Peramalan Kualitatif Metode Peramalan Kuantitatif

4. Penerapan Model. Setelah pengujian, analis menerapkan model dan dalam tahap ini data historik dimasukkan ke dalam model untuk menghasilkan suatu ramalan. 5. Revisi dan evaluasi. Ramalan–ramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan, karena adanya perubahan-perubahan dalam perusahaan atau lingkungannya seperti tingkat harga produk perusahaan, karakteristik- karakteristik produk, pengeluaran-pengeluaran periklanan, kebijaksanaan moneter dan kemajuan teknologi. Evaluasi merupakan perbandingan hasil ramalan dengan hasil nyata untuk menilai ketetapan penggunaan suatu metodologi atau teknik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga mutu estimasi-estimasi di waktu mendatang.

2.5. Metode Peramalan

Terdapat dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Peramalan kuantitatif menggunakan model matematik yang beragam dengan data masa lalu dan peubah sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Peramalan subyektif atau kualitatif, yaitu peramalan yang menggabungkan faktor seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi dan sistem nilai pengambilan keputusan untuk meramal Handoko,1994.

2.5.1. Peramalan Kualitatif

Teknik peramalan kualitatif adalah subyektif atau judgmental atau berdasarkan pada estimasi-estimasi dan pendapat-pendapat. Empat teknik peramalan kualitatif adalah : a. Keputusan dari pendapat juri eksekutif. Dalam metode ini, pendapat sekumpulan kecil manajer atau pakar tingkat tinggi, sering dikombinasikan dengan model statistik, lalu dikumpulkan untuk mendapatkan prediksi permintaan kelompok Heizer dan Render, 2005. b. Metode Delphi. Metode Delphi merupakan teknik yang mempergunakan suatu prosedur sistematik untuk mendapatkan suatu proses konsensus-konsensus pendapat-pendapat dari suatu kelompok ahli. Teknik ini dilakukan dengan meminta kepada para anggota kelompok untuk memberikan serangkaian ramalan-ramalan melalui tanggapannya terhadap daftar pertanyaan, kemudian seorang moderator mengumpulkan data dan memformulasikan daftar pertanyaan baru, serta dibagikan lagi kepada kelompok Handoko, 1994. c. Gabungan dari tenaga penjualan. Dalam pendekatan, setiap tenaga penjualan memperkirakan berapa penjualan yang dilakukan didalam wilayahnya. Peramalan ini kemudian dikaji untuk memastikan apakah peramalan cukup realistis. Kemudian peramalan dikombinasikan pada tingkat wilayah nasional untuk mendapatkan peramalan secara keseluruhan. d. Survei pasar konsumen. Metode ini meminta input dari konsumen mengenai rencana pembelian di masa mendatang. Hal ini tidak hanya membantu dalam hal menyiapkan peramalan, tetapi juga memperbaiki desain produk dan perencanaan produk baru Heizer dan Hender, 2005.

2.5.2. Metode Peramalan Kuantitatif

Peramalan kuantitatif menggunakan model matematik yang beragam dengan data masa lalu dan peubah sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Metode peramalan kuantitatif memerlukan data historis atau data empiris, mutu data dan pemilihan metode yang cocok akan menentukan hasil mutu peramalan. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi Makridarkis, et al., 1999 berikut : a. Terdapat informasi masa lalu. b. Informasi tersebut bisa dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik. c. Dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang. Dua asumsi pertama pertama merupakan syarat keharusan bagi penerapan metode peramalan kuantitatif, sedangkan asusmsi ketiga merupakan syarat kecukupan, artinya walaupun asumsi ketiga dilanggar model yang dirumuskan masih dapat digunakan. Hanya hal ini akan memberikan kesalahan peramalan yang relatif besar, bila perubahan pola data ataupun bentuk hubungan fungsional tersebut terjadi secara sistematis. Berdasarkan data masa lalu, metode peramalan kuantitatif dibagi menjadi dua bagian, yaitu metode deret waktu time series, yaitu model yang membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan merupakan fungsi masa lalu, dengan menggunakan data masa lalu dapat melakukan peramalan. Dalam metode deret waktu peramal hanya berusaha mencari pola-pola dari data suatu data, tanpa berusaha mencari apa penyebab dan mengapa polanya demikian. Bisa jadi pola data masa lalu tidak sama lagi dengan masa depan, karena faktor-faktor yang mempengaruhinya sudah berubah. Metode peramalan yang kedua adalah metode peramalan asosiatif atau metode peramalan kausal metode peramalan eksplanatori, yaitu metode peramalan yang menggabungkan peubah atau faktor yang mungkin mempengaruhi permintaan atas suatu produk peubah bebas terhadap permintaan suatu produk peubah tidak bebas. Peramalan kuantitatif juga memiliki keterbatasan, jika terjadi perubahan pola data atau hubungan sebab akibat, maka hasil ramalan menjadi kurang akurat Heizer dan Render, 2005.

2.6. Metode Peramalan Deret Waktu