Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi
pemuasan hasrat ingin tahu, sebagai sumber informasi untuk melakukan inovasi pendidikan, sebagai indikator daya serap
kecerdasan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi, sebagai
indikator baik intern maupun ekstern suatu institusi pendidikan. c.
Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi
Prestasi belajar seorang siswa berbeda antara satu siswa dengan yang lainnya. Tingkat prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan
melakukan evaluasi hasil belajar. Muhibbin Syah 2012: 197 menyatakan bahwa “Evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat
keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuat program”. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan alat
evaluasi yang secara garis besar terdiri dari dua macam bentuk yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif. Muhibbin Syah 2012:
203-209 memberikan penjelasan mengenai bentuk alat evaluasi objektif dan subjektif sebagai berikut:
1 Bentuk objektif Bentuk ini juga biasa disebut dengan tes objektif, yakni tes
yang jawabannya dapat diberi skor secara lugas seadanya menurut pedoman yang ditentukan sebelumnya. Ada lima
macam tes yang termasuk dalam evaluasi ragam objektif ini yaitu:
1 Tes Benar – Salah
2 Tes Pilihan Berganda
3 Tes Pencocokan 4 Tes Lisan
5 Tes Pelengkapan 2 Bentuk Subjektif
Alat evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur prestasi belajar yang jawabannya tidak dinilai dengan
skor atau angka pasti, seperti yang digunakan untuk evaluasi objektif. Hal ini disebabkan banyaknya ragam gaya jawaban
yang diberikan oleh para siswa. Instrumen evaluasi mengambil bentuk essay examination, yakni soal ujian mengharuskan siswa
menjawab setiap pertanyaan dengan cara menguraikan atau dalam bentuk karangan bebas.
Evaluasi prestasi belajar dapat dibagi menjadi beberapa ranah yaitu evaluasi prestasi kognitif, evaluasi prestasi afektif, dan
evaluasi prestasi psikomotor. Muhibbin Syah 2012: 211-214 memberikan penjelasan untuk ketiga ranah evaluasi tersebut
sebagai berikut: 1 Evaluasi Prestasi Kognitif
Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif ranah cipta dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan
tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan. 2 Evaluasi Prestasi Afektif
Salah satu bentuk tes ranah rasa afektif yang popular ialah “Skala Likert” Likert Scale yang tujuannya untuk
mengidentifikasi kecenderungan sikap orang. Bentuk skala ini menampung pendapat yang mencerminkan sikap sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Rentang skala ini diberi skor 1 sampai 5 atau 1 sampai 7 bergantung
kebutuhan dengan catatan skor-skor itu dapat mencerminkan sikap-
sikap mulai sangat “ya” sampai sangat “tidak”. Untuk memudahkan identifikasi jenis kecenderungan afektif siswa
yang representative item-item skala sikap sebaiknya dilengkapi dengan labelidentitas sikap yang meliputi: a dokumen, yakni
pendirian: b komitmen, yakni ikrar serta untuk melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan: c penghayatan, yakni
pengalaman batin: d wawasan, yakni pandangan atau cara memandang sesuatu.
3 Evaluasi Prestasi Psikomotor Cara yang paling tepat untuk mengevaluasi keberhasilan
belajar yang berdimensi ranah psikomotor ranah karsa adalah observasi. Observasi dalam hal ini dapat diartikan sebagai
sejenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku, atau fenomena lain, dengan pengamatan langsung.
Dari berbagai penjelasan di atas, maka untuk mengukur Prestasi Belajar Akuntansi dilakukan dengan evaluasi prestasi
kognitif, evaluasi afektif serta evaluasi psikomorik. Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi dalam penelitian ini berdasarkan nilai
raport siswa semester gasal tahun ajaran 20152016. Pengambilan nilai raport ini dikarenakan nilai raport dianggap
sudah mewakili Prestasi Belajar Akuntansi siswa. Nilai raport siswa terdiri dari nilai ulangan harian, nilai tugas pekerjaan
rumah, UTS, dan UAS yang diperoleh siswa selama satu semester. Nilai raport siswa juga menggambarkan kemampuan
siswa dalam menguasai semua kompetensi dasar dalam pelajaran akuntansi selama satu semester