuan sebelumnya hanya terdapat beberapa anak yang memberikan penilaian terhadap kelompok yang lain, sehingga belum semua kelompok memberikan penilaian terhadap kelompok yang lain. Pada pertemuan ini siswa pada setiap kelompok memberikan penilaian pada kelompok yang lain. c Kegiatan Akhir Pada akhir pembelajaran guru mengulang materi pada pertemuan 1 dan 2 secara umum sebagai bentuk penguatan. Setelah selesai mengulang, siswa mengerjakan soal latihan sebagai bentuk untuk mengukur penilaian kompetensi pengetahuan. 81 c. Pengamatan Siklus II Pengamatan siklus II dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Terdiri dari dua pengamatan selama siklus II berlangsung, diantaranya: 1 Pengamatan pertemuan 1 Berdasarkan proses pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran, semua komponen yang ada dalam CTL sudah diterapkan dalam pembelajaran. Tetapi dalam pelaksanaannya masih belum sesuai dengan indikator di RPP. Dua anak siswa sudah mulai mau mengungkapkan pendapat dan memberi masukan pada hasil diskusi kelompok yang lain. Sedangkan siswa yang lain dalam pembelajaran masih terlihat malu-malu dalam mengemukakan pendapat maupun sarannya pada kegiatan tanya jawab dan diskusi. Guru dalam proses pembelajaran sudah menerapkan CTL, tetapi dalam kegiatan tanya jawab masih belum memberikan kesempatan pada siswa secara penuh. Guru terlalu cepat mengemukakan jawaban ketika belum ada siswa yang menjawab. 2 Pengamatan pertemuan 2 82 Pengamatan yang dilakukan pada pertemuan ke 2 ini jauh lebih baik dari pada pertemuan sebelumnya. Semua siswa sudah terlihat aktif dalam pembelajaran, khususnya dalam masyarakat belajar.Semua siswa ikut terlibat dalam percobaan dan saling membantu antara teman yang satu dengan yang lainnya. Pada kegiatan tanya jawab dan diskusi mengenai hasil percobaan mereka, ada dua siswa yang mengungkapkan saran untuk kelompok yang presentasi di depan. Ada satu siswa yang bertanya, mengenai jawaban hasil kesimpulan kelompok yang lain. Kemudian ada satu siswa yang berpendapat mengenai jawaban kelompoknya, kemudian siswa tersebut diberi kesempatan oleh guru untuk membacakan jawabannya. Aktivitas siswa secara keseluruhan sudah nampak, mulai dari siswa sudah mulai menanggapi pertanyaan guru pada awal pembelajaran dan berani menceritakan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari dengan dibimbing guru. Hampir semua siswa sudah mendengarkan ketika guru menjelaskan. Pada saat proses pembelajaran guru sudah menerapkan semua komponen CTL dengan lebih baik dari pertemuan- pertemuan sebelumnya. Guru membimbing setiap kelompok dalam masyarakat belajar yang mengalami kesulitan. Guru sudah memberikan kesempatan pada siswa secara lebih luas dalam menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan 83 saran. Guru tidak terburu-buru langsung memberikan jawaban apabila belum ada siswa yang belum mau mengemukakan pendapat, saran, ataupun bertanya. Tetapi membimbing siswa agar berani berpendapat ataupun bertanya. d. Refleksi Refleksi selama proses tindakan pelaksanaan siklus II bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II. Pada pelaksanaan siklus II ini lebih baik dari pada siklus I dilihat dari pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil penilaian kompetensi pengetahuan siswa. Dilihat dari pelaksanaan proses pembelajarannya, semua komponen CTL sudah diterapkan guru dalam pembelajaran. Siswa lebih banyak yang aktif selama proses pembelajaran apabila dibandingkan dengan tindakan siklus I. Sudah ada empat siswa yang berani bertanya, berpendapat, ataupun memberi saran dalam kegiatan pembelajaran. sedangkan pada siklus I hanya ada satu siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya, itu saja dikarenakan ditunjuk oleh guru. Pada siklus II semua siswa sudah berperan aktif dalam masyarakat belajar, dan teman yang satu dengan yang lainnya nampak membantu jika ada teman yang mengalami kesulitan. Siswa secara umum sudah mulai dapat menemukan antara percobaan yang mereka lakukan dengan materi yang dipelajari. 84 Aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran mengalami perbaikan dari proses pembelajaran sebelumnya. Setelah diterapkannya CTL, guru dapat membantu siswa mengkonstruksi dan menemukan sendiri pengetahuan barunya, guru membimbing siswa untuk menemukan jawaban dalam percobaan, guru membimbing siswa dalam masyarakat belajar dan pemodelan. Aktivitas siswa juga mengalami perbaikan diantaranya siswa mampu mengkonstruksi dan menemukan sendiri pengetahuan barunya dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari- hari siswa, siswa mulai aktif dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan guru dan berani mengungkapkan pendapat, dan siswa dapat melakukan pemodelan dan belajar secara bersama dalam kelompok. Berikut ini akan disajikan tabel perbedaan hasil tindakan siklus I dan siklus II. Tabel 9. Perbedaan Tindakan Siklus I dan II 85 No Aspek CTL Siklus I Siklus II 1 Konstrukti- visme  Siswa belum mengaitkan pengalaman sehari-harinya dengan materi pelajaran. Belum ada siswa yang mengaitkan pengalaman belajarnya.  