96
tekstur, aroma, dan rasa. Pembahasan hasil uji inderawi akan diuraikan sebagai berikut :
4.2.1.1 Aspek Warna Bagian Luar
Warna merupakan suatu sifat bahan yang dianggap berasal dari penyebaran spektrum sinar. Warna bukan merupakan suatu zatbenda melainkan suatu sensasi
seseorang oleh karena adanya rangsangan dari berkas energi radiasi yang jatuh ke indera mataretina mata Bambang Kartika, 1988:6.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan sampel wingko hasil eksperimen dengan persentase komposisi jagung manis 60, 70, 80 dan
wingko kontrol terdapat perbedaan pada indikator warna bagian luar. Sesuai dengan rerata skor hasil uji inderawi, wingko kontrol sampel K 0 jagung
manis dan wingko sampel A 60 jagung manis : 40 tepung ketan memiliki kriteria warna bagian luar cokelat cerah dan sama sekali tidak ada tanda-tanda
gosong, wingko sampel B 70 jagung manis : 30 tepung ketan memiliki kriteria warna bagian luar cokelat cukup cerah dan tidak menunjukkan tanda-
tanda gosong, serta wingko sampel C 80 jagung manis : 20 tepung ketan memiliki kriteria warna bagian luar cokelat kurang cerah dan menunjukkan sedikit
terjadinya gosong. Warna pada kerak bagian luar wingko dapat terbentuk karena adanya reaksi
pencoklatan non enzimatis yang terdiri dari proses karamelisasi dan reaksi Maillard. Karamelisasi terjadi ketika pemanasan gula sukrosa yang berlangsung
hingga melampau titik lebur sukrosa pada suhu 160
o
C Winarno, 2004:41. Bermacam-macam gula berbeda kepekaannya terhadap panas, yaitu suhu disaat
97
gula mulai mengkaramel. Fruktosa, maltosa, dekstosa lebih sensitif peka, sedangkan laktosa dan sakarosa kurang peka terhadap panas U.S Wheat
Associates, 1983:24. Faktor terjadinya karamelisasi berkaitan dengan jumlah gula yang
digunakan dalam pembuatan wingko dan suhu pemanggangan. Pada pembuatan wingko eksperimen, jumlah gula yang digunakan dan suhu pemanggangan telah
dikontrol dengan baik sehingga terdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap proses karamelisasi yaitu adanya kandungan gula pereduksi sukrosa dan
fruktosa yang terdapat pada jagung manis. Jagung manis mengandung gula pereduksi sukrosa dan fruktosa dengan kadar gula pada endosperm jagung dapat
mencapai 5-6. Fruktosa yang terkandung pada jagung manis lebih peka terhadap panas dan lebih cepat melebur pada saat proses pemanasan. Peleburan
fruktosa yang berlangsung cepat menjadikan warna kerak luar lebih cepat terbentuk.
Selain proses karamelisasi, reaksi maillard juga merupakan faktor yang mempengaruhi terbentuknya warna bagian luar pada wingko eksperimen. Reaksi
maillard terjadi karena adanya reaksi antara karbohidrat khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer sehingga menghasilkan bahan pangan menjadi
berwarna cokelat Winarno, 2004:41. Gula yang dipanaskan dengan protein akan bereaksi membentuk gumpalan-gumpalan berwarna gelap yang disebut
melanoidin. Pada tahap permulaan melanoidin menyerupai karamel dalam hal warna, bau, dan rasa namun reaksi selanjutnya menyebabkan gumpalan berubah
menjadi hitam dan tidak dapat larut Winarno, 2004:41.
98
Reaksi maillard yang terjadi pada proses pembuatan wingko eksperimen disebabkan reaksi antara gula pereduksi yang terkandung pada jagung manis
khususnya fruktosa bereaksi dengan protein sehingga terbentuk melanoidin yang mengakibatkan terbentuknya warna coklat pada kerak luar wingko. Namun
semakin banyak komposisi jagung manis yang digunakan maka senyawa melanoidin akan semakin banyak yang terbentuk yang mengakibatkan warna
kerak luar menjadi semakin berkurang kecerahannya atau semakin gelap.
4.2.1.2 Aspek Warna Bagian Dalam