Komponen-komponen dalam CTL Kajian tentang Contextual Teaching and Learning CTL 1. Pengertian CTL

31 mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang dipelajarinya. Pembelajaran dengan pendekatan CTL tidak hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Belajar melalui CTL diharapkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya.

2. Komponen-komponen dalam CTL

Komponen-komponen yang terdapat dalam CTL, yaitu: a. Konstruktivisme Constructivism Menurut Wina Sanjaya 2009: 264 konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme pengetahuan itu berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksi dalam diri seseorang. Pengetahuan terbentuk dari dua faktor penting, yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subyek untuk menginterpretasi obyek tersebut. Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman. Pengetahuan yang sifatnya hanya ditransfer oleh guru tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Atas dasar itulah pembelajaran melalui CTL mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri 32 melalui pengalaman nyata. Tugas guru dalam memfasilitasi hal tersebut adalah sebagai berikut: 1 Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa. 2 Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri. 3 Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. b. Menemukan Inquiry Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta dari hasil mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Langkah-langkah kegiatan menemukan inquiry: 1 Merumuskan masalah 2 Mengamati atau melakukan observasi 3 Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar laporan, bagan, tabel, atau karya lainnya. 4 Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yang lain. c. Bertanya Questioning Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran 33 yang berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Dalam suatu pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: 1 Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran. 2 Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. 3 Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu. 4 Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu. 5 Untuk mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa. d. Masyarakat Belajar Learning Community Konsep masyarakat belajar learning community dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil 34 belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, antar teman, dan antar kelompok. Dalam kelas CTL, penerapan komponen masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Dalam kelompok mereka saling membelajarkan, siswa yang cepat belajar didorong untuk membantu siswa yang lambat belajar. Setiap siswa terlibat dalam pembelajaran, saling membelajarkan, bertukar informasi, dan bertukar pengalaman. e. Pemodelan Modeling Komponen modeling, proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Proses modeling tidak terbatas pada guru saja, akan tetapi dapat juga memanfaatkan siswa. Modeling merupakan asas yang paling penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis- abstrak. f. Refleksi Reflection Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya 35 akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pendekatan CTL, setiap berakhir proses pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Realisasinya dapat berupa: 1 Pernyataan langsung siswa tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu. 2 Catatan di buku siswa 3 Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu. 4 Diskusi 5 Hasil karya g. Penilaian Sebenarnya Authentic Assessment Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan pembelajaran siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Penilaian yang autentik dilakukan dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, tekanannya diarahkan pada proses belajar bukan kepada hasil belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa CTL memiliki tujuh komponen, yaitu konstruktivisme, menemukan, 36 bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata. Dari ke tujuh komponen tersebut, membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

3. Karakteristik CTL

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Contextual Teaching and Learning(CTL)

0 6 14

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS METODE PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD N SEKARAN 01

0 9 263

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

“Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika di Kelas IV MIN Parung

0 7 169

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD

0 4 15

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI DALAM Penerapan Metode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Dalam Pembelajaran Ipa Kelas V Di Sdn Pakis Kecamatan Tambakromo.

0 0 17

Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 139 Pekanbaru

0 0 12