Perumusan Fungsi Kendala Perumusan Model Pemrograman Linear 1. Perumusan Fungsi Tujuan

22.260U 5 + 22.260U 6 + 22.260U 7 + 22.260U 8 + 22.260U 9 + 22.260U 10 + 22.260U 11 + 22.260U 12 + 56.250V 1 + 56.250V 2 + 56.250V 3 + 56.250V 4 + 56.250V 5 + 56.250V 6 + 56.250V 7 + 56.250V 8 + 56.250V 9 + 56.250V 10 + 56.250V 11 + 56.250V 1

4.8.2. Perumusan Fungsi Kendala

Dalam proses produksi, perusahaan dihadapkan dengan segala macam keterbatasan, sehingga keterbatasan inilah yang kemudian dijadikan sebagai kendala dalam perencanaan optimasi produksi perusahaaan. Kendala- kendala yang terdapat dalam perencanaan produksi semen pada PT ITP Tbk khususnya plant 11 adalah kendala jumlah produksi, kapasitas jam kerja reguler, kapasitas jam kerja lembur, kapasitas persediaan gudang produk jadi serta tingkat persediaan minimum barang jadi di gudang. a. Kendala jumlah produksi Jumlah produksi semen yang digunakan sebagai kendala adalah jumlah permintan semen pada plant 11 pada periode t, jumlah persediaan barang jadi yang ada pada periode t dan periode sebelumnya t-1. Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut: F t + U t - U t-1 = St atau F t = S t + U t-1 – U t Keterangan : F t : jumlah permintaan semen pada periode t S t : jumlah produksi pada periode t U t : jumlah persediaan semen pada periode t U t-1 : jumlah persediaan semen pada periode sebelumnya Berdasarkan rumusan model matematik diatas dan jumlah peramalan permintaan semen pada plant 11 selama satu tahun ke depan Tabel 17 maka dapat dirumuskan fungsi kendala permintaan semen pada perencanaan optimasi produksi, sebagai berikut : S 1 + U – U 1 = 155.337; S 2 + U 1 – U 2 = 174.793; S 3 + U 2 – U 3 = 184.305; S 4 + U 3 – U 4 = 146.445; S 5 + U 4 – U 5 = 149.007; S 6 + U 5 – U 6 = 105.115; S 7 + U 6 – U 7 = 172.545; S 8 + U 7 – U 8 = 157.668; S 9 + U 8 – U 9 = 175.116; S 10 + U 9 – U 10 = 184.645; S 11 + U 10 – U 11 = 146.716; S 12 + U 11 – U 12 = 149.282 b. Kendala kapasitas gudang produk jadi Plant 11 PT ITP Tbk memiliki gudang produk jadi sebanyak 3 tiga buah 3 Silo dengan kapasitas gudang 72.000 ton semen, sehingga persamaan matematik pada kendala kapasitas gudang dapat dirumuskan sebagai berikut : U t ≤ , dimana G t : Kapasitas gudang 72.000 ton semen sehingga fungsi kendala kapasitas gudang pada penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : U 1 ≤ 72.000 ; U 2 ≤ 72.000 ;U 3 ≤ 72.000 ; U 4 ≤ 72.000 ; U 5 ≤ 72.000 ;U 6 ≤ 72.000 ; U 7 ≤ 72.000 ; U 8 ≤ 72.000 ; U 9 ≤ 72.000 ; U 10 ≤ 72.000 ; U 11 ≤ 72.000 ; U 2 ≤ 72.000 c. Kendala tingkat persediaan produk jadi Persediaan dalam suatu perusahaan sangat penting, karena tanpa adanya persediaan maka, perusahaan dihadapkan pada risiko kehilangan penjualan ketika terjadi kenaikan permintaan. Berdasarkan kebijakan perusahaan PT ITP Tbk , jumlah semen yang berada pada tempat penyimpanan