kognitif, evaluasi afektif serta evaluasi psikomorik. Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi dalam penelitian ini berdasarkan nilai
raport siswa semester gasal tahun ajaran 20152016. Pengambilan nilai raport ini dikarenakan nilai raport dianggap
sudah mewakili Prestasi Belajar Akuntansi siswa. Nilai raport siswa terdiri dari nilai ulangan harian, nilai tugas pekerjaan
rumah, UTS, dan UAS yang diperoleh siswa selama satu semester. Nilai raport siswa juga menggambarkan kemampuan
siswa dalam menguasai semua kompetensi dasar dalam pelajaran akuntansi selama satu semester
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi
Prestasi belajar setiap siswa berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa lainnya. Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor baik yang berasal dari dalam dirinya sendiri maupun yang berasal dari luar dirinya . Menurut Dalyono 2005: 55-60,
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1 Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari:
a Kesehatan
Pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat,
pikiran selalu
segar dan
bersemangat dalam
melaksanakan kegiatab belajar. b Intelegensi dan Bakat
Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses
belajarnya akan lancar dan sukses.
c Minat dan Motivasi
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapaimemperoleh benda
atau tujuan yang diminati itu. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.
d Cara Belajar Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor
fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.
2 Faktor Eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar
terdiri dari: a Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat
besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.
b Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi
tingkat keberhasilan belajar. c Masyarakat
Masyarakat yang terdidik akan mendorong anak lebih giat belajar.
d Lingkungan sekitar Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga penting
dalam mempengaruhi prestasi belajar. Tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk akan menunjang proses belajar.
Menurut Slameto
2010: 54-72,
faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari dua faktor yaitu: 1 Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari:
a Faktor jasmaniah, yang terediri dari kesehatan dan cacat
tubuh. b Faktor psikologis, yang terdiri dari intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. c Faktor kelelahan, yang dapat dibedakan menjadi
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. 2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari:
a Faktor Keluarga
Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua.
b Faktor Sekolah Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu Sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.
c Faktor Masyarakat Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan pemaparan teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Akuntansi terdiri dari: 1 Faktor Internal
Faktor internal meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
2 Faktor Eksternal Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor
lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat.
2. Pekerjaan Rumah PR
a. Pengertian Pekerjaan Rumah PR
Menurut Daniel Muijs David Reynolds 2008: 150 “Pekerjaan rumah dapat didefinisikan sebagai kegiatan di luar
kelas yang merupakan perluasan dari tugas di kelas. PR dapat diindividualisasikan atau diberikan kepada seluruh kelas”.
Roestiyah 2008: 132-133 mendefinisikan Pekerjaan Rumah sebagai
“variasi teknik penyampaian materi berupa pemberian
tugas-tugas sebagai selingan yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di rumah
”. Pemberian tugas merupakan upaya agar siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif. Hall, dkk 2008:
396 menyatakan bahwa: Pekerjaan rumah adalah suatu bentuk praktik interaktif dimana
pembelajar berinteraksi dengan materi pelajaran. Pekerjaan rumah adalah perpanjangan dari pembelajaran di kelas dan jika
direncanakan dengan hati-hati, dapat membantu prestasi siswa, tapi seperti halnya dengan strategi lain, pekerjaan rumah harus
sesuai dengan materi pelajaran, konteks dan pembelajarannya. Jika latihan bisa membuat hasil sempurna, maka adalah
tanggung jawab guru untuk memonitor praktik yang terjadi selama pekerjaan rumah supaya praktiknya bisa tetap sempurna.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat didefinisikan bahwa Pekerjaan Rumah adalah pemberian tugas-tugas oleh guru
kepada siswa sebagai selingan yang merupakan variasi dari teknik penyajian materi kepada siswa atau pemberian suatu pekerjaan
yang diberikan oleh guru kepada siswanya untuk diselesaikan di rumah, supaya siswa dapat memahami materi yang baru saja
disampaikan guru. Konsep Pekerjaan Rumah dalam penelitian ini adalah tugas atau pekerjaan yang diberikan oleh guru kepada siswa
untuk dikerjakan di rumah oleh siswa. Pekerjaan Rumah dalam peneltian ini adalah Pekerjaan Rumah mata pelajaran akuntansi
yang diberikan oleh guru akuntansi.
b. Macam-macam Pekerjaan Rumah PR
LeConte 1981 dalam Daniel Muijs David Reynolds 2008: 150 mengklasifikasikan tiga macam PR, yakni:
1 Practice assignments tugas praktik, yang menguatkan keterampilan atau pengetahuan yang baru saja diperoleh,
misalnya bila murid baru belajar tentang berbagai tipe daun, mereka diminta mencari mencari contoh daun-daun tersebut
di lingkungannya.
2 Preparation assignments tugas mempersiapkan, yang dimaksudkan untuk memberikan latar belakang tentang
topik tertentu. Sebagai contoh, murid dapat mempersiapkan pelajaran tetentu dengan membaca teks atau dengan
mengumpulkan
bahan-bahan sebelum
pelajaran itu
diberikan. 3 Extension assignments tugas perluasan, yang dirancang
untuk mempraktikan bahan yang sudah pernah dipelajari atau memperluas pengetahuan murid dengan mendorong
mereka untuk melakukan lebih banyak penelitian tentang subjek yang dimaksud setelah topik itu dipelajari di kelas.
Pekerjaan Rumah menurut S. Nasution 2003: 202 dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1 Pekerjaan rumah sebagai belajar sendiri, misalnya mempelajari 1 bab sendiri dari buku pelajaran, mengerjakan
soal-soal. Pekerjaan rumah ini akan efektif bila materi pelajaran dapat dipelajari sendiri oleh murid.
2 Pekerjaan rumah sebagai latihan, misal membuat soal-soal akuntansi yang telah dipelajari aturan-aturan dan prinsipnya.
Syarat agar efektif ialah bahwa semua murid telah memahami aturan itu dan telah sanggup menerapkannya.
3 Pekerjaan rumah dapat dalam bentuk proyek, yaitu siswa ditugaskan
mengumpulkan sejumlah
bahan yang
berhubungan dengan suatu masalah untuk menyusun suatu laporan, membuat percobaan dan demonstrasi.
Berdasarkan penjabaran di atas macam Pekerjaan Rumah meliputi practice assignments , preparation assignments, extension
assignments, Pekerjaan Rumah dalam bentuk latihan, dan Pekerjaan Rumah dalam bentuk proyek. Guru dapat memilih jenis
Pekerjaan Rumah yang akan diberikan kepada siswa dengan