31
mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang dipelajarinya. Pembelajaran dengan pendekatan CTL tidak hanya sekedar
mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Belajar melalui CTL diharapkan siswa
dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya.
2. Komponen-komponen dalam CTL
Komponen-komponen yang terdapat dalam CTL, yaitu: a. Konstruktivisme Constructivism
Menurut Wina Sanjaya 2009: 264 konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam
struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme pengetahuan itu berasal dari luar, akan tetapi
dikonstruksi dalam diri seseorang. Pengetahuan terbentuk dari dua faktor penting, yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan
kemampuan subyek untuk menginterpretasi obyek tersebut. Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar
siswa bisa mengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman. Pengetahuan yang sifatnya hanya
ditransfer oleh guru tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Atas dasar itulah pembelajaran melalui CTL
mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri
32
melalui pengalaman nyata. Tugas guru dalam memfasilitasi hal tersebut adalah sebagai berikut:
1 Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.
2 Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri.
3 Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
b. Menemukan Inquiry Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta dari hasil mengingat, akan
tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Langkah-langkah kegiatan menemukan inquiry:
1 Merumuskan masalah 2 Mengamati atau melakukan observasi
3 Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar laporan, bagan, tabel, atau karya lainnya.
4 Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yang lain.
c. Bertanya Questioning Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab
pertanyaan. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran
33
yang berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan
menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran
yang berbasis
inkuiri, yaitu
menggali informasi,
menginformasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:
1 Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.
2 Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. 3 Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.
4 Membimbing siswa
untuk menemukan
atau menyimpulkan sesuatu.
5 Untuk mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa. d. Masyarakat Belajar Learning Community
Konsep masyarakat belajar learning community dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja
sama dengan orang lain. Kerja sama dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal
maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil
34
belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, antar teman, dan antar kelompok.
Dalam kelas CTL, penerapan komponen masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui
kelompok belajar.
Dalam kelompok
mereka saling
membelajarkan, siswa yang cepat belajar didorong untuk membantu siswa yang lambat belajar. Setiap siswa terlibat dalam
pembelajaran, saling membelajarkan, bertukar informasi, dan bertukar pengalaman.
e. Pemodelan Modeling Komponen modeling, proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Proses modeling tidak terbatas pada guru saja, akan
tetapi dapat juga memanfaatkan siswa. Modeling merupakan asas yang paling penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui
modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis- abstrak.
f. Refleksi Reflection Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah
dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah
dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya
35
akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pendekatan CTL, setiap berakhir proses pembelajaran guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Realisasinya
dapat berupa: 1 Pernyataan langsung siswa tentang apa-apa yang
diperolehnya hari itu. 2 Catatan di buku siswa
3 Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu. 4 Diskusi
5 Hasil karya g. Penilaian Sebenarnya Authentic Assessment
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.
Gambaran perkembangan pembelajaran siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses
pembelajaran dengan benar. Penilaian yang autentik dilakukan dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus
menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, tekanannya diarahkan pada proses belajar bukan kepada hasil
belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa CTL
memiliki tujuh komponen, yaitu konstruktivisme, menemukan,
36
bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata. Dari ke tujuh komponen tersebut, membantu siswa untuk
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
3. Karakteristik CTL