34
34 Gambar 13. Derajat keasaman pH perairan Teluk Banten
No.51MNLHI2004, kisaran pH tersebut masih memenuhi baku mutu untuk kelangsungan hidup biota laut, dengan baku mutu yang disarankan berkisar antara 7-
8,50. Menurut Purnomo 1979 in Mumin 2004, pH air normal yang mendukung kehidupan udang adalah 7-8,90. Air dengan pH yang rendah atau tinggi di luar batas
normal, mempunyai pengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan udang Penaeid.
Derajat keasaman pH akan mempengaruhi daya tahan organisme dan reaksi
enzimatik. Kondisi ini pun menunjukkan bahwa kawasan ekosistem mangrove ini masih mendukung kehidupan g a s t ro po d a, me ng ing a t ba hw a
kisaran pH 5-9 masih dapat mendukung kehidupan biota perairan. Derajat keasaman atau pH yang optimum bagi Moluska bentik berkisar antara 6,5-7,5
Russle-Hunter 1968 in Razak 2002. Gastropoda umumnya
banyak dijumpai
pada daerah yang pHnya lebih besar dari 7 Siagian 2001 in Suwondo et al. 2006.
4.1.6. Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen
Pengukuran DO pada saat pasang berkisar antara 3,48-5,67 mgl, sedangkan pada saat surut berkisar antara 6,78-7,13 mgl Gambar 14. Kadar DO normal
berkisar 5,7-8,5 mgl. Adanya perbedaan nilai antarstasiun, baik saat pasang dan surut dapat dipengaruhi oleh proses respirasi tumbuhan dan hewan serta dekomposisi
anaerob. Batas kadar DO yang mematikan berbeda-beda tergantung pada jenis,
35
35 Gambar 14. Kadar DO perairan Teluk Banten
kesehatan, dan stadia biota serta faktor-faktor lingkungan lainnya Poernomo 1979 in Mumin 2004.
Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan pada saat surut di setiap stasiun pengamatan kadar DO diperoleh lebih tinggi. Hal ini diduga adanya
pengaruh dari proses fotosintesis fitoplankton yang memproduksi oksigen sehingga kadar DO di perairan meningkat. Pada stasiun IV, V, dan VI saat pasang diperoleh
nilai DO berturut-turut 3,48, 4,25, dan 4,45 mgl, kadar ini lebih rendah dari 5 mgl sebagai baku mutu air laut untuk biota laut sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup KEP No.51MNLHI2004. Rendahnya kadar oksigen terlarut DO di ketiga stasiun tersebut diduga dipengaruhi oleh pergerakan air arus yang
relatif kecil daripada stasiun lain. Ketersediaan oksigen terlarut di perairan sebagian besar dihasilkan melalui proses fotosintesis fitoplankton, sisanya dipengaruhi oleh
proses difusi dari udara ke dalam air. Disamping itu, proses pencampuran mixing dan pergerakan turbulence massa air, respirasi biota perairan dan limbah yang
masuk ke badan air juga dapat menentukan ketersediaan oksigen terlarut DO di perairan Nybakken 1988.
Secara keseluruhan kadar oksigen terlarut di kawasan ini masih mendukung kehidupan gastropoda,
karena batas
minimal kadar oksigen terlarut
bagi organisme di pantai adalah 4 mgl, selebihnya tergantung ketahanan organisme,
keaktifan, kehadiran pencemaran dan suhu air Osenberg et al. 1992 in Mukhtasor 2007.
36
36 Gambar 15. Kadar BOD perairan Teluk Banten
4.1.7. Biochemichal Oxygen Demand BOD
Kadar BOD hasil pengukuran pada saat pasang berkisar antara 9,01 mgl - 27,83 mgl, sedangkan pada saat surut berkisar antara 9.31 mgl-19.55 mgl Gambar
15. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup KEP No.51MNLHI 2004, baku mutu BOD untuk biota laut tidak melebihi kadar 20 mgl, sedangkan
berdasarkan data yang diperoleh terdapat beberapa stasiun yang telah melampaui baku mutu BOD yaitu stasiun I, II, V, dan VI pada saat pasang, sedangkan pada saat
surut setiap stasiun menunjukkan kadar BOD yang memenuhi baku mutu. Hal ini diduga bahwa adanya arus dan gelombang dapat mengangkat partikel-partikel di
dasar yang kaya dengan bahan organik sehingga tercampur membentuk partikel- partikel tersuspensi di perairan, mengingat bahwa ekosistem mangrove merupakan
penyulai bahan organik utama di perairan sekitarnya disamping adanya pengaruh masukan bahan organik dari limbah rumah tangga yang dibawa aliran sungai.
4.1.8. Ammonia