101 dilakukan pada masa H.M Soeharto sudah terencana melalui Repelita yang
sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancarwalaupun pelaksanaan dilapangan belum optimal. Sedangkan responden yang menjawab belum baik,
peneliti dapat menyimpulkan dari alasan – alasan responden tersebut karena pada kebijakan – kebijakan Soeharto yang bila ditinjau dari sistemnya sudah dapat
dikatakan baik tetapi pelaksanaanya kurang optimal.
3.2.3. Pengetahuan Responden Terhadap Kebijakan Politik H.M.Soeharto
Selain kebijakan –kebijakan yang dibuat dalam melaksanakan pembangunan, H.M. Soeharto juga membuat kebijakan – kebijakan Politik pada
masa pemerintahannya, dari data di bawah ini dapat dilihat tingkat pengetahuan responden terhadap kebijakan – kebijakan politik yang dibuat oleh H.M Soeharto.
Tabel III.6 Pengetahuan Responden Terhadap Kebijakan - KebijakanYang Dibuat Oleh
H.M. Soeharto Dalam Bidang Politik
No Kebijakan-kebijakan H.M.Soeharto
dalam bidang politik menurut responden Jumlah Persentase
1 Pemberantasan G30SPKI
100 100
2 Pelaksanaan P4
100 100
3 Dwi Fungsi ABRI
80 80
4 Penyelenggaraan Pemilu
70 70
5 Penyederhaan Partai
60 60
6 Politik Bebas Aktif
18 18
Sumber : Kuesioner Februari 2008
Berdasarkan data diatas dapat dilihat pengetahuan responden terhadap kebijakan yang dibuat oleh H.M. Soeharto dalam bidang Politik, dimana jumlah
Universitas Sumatera Utara
102 responden tidak sama dengan jumlah jawaban, dikarenakan setiap responden
memiliki pengetahuan yang berbeda mengenai kebijakan yang dibuat oleh H.M Soeharto. Dapat dilihat kebijakan yang paling banyak diketahui responden adalah
Pemeberantasan G 30S PKI dan pelaksanaan P4 Pedoman, penghayatan, Pengamalan, Pancasila dengan jumlah keseluruhan responden atau 100,
sedangkan kebijakan yang jumlahnya paling sedikit adalah kebijakan politik bebas aktif yang hanya diketahui 18 orang atau 18.
3.2.5 Tanggapan Responden Terhadap Kebijakan Politik H.M. Soeharto.
Selanjutnya masih berdasarkan tabel III.6 dapat dilihat tanggapan responden terhadap kebijakan – kebijakan dalam bidang politik yang dibuat oleh
H.M Soeharto. Apakah kebijakan tersebut sudah dapat dikatakan baik atau belum, tabel di bawah ini akan memberikan jawaban mengenai penilaian responden
terhadap kebijakan yang dibuat oleh H.M Soeharto.
Tabel III.7 Tanggapan Responden Terhadap Kebijakan – Kebijakan Yang Dibuat Oleh
H.M Soeharto Dalam Bidang Politik
No Menurut Responden
Jumlah Persentase
1 Sudah Baik
20 20
2 Belum Baik
80 80
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioener Februari 2008
Berdasarkan data penelitian pada tabel diatas, hanya 20 orang atau 20 yang menjawab kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh H.M Soeharto dalam
bidang politik sudah baik, dan paling banyak reponden menjawab belum baik
Universitas Sumatera Utara
103 dengan jumlah 80 orang atau 80 . Dalam hal Peneliti menyimpulkan dari alasan
–alasan yang diberikan oleh responden yang berpendapat kebijakan tersebut sudah baik adalah karena menurut reponden H.M Soeharto telah berhasil menumpas
PKI dari Indonesia, selain itu adanya Pelaksanaan P4 dapat berguna bagi masyarakat sebagai penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara bagi setiap warga negara, dan dengan adanya penyederhanaan partai, rakyat tidak dibingungkan dalam pilihan politiknya,
sedangkan kebijakan – kebijakan politik menurut responden belum baik, dengan jumlah yang besar yaitu 80 , peneliti dapat menyimpulkan dari alasan –alasan
yang diberikan responden tersebut karena menurut responden kebijakan – kebijakan tersebut tidak mencerminkan demokrasi dalam hal ini dengan adanya
penyederhanaan partai, rakyat tidak diberikan peluang secara bebas untuk betpartisipasi dalam politik, tidak bisa mendirikan partai selain tiga kekuatan
sosial politik pada saat itu, yaitu Golkar, PPP Partai Persatuan Pembangunan , serta PDI Partai Demokrasi Indonesia, selain itu masyarakat tidak dapat
menyalurkan aspirasinya secara langsung untuk memilih pemimpin bangsa, sehingga tidak terlaksananya demokrasi yang sehat.
