d. Refleksi Siklus I
Pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan kontekstual pada materi Perkembangbiakan Generatif Tumbuhan didesain agar membuat
siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, terlibat langsung melalui kegiatan observasi, dan dapat menerapkan pengetahuannya dalam konteks kehidupan
nyata. Dengan demikian, penerapan pendekatan kontekstual bertujuan agar siswa dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka. Selain itu, tujuan yang lain adalah untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. Namun dalam pelaksanaannya, penerapan
pendekatan kontekstual pada siklus I masih terdapat kekurangan, yaitu: 1.
Masih terdapat beberapa siswa yang hasil belajarnya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM.
2. Saat kegiatan apersepsi, banyak siswa yang tidak serius dalam menjawab
pertanyaan guru. Padahal kegiatan ini amat penting karena merupakan fondasi awal untuk mengkonstruksi pengetahuan siswa terkait materi yang akan
dipelajari. 3.
Aktifitas siswa dalam kelompok tidak merata. Pembagian tugas dalam kelompok tidak ditentukan secara jelas, sehingga menyebabkan ada anggota
kelompok yang tidak serius saat kegiatan observasi. Hal ini dikarenakan guru kurang melakukan pengamatan terhadap aktifitas kelompok.
4. Kegiatan tanya jawab masih didominasi oleh beberapa siswa saja, sementara
siswa yang lain pasif. Hal ini disebabkan karena siswa takut salah dalam menjawab pertanyaan, adapula yang malu untuk mengungkapkan pertanyaan.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui penerapan pendekatan kontekstual pada Siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa hanya
sebesar 56,25. Artinya pembelajaran belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yakni sebesar 90. Oleh sebab itu, pembelajaran harus
ditingkatkan melalui perbaikan tindakan pada siklus II. Adapun tindakan perbaikan yang harus dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Tindakan Perbaikan Siklus I No
Tindakan Perbaikan
1 Siswa tidak serius dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan guru pada saat apersepsi.
Guru harus berusaha agar kegiatan apersepsi mampu mengkonstruksi
pengetahuan awal siswa terkait materi yang dipelajari.
2 Aktifitas siswa dalam kelompok
tidak merata karena pembagian tugas
dalam kelompok
tidak ditentukan secara jelas, sehingga
menyebabkan ada
anggota kelompok yang tidak serius saat
kegiatan observasi. Pembagian
tugas antar
anggota kelompok harus diperjelas, agar
semua anggota kelompok aktif dalam kegiatan observasi.
3 Pengamatan
aktifitas kelompok
oleh guru dinilai masih kurang, sehingga banyak siswa yang tidak
serius pada saat observasi. Guru
harus meningkatkan
pengamatan aktifitas kelompok pada saat kegiatan observasi, agar semua
siswa serius mengikuti kegiatan observasi.
4 Kemampuan bertanya siswa masih
rendah, begitu pula kemampuan menjawab pertanyaan masih perlu
ditingkatkan. Guru harus mampu memberi motivasi
dan memfasilitasi semua siswa untuk aktif dalam kegiatan tanya jawab.
e. Keputusan