Pati Resisten Resistant Starch atau RS

37 Gambar 14. Pengaruh susbstitusi TPM terhadap ranking kesukaan rata-rata brownies kukus TPM C. KARAKTERISTIK KIMIA FORMULA BROWNIES KUKUS TPM TERBAIK

1. Pati Resisten Resistant Starch atau RS

Proses substitusi TPM yang memiliki kandungan RS dan serat pangan yang tinggi pada pembuatan brownies kukus dapat meningkatkan kandungan RS dan serat pangan pada brownies kukus tersebut. Hasil analisis paired-samples T test menunjukkan bahwa penambahan TPM berpengaruh nyata p0.05 terhadap kadar pati resisten brownies kukus TPM, brownies kukus TPM memiliki kadar RS yang lebih tinggi dibandingkan dengan brownies kukus kontrol 100 terigu Lampiran 4e. Kadar RS brownies kukus TPM adalah 1.51 bk, sedangkan kadar RS brownies kontrol hanya 0.25 bk. Hal ini menunjukkan bahwa formula terbaik yaitu substitusi 70 TPM dapat meningkatkan kadar RS brownies kukus sebanyak 6 kali lipat. Gambar 15. Pengaruh proses substitusi TPM terhadap kadar pati resisten brownies kukus TPM Keterangan: Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan nilai berbeda nyata pada paired-samples T test, p0.05 1.8 2.2 2.7 3.4 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 70 80 90 100 R a n k in g r a ta -r a ta Substitusi TPM 0.25 a 1.51 b 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 100 terigu 70 TPM K a d a r P a ti R e si st e n b k Substitusi 38 RS yang terhitung pada brownies kukus TPM sebagian besar adalah adalah RS III yang terbentuk selama proses modifikasi pati pada saat pembuatan TPM, sedangkan RS yang terhitung pada brownies kukus kontrol 100 terigu adalah RS II. RS II adalah RS yang secara alami terbentuk karena proses kristalisasi struktur granula pati. Proses inti dalam pembuatan brownies kukus adalah pengukusan. Pengukusan steaming merupakan salah satu teknik pengolahan produk cake yang menggunakan uap air panas bersuhu 100 C. Perubahan kadar RS akibat proses pengukusan dapat diketahui dengan melakukan perhitungan kadar RS untuk setiap bahan yang berpotensi sebagai sumber RS dalam pembuatan brownies kukus TPM. Selain itu, perhitungan kadar RS pun dilakukan pada formula terbaik brownies kukus TPM dan brownies kukus 100 terigu sebagai kontrol. Perhitungan ini menggunakan asumsi bahwa sumber RS utama adalah tepung pisang modifikasi TPM, sedangkan sumber RS setelah pengukusan adalah tepung terigu dan TPM. Gambar 16 dan 17 menunjukkan diagram kesetimbangan massa pembuatan brownies TPM serta perhitungan jumlah RS sebelum dan setelah proses pengukusan. Diagram ini membantu perhitungan perubahan kadar RS setelah proses pengukusan dalam pembuatan brownies kukus TPM. Berikut ini adalah diagram alir pembuatan brownies kukus TPM beserta perhitungan jumlah RS sebelum dan setelah pengukusan. Gambar 16. Diagram kesetimbangan massa pembuatan brownies kukus TPM Telur bb: 156.25 g Gula bb: 50 g TPM bb: 70 g ka: 10.14 bk: 62.9 g RS: 9.19 bk Tepung terigu bb: 30 g KA: 14 bk: 25.8 g Margarin bb: 62.5 Brownies Kukus TPM bb: 445.35 g KA: 37.28 bk: 279.32 g RS 1 : 1.51 bk brownies tp.pisang RS 2 : 0.25 bk brownies kontrol Air Margarin cair STEAMING 100 O C MIX 1 MIX 2 MIX 3 STEAMING 100 o C 25 menit 39 Gambar 17. Diagram perhitungan kadar RS III sebelum dan setelah proses pengukusan dalam pembuatan brownies kukus TPM Diagram tersebut memperlihatkan bahwa kadar RS pada adonan brownies sebelum pengukusan adalah 2.07 g100 g bk adonan sedangkan kadar RS pada brownies kukus TPM setelah dilakukan pengukusan hanya 1.51 g100 g bk brownies kukus TPM. