40 Kriteria penilaian :
Lamanya  periode  waktu  pengembalian  biaya  investasi  harus  lebih  cepat dibandingkan  umur  usaha  yang  diproyeksikan  dalam  cashflow,  semakin  cepat
pengembalian biaya investasi maka semakin baik usaha tersebut untuk dijalankan.
4.4.7 Analisis Sensitivitas dan Nilai Pengganti Switching Value
Setelah  analisis  kelayakan  perlu  dilakukan  analisis  sensitivitas  untuk mengetahui  sejauh  mana  tingkat  sensitivitas  jika  terjadi  perubahan  pada  beberapa
variabel  komponen  cashflow  terhadap  pendapatan  dan  keuntungan  perusahaan. Analisis  sensitivitas  dilakukan  untuk  melihat  dampak  dari  suatu  keadaan  yang
berubah-ubah  terhadap  hasil  suatu analisis.  Tujuan  analisis  ini  adalah untuk  melihat kembali hasil analisis suatu kegiatan investasi usaha. Varibel-varibel yang digunakan
untuk  analisis  ini  adalah  perubahan  volume  produksi  dan  kenaikan  biaya  produksi. Variabel-variabel  tersebut  berpengaruh  besar  terhadap  pendapatan  atau  keuntungan
karena  keduanya  merupakan  output  dan  input  utama  dalam  kegiatan  produksi  ikan maanvis.  Analisis  sensitivitas  menggunakan  metode  switching  value  atau  nilai
peralihan.  Perhitungan  switching  value  ini  merupakan  perhitungan  untuk  melihat ambang  batas perubahan  varibel  yang masih  bisa ditoleransi agar usaha  masih layak
dijalankan.
4.5  Asumsi Dasar Penelitian
1  Umur  bisnis ditentukan selama 10 tahun  berdasarkan umur  ekonomis kolam  bak semen  yang  digunakan  selama  usaha,  penentuan  ini  berdasarkan  nilai  investasi
terbesar dalam usaha.
2  Harga yang digunakan diasumsikan konstan yaitu harga pada bulan Januari 2013,
baik harga input maupun harga output dari kegiatan usaha.
3  Produk  ikan  maanvis  yang  dijual  yaitu  maanvis  ukuran  M  3-4  cm,  ini dikarenakan  permintaan  akan  maavis  oleh  para  pelanggan  adalah  ikan  maanvis
ukuran M.
41 4
Produk yang dihasilkan ada tiga jenis maanvis yaitu Platinum, Red Eye dan Black and  White.  Dimana  permintaan  akan  ketiga  jenis  ikan  maanvis  terdiri  dari  40
persen jenis Black and white, 30 persen jenis Platinum dan 30 persen Red eye.
5 Tingkat Hatching Rate HR dan Survival Rate SR tiap jenis ikan berbeda-beda,
penentuan ini berdasarkan pengalaman yang terjadi di perusahaan yaitu: a.  Jenis Black and White HR sebesar 70  dan SR sebesar 71,4
b.   Jenis Platinum HR sebesar 62,5 dan SR sebesar 80 c.    Jenis Red Eye HR sebesar 50 dan SR sebesar 40
6  Kolam bak semen yang digunakan yaitu delapan buah dengan ukuran 3 m x 1,2 m x  0,4  m.  Kolam  ini  digunakan  untuk  memelihara  benih  ikan  maanvis  ukuran  S
sampai benih ukuran M.
7  Akuarium pemeliharaan benih yang digunakan yaitu akuarium kaca ukuran 60 cm
x 40 cm x 30 cm sebanyak 20 buah.
8  Akuarium pemijahan yan digunakan yaitu akuarium kaca ukuran 40 cm x 30 cm x
25 cm sebanyak 60 buah.
9  Akuarium pemeliharaan induk yang digunakan yaitu akuarium kaca ukuran 50 cm
x 40 cm 30 cm sebanyak 15 buah.
10 Harga jual ikan maanvis sama untuk setiap jenisnya yaitu Rp 700,00 per ekor, ini dikarenakan  perlakuan  yang  diberikan sama  setiap  jenisnya  hingga  maanvis  siap
jual. 11 Sumber modal yang dikeluarkan berasal dari modal sendiri.
12 Produk yang dihasilkan diasumsikan habis terjual. 13 Karena perusahaan tidak  menentukan sebuah  bank untuk menyimpan uang maka
Tingkat Diskonto DR yang digunakan yaitu sebesar 5,75 persen, ini berdasarkan tingkat suku bunga deposito Bank Indonesia. Tingkat suku bunga ini merupakan
acuan bagi seluruh bank di Indonesia dalam menentukan tingkat suku bunga. 14 Dalam  analisis  kelayakan  finansial  dilakukan  dua  skenario  usaha,  dimana
skenario I  yaitu kondisi usaha  yang terjadi dilapangan  yakni dengan penggunaan tiga  jenis  indukan  maanvis  yaitu  Black  and  White,  Platinum  dan  Red  eye.
Sedangkan  untuk  skenario  II  dilakukan  modifikasi  usaha  dimana  indukan
42 maanvis  yang  digunakan  hanya  terdiri  atas  dua  jenis  yaitu  Black  and  white  dan
Platinum,  untuk  jenis  Red  eye  tidak  diproduksi  lagi  dikarenakan  produktivitas yang rendah.
15 Proporsi  indukan  untuk  analisis  skenario  I  yaitu  terdiri  atas  25  pasang  indukan Black  and  white,  20  pasang  indukan  Platinum  dan  10  pasang  indukan  Red  eye.
Sedangkan untuk skenario II terdiri  atas 35 pasang indukan Black and  white dan 20  pasang  indukan  Platinum.  Proporsi  untuk  indukan  Black  and  white  lebih
banyak  dikarenakan  produktivitas  yang  tinggi  sehingga  dapat  meningkatkan penerimaan.
16 Untuk  skenario  II  tidak  dilakukan  penambahan  investasi  maupun  biaya  tetap, karena  peralatan  sebelumnya  dalam  kegiatan  pembenihan  seperti  akuarium  dan
bak  semen  masih  mampu  menampung  jumlah  benih  pada  kondisi  skenario  II. Namun  berbeda dengan  biaya  variabel,  disini terdapat  sedikit  penambahan biaya
variabel  sebagai  respon  terhadap  penambahan  jumlah  benih  sebagai  akibat  dari tingkat  HR  dan  SR  yang  berbeda  pada  tiap  jenis  ikan.  Namun  jumlah  pasangan
indukan tetap sama yaitu sebanyak 55 pasang sesuai dengan kapasaitas akuarium pemijahan yang dimiliki perusahaan.
17 Siklus  produksi  ikan  maanvis  hingga  menghasilkan  maanvis  siap  jual  yaitu selama  dua  bulan,  sehingga  setiap  tahun  dapat  dilakukan  panen  sebanyak  enam
kali.  Namun  pada  tahun  pertama  usaha  hanya  dilakukan  lima  kali  panen dikarenakan pada dua bulan pertama dilakukan kegiatan persiapan produksi.
18 Besarnya  pajak  pendapatan  yang  digunakan  berdasarkan  UU  RI  tentang Perpajakan No. 36 Tahun 2008 yaitu penetapan pajak 25 persen.
43
V GAMBARAN UMUM USAHA
5.1  Lokasi dan Tata Letak