barang jadi silo atau effective stock adalah 15 dari jumlah barang yang disimpan dalam gudang selama periode t pada periode tersebut. Pada penelitian kali ini jumlah barang yang disimpan di dalam gudang adalah jumlah permintaan selama periode perencanaan. Tabel 18. Jumlah persediaan produk jadi selama periode perencanaan No Periode Permintaan a Tingkat Persediaan 0.15xa 1 Novemver 2009 155.377 23.307 2 Desember 2009 174.793 26.219 3 Januari 2010 184.305 27.646 4 Febuari 2010 146.445 21.967 5 Maret 2010 149.007 22.351 6 April 2010 105.115 15.767 7 Mei 2010 172.545 25.881 8 Juni 2010 157.668 23.650 9 Juli 2010 175.116 26.267 10 Agustus 2010 184.645 27.696 11 September 2010 146.716 22.007 12 Oktober 2010 149.282 22.392 Berdasarkan kebijakan tersebut, maka fungsi kendala tingkat persediaan produk jadi pada plant 11 PT ITP Tbk adalah : U 1 ≥ 23.307 ; U 2 ≥ 26.219; U 3 ≥ 27.646; U 4 ≥ 21.967; U 5 ≥ 22.351; U 6 ≥ 15.767; U 7 ≥ 25.881; U 8 ≥ 23.650; U 9 ≥ 26.267; U 10 ≥ 27.696; U 11 ≥ 22.007; U 12 ≥ 22.392 d. Kendala jam tenaga kerja Biaya tenaga kerja yang menjadi kendala dalam penelitian kali ini adalah biaya tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Pada plant 11 PT ITP Tbk jumlah tenaga kerja pada bagian produksi non staff sebesar 96 orang dengan jumlah jam kerja reguler dan jumlah jam kerja lembur seperti dimuat pada Tabel 19. Tabel 19. Jumlah jam kerja reguler dan lembur selama periode perencanaan No Periode Jam Kerja Reguler Jam Kerja Lembur 1 Novemver 2009 498 56 2 Desember 2009 498 56 3 Januari 2010 513 56 4 Febuari 2010 462 56 5 Maret 2010 513 56 6 April 2010 498 56 7 Mei 2010 498 56 8 Juni 2010 513 56 9 Juli 2010 513 56 10 Agustus 2010 498 56 11 September 2010 480 56 12 Oktober 2010 498 56 Total 5.982 672 Sumber : PT ITP Tbk Diolah Berdasarkan data di atas maka dapat dirumuskan beberapa fungsi kendala yang termasuk kendala dalam kendala jam tenaga kerja seperti kendala kapasitas jam kerja reguler dan kendala pemakaian jam kerja reguler dan jam kerja lembur 1. Kendala kapasitas jam kerja reguler Kapasitas jam kerja reguler selama periode perencanaan memiliki perbedaan setiap bulannya Tabel 19, hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan perusahaan untuk menetapkan hari libur nasional sebagai jam kerja lembur. Produksi semen pada PT ITP Tbk menggunakan 3 shift kerja dalam satu hari, tiap shift lamanya delapan jam kerja. Ada fungsi matematik kapasitas jam kerja reguler adalah sebagai berikut : T t + M t = K t , dimana Mt : waktu menganggur pada periode t Sehingga fungsi kendala untuk jam kerja reguler adalah : T 1 + M 1 = 498 ; T 2 + M 2 = 498; T 3 + M 3 = 513; T 4 + M 4 = 462; T 5 + M 5 = 513; T 6 + M 6 = 498; T 7 + M 7 = 498; T 8 + M 8 = 513; T 9 + M 9 = 513; T 10 + M 10 = 498; T 11 + M 11 = 480; T 12 + M 12 = 498 2. Kendala pemakaian jam kerja reguler Pemakaian jam kerja