- 171 -
sukses membidik
sasaran sekiranya
mampu mencetak
manusia yang
berakhlakul karimah.
265
Muhammad Athiyah al-Abrasi, beliau mengatakan bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah untuk membentuk orang orang yang bermoral baik, berkemauan keras,
sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku serta beradab.
266
Dengan kata lain maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan akhlak; pertama, supaya seseorang terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji
sertamenghindari yang buruk, jelek, hina dan tercela. Kedua supaya interaksi manusia dengan Allah SWT dan dengan sesama makhluk lainnya senantiasa terpelihara
dengan baik dan harmonis. Esensinya sudah tentu untuk memperoleh yang baik, seseorang harus membandingkannya dengan yang buruk atau membedakan keduanya.
Kemudian setelah itu, harus memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk. Agar seseorang memiliki budi pekerti yang baik, maka upaya yang dilakukan adalah
dengan cara pembiasaan sehari-hari. Dengan upaya seperti ini seseorang akan nampak dalam perilakunya sikap
yang mulia dan timbul atas factor kesadaran, bukan karena adanya paksaan dari pihak manapun.
3. Metode pendidikan akhlak
Menurut al-Ghazali, ada dua cara dalam mendidik akhlak, yaitu; pertama, mujahadah dan membiasakan latihan dengan amal shaleh. Kedua, perbuatan itu
dikerjakan dengan di ulang-ulang. Selain itu juga ditempuh dengan jalan: Pertama, memohon karunia Illahi dan sempurnanya fitrah kejadian, agar
nafsu-syahwat dan amarah itu dijadikan lurus, patuh kepada akal dan agama. Lalu
265
Al Ghazali, Ayyuhal Walad ; terj. Gazi Saloom Jakarta: IIman, 2003, hlm. 11.
266
Muhammad Athiyyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pendidikan Islam, terj, Bustami Abdul
Ghani, Jakarta: Bulan Bintang, 1994, Cet. III, h. 103.
- 172 -
jadilah orang itu berilmu alim tanpa belajar, terdidik tanpa pendidikan, ilmu ini disebut juga dengan ladunniah.
Kedua, akhlak tersebut diusahakan dengan mujahadah dan riyadhah, yaitu dengan membawa diri kepada perbuatan-perbuatan yang dikehendaki oleh akhlak
tersebut. Singkatnya, akhlak berubah dengan pendidikan latihan.
267
Pendapat al-Ghazali ini senada dengan pendapat Muhammad Qutb dalam System Pendidikan Islam.
268
Metode ini meliputi keteladanan, nasehat, hukuman, cerita, dan pembiasaan. Bakat anak juga perlu digali dan disalurkan dengan berbagai
kegaitan agar waktu waktu kosong menjadi bermanfaat bagi anak. Hal ini adalah pelaksanaan hadist Nabi agar anak dididik memanah, berenang dan menunggang
kuda. Berikut ini akan diuraikan beberapa metode yang berkaitan dengan pembinaan
akhlak, yaitu:
1. Metode Keteladanan
Yang dimaksud dengan metode keteladanan yaitu suatu metode pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, baik di dalam
ucapan maupun perbuatan.
269
Keteladanan merupakan salah satu metode pendidikan yang diterapkan Rasulallah dan paling banyak pengaruhnya terhadap keberhasilan menyampaikan
misi dakwahnya. Ahli pendidikan banyak yang berpendapat bahwa pendidikan dengan teladan merupakan metode yang paling berhasil guna. Abdullah Ulwan
misalnya sebagaimana dikutip oleh Hery Noer Aly mengatakan bahwa pendidik akan merasa mudah mengkomunikasikan pesannya secara lisan. Namun anak akan merasa
267
Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Qairo, Mesir: Daar al-Taqwa. 2000, h. 601-602
268
Ensiklopedi Islam. 1993. Jakarta: Ictiar Baru Van Hove.
269
Syahidin, Metode Pendidikan Qur.ani Teori dan Aplikasi, Jakarta: CV Misaka Galiza,
1999, Cet. I, h. 135.
- 173 -
kesulitan dalam memahami pesan itu apabila pendidiknya tidak memberi contoh tentang pesan yang disampaikannya.
270
2. Metode Pembiasaan