Kadar Pati Resisten Goni et al. 1998

18 Analisis kadar pati dengan metode hidrolisis langsung oleh asam Direct Acid Hydrolysis. Selanjutnya sebanyak 0.5 g sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu ditambahkan 25 ml akuades dan 5 ml HCl 25. Erlenmeyer ditutup dan dipanaskan dalam waterbath pada suhu 100 ° C. setelah dingin larutan yang terbentuk dinetralkan dengan NaOH 25, disaring, dan ditepatkan hingga 100 ml. Penentuan kadar pati dinyatakan sebagai glukosa pada filtrat. Total glukosa dianalisis dengan menggunakan metode DNS. Sebanyak 1 ml sampel telah dihidrolisis dengan asam, dinetralkan, disaring dan ditepatkan hingga volume 100 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi DNS. Setelah itu dipanaskan dalam waterbath pada suhu 100 ° C selama 10 menit lalu didinginkan pada suhu ruang. Sampel kemudian diencerkan dengan penambahan 10 ml akuades dan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm. Akuades digunakan sebagai blanko. Kurva standar dibuat menggunakan larutan glukosa standar, yaitu 5000 ppm sebagai larutan induk. Larutan kerja yang digunakan sebagai standar adalah 500 ppl, 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, 3000 ppm, 3500 ppm, 4000 ppm, 4500 ppm, dan 5000 ppm. Persen pati diperoleh dengan mengalikan persen glukosa dengan faktor koreksi 0.9. Pat i = A S x FP W x 100 x 0.9 Keterangan : A = Absorbansi sampel S = Slope atau kemiringan kurva Fp = Faktor Pengenceran W = Berat sampel g

b. Kadar Pati Resisten Goni et al. 1998

Sebanyak 100 mg sampel kering yang telah bebas lemak dimasukkan ke dalam tabung sentrifus, kemudian ditambahkan 10 ml buffer KCl-HCl pH 1.5 penepatan pH menggunakan HCl 2M atau NaOH 0.5M dan dihomogenkan. Larutan pepsin 1 g pepsin10 ml buffer KCl-HCl ditambahkan sebanyak 0.2 ml dan dikocok. Setelah itu dimasukan ke dalam penangas air bergoyang suhu 40 C selama 60 menit. Dinginkan pada suhu ruang dan tambahkan buffer fosfat pH 6.9 sebanyak 9 ml penepatan pH menggunakan HCl 2M atau NaOH 0.5M. Tambahkan 1 ml larutan α-amylase 40 mg α- amylase per ml buffer fosfat, dikocok dan diinkubasi selama 16 jam dalam penangas air bergoyang suhu 37 C. Sampel disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 3000 g, kemudian supernatan dibuang. Cuci residu dengan air destilata sebanyak 10 ml, kocok lalu sentrifus kembali dan buang kembali supernatannya. Tambahkan 3 ml KOH 4M, kocok dan letakkan pada suhu ruang dengan penggoyangan yang konstan selama 30 menit. Setelah itu tambahkan 5.5 ml HCl 2M dan 3 ml buffer sodium asetat 0.4M pH 4.75 penepatan pH menggunakan HCl 2M atau NaOH 0.5M. Tambahkan amyloglucosidase AMG sebanyak 80 l, kocok lalu letakan pada penangas air bergoyang suhu 60 C selama 45 menit. Sampel disentrifus kembali selama 15 menit dengan kecepatan 3000 g, supernatan dipisahkan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Cuci residu dengan 10 ml air destilata, sentrifus kembali dan supernatan dicampurkan dengan supernatan sebelumnya, kocok hingga homogen. Sampel kemudian diencerkan hingga 100x pengenceran. Sebanyak 0.5 ml sampel diambil, kemudian ditambahkan pereaksi fenol sebanyak 0.5 ml, dikocok, ditambahkan 2.5 ml H 2 SO 4 , diamkan pada suhu ruang selama 10 menit, kocok. Lalu diinkubasi pada suhu 27 C selama 15 menit. Sampel diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm. 19 Kurva standar dibuat dengan menggunakan larutan glukosa standar 100 ppm sebagai larutan induk. Larutan kerja yang digunakan sebagai standar, yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60 ppm, 70 ppm, 80 ppm, 90 ppm dan 100 ppm. Persen pati resisten diperoleh dengan cara mengalikan persen glukosa dengan faktor koreksi 0.9. Pat i Resisten = A S x FP W x 100 x 0.9 Keterangan : A = Absorbansi sampel S = Slope atau kemiringan kurva FP = Faktor pangenceran W = Berat sampel g

c. Uji Daya Cerna Pati secara in vitro Anderson et al. 2002