reguler adalah jam kerja yang benar-benar dipakai untuk melakukan proses produksi dan menghasilkan jumlah barang sebanyak jumlah barang yang diminta pada periode t. Secara matematik dapat dirumuskan sebagai berikut : T t = xS t + M t - V t ; x adalah kecepatan produksi 0,003 jamton S t = F t + U t – U t-1 , sehingga T t = xF t + xU t – xU t-1 + M t – V t xF t = T t + xU t-1 + V t - M t - xU t sehingga fungsi kendala untuk pemakaian jam kerja reguler adalah : T 1 + 0,003U + V 1 – M 1 – 0,003U 1 = 466,131 T 2 + 0,003U 1 + V 2 – M 2 – 0,003U 2 = 524,379 T 3 + 0,003U 2 + V 3 – M 3 – 0,003U 3 = 552,379 T 4 + 0,003U 3 + V 4 – M 4 – 0,003U 4 = 439,335 T 5 + 0,003U 4 + V 5 – M 5 – 0,003U 5 = 447,021 T 6 + 0,003U 5 + V 6 – M 6 – 0,003U 6 = 315,345 T 7 + 0,003U 6 + V 7 – M 7 – 0,003U 7 = 517,635 T 8 + 0,003U 7 + V 8 – M 8 – 0,003U 8 = 473,004 T 9 + 0,003U 8 + V 9 – M 9 – 0,003U 9 = 528,348 T 10 + 0,003U 9 + V 10 – M 10 – 0,003U 10 = 553,935 T 11 + 0,003U 10 + V 11 – M 12 – 0,003U 12 = 440,148 T 12 + 0,003U 11 + V 12 – M 12 – 0,003U 12 = 447.846 3. Kendala jam kerja lembur Jam kerja lembur adalah jam kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang diluar jam kerja reguler. Berdasarkan kebijakan perusahaan jumlah maksimal jam kerja lembur adalah sebanyak 56 jam Tabel 19. Formulasi matematik kendala jam kerja lembur adalah : V t – M t ≤ w T t, w adalah nilai perbandingan jam kerja reguler dengan jam kerja lembur V t – M t ≤ w xF t + xU t – xU t-1 + M t – V t V t – M t ≤ w xF t + wxU t –w xU t-1 + wM t – wV t V t – M t - wxU t +w xU t-1 - wM t + wV t ≤ w xF t 1+wV t – 1+wM t + wxU t-1 – wxU t ≤ wxF t Tabel 20. Koefisien fungsi kendala jam kerja lembur No Periode Reguler T t Lembur V t Koefisien W=V t T t 1 Novemver 2009 498 56 0.113 2 Desember 2009 498 56 0.113 3 Januari 2010 513 56 0.109 4 Febuari 2010 462 56 0.121 5 Maret 2010 513 56 0.109 6 April 2010 498 56 0.113 7 Mei 2010 498 56 0.113 8 Juni 2010 513 56 0.109 9 Juli 2010 513 56 0.109 10 Agustus 2010 498 56 0.113 11 September 2010 480 56 0.117 12 Oktober 2010 498 56 0.113 Fungsi kendala untuk jam kerja lembur dapat dirumuskan sebagai berikut : 1,113V 1 – 1,113M 1 + 0,0003391U – 0,000339U 1 ≤ 52,76 1,113V 2 – 1,113M 2 + 0,000339U 1 – 0,000339U 2 ≤ 59,26 1,109V 3 – 1,109M 3 + 0,000327U 2 – 0,000327U 3 ≤ 60,27 1,121V 4 – 1,121M 4 + 0,000363U 3 – 0,000363U 4 ≤ 53,16 1,109V 5 – 1,109M 5 + 0,000327U 4 – 0,000327U 5 ≤ 48,73 1,113V 6 – 1,113M 6 + 0,000339U 5 – 0,000339U 6 ≤ 35,64 1,113V 7 – 1,113M 7 + 0,000339U 6 – 0,000399U 7 ≤ 58,49 1,109V 8 – 1,109M 8 + 0,000327U 7 – 0,000327U 8 ≤ 51,56 1,109V 9 – 1,109M 9 + 0,000327U 8 – 0,000327U 9 ≤ 57,26 1,113V 10 – 1,113M 10 + 0,000339U 9 – 0,000339U 10 ≤ 62,60 1,117V 11 – 1,117M 11 + 0,000351U 10 – 0,000351U 11 ≤ 51,50 1,113V 12 – 1,113M 12 + 0,000339U 11 – 0,000339U 11 ≤ 50,61

4.9. Hasil Optimasi Fungsi Tujuan