Tabel III.8 Tanggapan Responden Terhadap Pengaturan Kepartaian Pada Masa
Kepemimpinan H.M Soeharto
No Menurut Responden
Jumlah Persentase
1 Sudah Baik
18 18
2 Belum Baik
82 82
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner Februari 2008
Universitas Sumatera Utara
104 Berdasarkan Tabel III.8, dapat dilihat bahwa hanya 18 orang atu 18 ,
yang berpendapat pengaturan kepartaian sudah baik, yang paling banyak adalah responden yang berpedapat pengaturan kepartaian pada masa H.M Soeharto
belum baik dengan jumlah 82 orang atau 82 , dalam hal ini peneliti menyimpulkan dari alasan –alasan yang diberikan responden yang berpendapat
pengaturan kepartaian sudah baik, karena menurut responden, masyarakat tidak dibingungkan dengan pilihan politik, dengan tiga partai saja masyarakat sudah
dapat menyalurkan aspirasinya, sedangkan responden yang berpendapat pengaturan kepartaian pada masa H.M Soeharto belum baik dengan jumlah
responden yang terbanyak, peneliti dapat menyimpulkan dari alasan- alasan responden tersebut karena membatasi peluang masyarakat dalam bidang politik,
masyarakat tidak dapat berpartisipasi dengan membentuk sebuah partai, sehingga tidak mencerminkan demokrasi, dan dengan hanya tiga partai mengakibatkan
Golkar selalu mendominasi hasil pemilu, serta dengan adanya Dwi Fungsi ABRI yakni sebagai alat pertahanan dan keamanan maupun sebagai kekuatan sosial
politik akan menjurus kea rah dictator daan ABRI tidak menjalankan tugas sebenarnya secara optimal sebagai alat pertahanan dan keamanan.
Tabel III.9 Tanggapan Responden Terhadap Sistem Pemilu pada Masa Kepemimpinan
H.M Soeharto
No Menurut Responden
Jumlah Persentase
1 Sudah Baik
18 18
2 Belum Baik
82 82
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner Febrauri 2008
Universitas Sumatera Utara
105 Berdasarkan data diatas, bahwa hanya 18 orang atau 18 yang
berpendapat sistem Pemilu pada masa kepemimpinan H.M Soeharto sudah baik, sedangkan suara yang terbanyak adalah responden yang berpendapat sistem
Pemilu pada masa H.M Soeharto belum baik dengan jumlah 82 orang atau 82 , dalam hal ini peneliti menyimpulkan dari alasan- alasan yang diberikan oleh
responden yang berpendapat sistem Pemilu pada masa H.M Soeharto sudah baik, karena menurut responden dengan sistem pemilu pada masa Orde Baru sudah
menerapkan azas LUBER Langsung, Umum, Beba, dan Rahasia dan berlangsung secara tertib, sedangkan responden yang menjawab sistem Pemilu
pada masa H.M Soeharto belum baik karena menurut responden, sistem Pemilu dengan memilih partai bukan dengan secara langsung memilih calon pemimpin
kurang mencerminkan demokrasi yang sehat dan masyarakt tidak menyalurkan aspirasinya secara demokratis dan realistis.