Guru kurang membimbing siswa untuk dapat mengkonstruksi pengalaman belajarnya dan mengaitkannya dengan materi.  Sudah terdapat 3 siswa dengan bimbingan guru untuk mengaitkan pengalaman sehari-harinya dengan materi yang dibahas.  Guru membimbing dan memotivasi siswa agar dapat mengkonstruksi pengetahuannya.dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada awal pembelajaran 2 Bertanya lebih ke diskusi, tanya jawab, dan mengungkapkan pendapat  Belum ada siswa yang mau menanggapi pertanyaan guru.  Guru lebih sering memberikan jawaban langsung ketika belum ada siswa yang menanggapi pertanyaannya.  Siswa mulai mau berpendapat ataupun menanggapi pertanyaan dengan bimbingan guru.  Guru lebih leluasa memberikan kesempatan, membimbing, dan memotivasi siswa agar dapat menanggapi pertanyaan dengan memberikan bantuan kata ketika menjawab. 3 Pemodelan  Siswa tidak terlibat dalam pemodelan dan kurang memperhatikan penjelasan guru, sehingga percobaan tidak sesuai petunjuk.  Guru melakukan pemodelan tanpa melibatkan siswa, sehingga siswa hanya melihat dan mendengarkan penjelasan guru.  Setiap satu siswa perwakilan kelompok, dilibatkan dalam pemodelan.  Guru membimbing siswa perwakilan perkelompok untuk melakukan pemodelan. Guru juga membimbing siswa apabila mengalami kesulitan. 4 Masyarakat belajar  Belum semua siswa belajar sama dalam kelompok  Guru belum memberikan bimbingan secara merata pada setiap kelompok belajar. Guru hanya memberikan bimbingan secara umum  Hampir semua siswa dapat belajar dan bekerja sama dalam kelompok dengan bimbingan guru.  Guru membimbing pembagian tugas per anak, dan membimbing perkelompok apabila mengalami kesulitan. sehingga semua siswa bekerjasama 5 Inkuiri  Siswa masih kesulitan dalam meyimpulkan hasil diskusi  Guru lebih condong memberikan hasil kesimpulan langsung kepada siswa  Siswa mampu menemukan dan menyimpulkan dari hasil percobaan dengan bimbingan guru  Guru membimbing siswa dengan bantuan beberapa kata agar dapat menyimpulkan dengan kalimat sendiri 6 Refleksi  Siswa belum mau mengungkapkan pendapat mengenai pembelajaran yang dilakukan pada hari itu  Guru belum membimbing dan memotivasi siswa agar mau berpendapat.  Sudah terdapat siswa yang menanggapi pembelajaran pada hari itu 1 siswa  Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya 7 Penilaian autentik  Siswa belum menanggapi , memberi saran, pendapat, ataupun menilai mengenai hasil diskusi kelompok lain  Guru kurang memberikan kesempatan waktu pada siswa untuk memberikan penilaian terhadap kelompok lain  Siswa sudah mulai menanggapi dan memberi penilaian terhadap hasil diskusi kelompok lain dengan bimbingan guru.  Guru membimbing perwakilan kelompok untuk menanggapi , memberi saran, pendapat, ataupun menilai mengenai hasil diskusi kelompok lain 86 Apabila dilihat dari nilai kompetensi pengetahuan siswa, terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II Tabel 10. Hasil tes siswa pada siklus II Rata-rata 8,14 Nilai tertinggi 10 Nilai terendah 5,3 Jumlah siswa tidak lulus 4 28,57 Jumlah siswa lulus 10 71,42 Selama pembelajaran menggunakan pendekatan CTL pada siswa SD Sabdodadi Keyongan kelas IV ini, terdapat peningkatan nilai siswa dari pra tindakan, sikus I, dan siklus II. Berikut disajikan tabel perbandingannya. Tabel 11. Perbandingan Hasil Tes Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II Aspek yang diamati Pra tindakan Siklus I Siklus II Nilai rata-rata 6,92 7,25 8,14 Siswa yang mencapai KKM 4 6 10 Siswa yang belum mencapai KKM 10 8 4 Persentase siswa yang mencapai KKM 28,57 42,86 71,42 Nilai terendah 5 5 5,3 Nilai tertinggi 10 9,5 10 Apabila disajikan dalam diagram batang perbandingan hasil tes pra tindakan, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut. 87 Gambar 4. Diagram batang hasil tes pra tindakan, siklus I, siklus II Berdasarkan diagram gambar di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dan persentasi siswa yang mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata pra tindakan adalah 6,92 menjadi 7,25 pada siklus I , dan meningkat lagi menjadi 8,14 pada siklus II. Sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM dari pra tindakan 4 siswa 28,57 menjadi 6 siswa 42,86, dan meningkat lagi menjadi 10 siswa 71,42 pada siklus II.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Contextual Teaching and Learning(CTL)

0 6 14

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS METODE PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD N SEKARAN 01

0 9 263

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

“Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika di Kelas IV MIN Parung

0 7 169

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD

0 4 15

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI DALAM Penerapan Metode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Dalam Pembelajaran Ipa Kelas V Di Sdn Pakis Kecamatan Tambakromo.

0 0 17

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru

0 0 12