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa kadar RS dalam adonan menurun sebanyak 0.56 g100 g bk atau menurun sebesar 27.05. Retensi RS pada adonan brownies kukus TPM terhadap proses pengukusan adalah 71.95. Perhitungan retensi RS tersebut masih melibatkan tepung terigu sebagai salah satu bahan yang berpotensi membentuk RS setelah proses pengukusan. Untuk itu dilakukan perhitungan retensi RS berdasarkan berat kering TPM. Diagram perhitungan kadar RS pada Gambar 17 memperlihatkan bahwa kadar RS pada TPM sebelum pengukusan adalah 9.19 g 100 g bk, sedangkan kadar RS pada TPM setelah pengukusan adalah 6.59 g 100 g bk. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa kadar RS menurun sebanyak 2.6 g 100 g bk atau menurun sebesar 28.29. Retensi RS pada TPM terhadap pengukusan adalah 70.71. Nugent 2005 menyatakan bahwa kondisi pengolahan dapat meminimalkan resistensi RS III. Pemasakan dengan kadar uap air atau kelembaban dan suhu yang tinggi dapat menurunkan kandungan RS secara signifikan dengan merusak struktur struktur kristal pati. Penurunan kadar RS ini diduga terjadi karena proses gelatinisasi selama pengukusan. Proses pengukusan adalah proses pengolahan menggunakan uap air panas pada keadaan jenuh. Proses gelatinisasi umumnya terjadi pada suhu 40 - 120°C tergantung pada asal tanaman dan kadar amilosanya. Kondisi pengolahan dengan melibatkan air dan panas ini akan berpengaruh terhadap struktur polimer pati karena terjadinya proses gelatinisasi. Struktur awal polimer pati yang telah teretrogradasi RS III pada TPM dalam adonan brownies sebelum pengukusan adalah kristalin. Pada saat pengukusan kemungkinan struktur kristal RS ini akan berubah bentuk menjadi amorf kembali. Mekanisme perubahan bentuk kristalin menjadi bentuk amorf kembali ini sama seperti mekanisme penyerapan air ke dalam granula ketika terjadinya gelatinisasi. Mekanisme penyerapan air tersebut disebabkan oleh molekul-molekul amilosa yang secara fisik hanya dipertahankan oleh ikatan-ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen tersebut akan semakin melemah dengan naiknya suhu pengukusan. Di sisi lain, molekul-molekul air mempunyai energi kinetik yang lebih tinggi sehingga mudah berpenetrasi tetapi ikatan hidrogen antar molekul air pun semakin melemah. Akhirnya, jika suhu suspensi meningkat, air akan terikat secara simultan dalam sistem amilosa sehingga akan mengubah struktur kristal amilosa menjadi amorf kembali. Proses ini juga yang menyebabkan tingginya kadar air brownies kukus tepung pisang modifikasi. Proses gelatinisasi yang terjadi selama pengukusan ini kemungkinan tidak diikuti dengan retrogradasi. Dalam pembuatan brownies kukus TPM Gambar 16 digunakan margarin dan telur yang berfungsi sebagai sumber lemak dan emulsifier dalam jumlah yang STEAMING 100°C 25’ Adonan sebelum dikukus bk: 279.32 g RS: 2,07 g 100 g bk adonan 5.78 g 279.32 g bk adonan Tepung terigu bk: 25.8 g TPM bk: 62,9 g RS: 9.19 g 100 g bk TPM 5.78 g 62.9 g bk TPM Brownies kukus TPM bk: 279.32 g RS: 1.51 g 100 g bk brownies 4.22 g 279.32 g bk brownies Tepung terigu bk: 25.8 g RS: 0.29 g 100 g bk terigu 0.075 g 25.8 g bk terigu TPM bk: 62.9 g RS: 6.59 g 100 g bk TPM 4.14 g 62.9 g bk TPM 40 cukup banyak. Dalam pembuatan brownies kukus ini diduga terjadi pembentukan kompleks antara molekul pati dengan lemak tersebut. Pembentukan kompleks pati amilosa dan lemak ini dapat menurunkan pembentukan RS Czuchajowska et al. 1991. Fennema 1996 menyatakan bahwa proses retrogradasi dapat dihambat karena terbentuknya kompleks pati dan lemak polar emulsifier dan asam lemak. Terhambatnya proses retrogradasi ini menyebabkan tidak terbentuknya RS III selama proses pengukusan.

2. Serat Pangan