Esensi Metode dalam Perspektif Falsafah Pendidikan Islam

- 142 - Kurikulum tersebut tidak akan bermakna apapun apabila tidak dilaksanakan dalam situasi dan kondisi dimana tercipta interaksi edukatif yang timbal balik antara pendidik disatu sisi dengan peserta didik disisi lain. Aspek kurikulum yang tert ulis dan lebih popular itu sering disebut “ stated curriculum “ atau “ manifested curriculum ”. Adapun aspek kurikulum yang tidak tertulis itu sering disebut “ hidden curriculum ” atau “ unstudied curriculum ”. Karekteristik dari kurikulum terutama stated curriculum ialah : a. Kurikulum harus bersifat fleksibel, mudah diubah menuju kesempurnaan, sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan. b. Kurikulum adalah merupakan deskripsi atau uraian tentang rencana atau program yang akan dilaksanakan. c. Kurikulum biasanya berisi tentang bermacam – macam bidang studi areas of learning . d. Kurikulum dapat diperuntukkan bagi seorang pelajar saja atau disusun bagi sutau kelompok yang besar. e. Kurikulum selalu berhubungan dengan atau merupakan program dari sutau lembaga pendidikan educational centre . 221

A. Esensi Metode dalam Perspektif Falsafah Pendidikan Islam

Pendidikan Islam merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen penting yang saling berhubungan. Di antara komponen yang ada dalam sistem tersebut adalah metode. Pengkajian terhadap metode memang menjadi bahan diskusi yang tetap aktual dan menarik, sebab metode turut menentukan berhasil tidaknya proses pendidikan yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu metode mesti dikembangkan secara dinamis sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman. 221 Fachruddin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Medan : IAIN PRESS. 2003, h.35 - 143 - 1.Pengertian Metode Pendidikan Islam Istilah “metode” berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos. Meta artinya “melalui”, sedangkan hodos berarti “jalan atau cara”. 222 Jadi metode bisa dipahami sebagai jalan yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka metode adalah jalan atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata. Terkadang digunakan kata al- tharīqah, manhaj, atau al-wasīlah. Al-Tharīqah berarti jalan, manhaj berarti sistem, sedangkan al- wasīlah berarti perantara atau mediator. Jadi kata Arab yang lebih dekat dengan metode adalah al- tharīqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Kata- kata al- tharīqah juga banyak dijumpai dalam al-Qur’an. Menurut Muhammad Fuad Abd Baqy, sebagaimana yang dikutip oleh Abuddin Nata, bahwa di dalam al- Qur’an kata al- tharīqah diulang sebanyak 9 kali. Kata ini terkadang dihubungkan dengan objek yang dituju, seperti neraka sehingga menjadi jalan menuju neraka Q.S. an- Nisa4: 169 ; terkadang dihubungkan dengan sifat dari jalan tersebut, seperti al- tharīqah al-mustaqimah, yang diartikan jalan lurus Q.S. al-Ahqaf46:30 ; terkadang dihubungkan dengan jalan yang ada di tempat tertentu, seperti al- tharīqah fi al-bahr yang berarti jalan yang kering di laut Q.S. Thaha20: 77 ; dan terkadang pula al- tharīqah berarti tata surya atau langit Q.S. al-Mukminun23: 17. 223 Dari pendekatan kebahasan tersebut tampak bahwa metode lebih menunjukkan kepada jalan dalam arti jalan yang bersifat non fisik, yakni jalan dalam bentuk ide-ide yang mengacu kepada cara yang mengantarkan seseorang untuk sampai pada tujuan yang diinginkan. Namun secara terminologis, kata metode bisa membawa kepada pengertian yang beragam sesuai dengan konteks. 222

M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987 h. 97