Tabel III.10 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Lembaga-Lembaga Politik Pada
Masa kepemimpinan H.M Soeharto
No Menurut Responden
Jumlah Persentase
1 Sudah Baik
22 22
2 Belum Baik
78 78
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner Februari 2008
Berdasarkan data diatas, responden yang berpendapat kinerja lembaga – lembaga politik pada masa Kepemimpinan H.M. Soeharto sudah baik berjumlah
22 orang atau 22 , sedangkan responden yang berpendapat kinerja lembaga – lembaga politik tersebut belum baik berjumlah 78 orang atau 78 . Dalam hal ini,
Universitas Sumatera Utara
106 peneliti dapat menyimpulkan dari alasan – alasan yang di berikan responden yang
berpendapat kinerja lembaga-lembaga politik tersebut sudah baik, karena menurut responden kebijakan – kebijakan yang telah dibuat oleh lembaga – lembaga
politik dapat dikatakan cukup berhasil, Sedangkan responden yang berpendapat kinerja lembaga-lembaga politik tersebut belum baik karena menurut responden,
lembaga – lembaga politik tersebut di bawah kekuasaan H.M. Soeharto sebagai presiden, sehingga semua keputusan berada di bawah Presiden, padalah
seharusnya lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif, memiliki kedudukan yang sama dalam pemerintahan tanpa ada kekuasaan yang dominant dari salah satu
lembaga.
Tabel III.11 Tanggapan Responden Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Pada Masa
Kepemimpinan H.M Soeharto
No Menurut Responden
Jumlah Persentase
1 Sudah Baik
16 16
2 Belum Baik
84 84
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner Februari 2008
Berdasarkan data diatas, bahwa hanya 16 orang atau 16 yang berpendapat partispasi politik masyarakat pada masa kepemimpinan H.M
Soeharto, sedangkan suara yang paling banyak adalah pendapat yang mengatakan partisipasi politik masyarakat pada masa kepemimpinan H.M. Soeharto belum
baik, dengan jumlah 84 orang atau 84 , dalam hal ini, penulis dapat
menyimpulkan dari alasan –alasan yang diberikan responden,
Universitas Sumatera Utara
107 yang berpendapat partisipasi politik masyarakat sudah baik pada masa
kepemimpinan H.M Soeharto karena menurut responden, masyarakat diberikan hak aktif untuk berpartisipasi politik melalui penyelenggaraan Pemilihan Umum
Pemilu , dan masyarakat juga dapat berpartisipasi dengan menjadi anggota salah satu partai politik yang telah ditetapkan pada masa orde baru, sedangkan
responden yang berpendapat partisipasi politik pada masa kepemimpinan H.M Soeharto belum baik, karena menurut responden, masyarakat tidak diberikan
kebebasan dalam berpartisipasi dapat dilihat dariI kebijakan pemerintah melakukan penyederhanaan partai, sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi
untuk membentuk suatu partai, selain itu tidak ada kebebasan partsisipasi politik untuk mendirikan Ormas atau LSM, jika ingin mendirikan Ormas atau LSM harus
sesuai dengan keinginan pemerintah, serta seluruh pegawai negeri di Indonesia diwajibkan memilih Golkar dalam Pemilu
Tabel III. 12 Tanggapan Responden Terhadap Peluang Masyarakat Dalam Menyuarakan
Aspirasinya Pada Kepemimpinan H.M. Soeharto
No Menurut Responden
Jumlah Persentase
1 Sudah Baik
16 16
2 Belum Baik
84 84
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner Februari 2008
Berdasarkan data diatas, responden yang berpendapat peluang masyarakat dalam menyuarakan aspirasinya pada kepemimpinan H.M. Soeharto sudah baik
hanya berjumlah 16 orang atau 16 , sedangkan suara yang paling banyak adalah responden yang berpendapat peluang masyarakat dalam menyuarakan aspirasinya
Universitas Sumatera Utara
108 pada masa kepemimpinan Soeharto belum baik dengan jumlah 84 orang atau
84, dalam hal ini peneliti dapat menyimpulkan dari alasan –alasan yang diberikan responden terhadap peluang masyarakat dalam menyuarakan
aspirasinya yaitu yang berpendapat peluang masyarakat dalam menyuarakan aspirasinya sudah baik karena menurut responden masyarakat diberikan
kesempatan untuk menyuarakan aspirasinya dengan ikut serta berpartisipasi melalui Pemilihan Umum, sedangkan responden yang berpendapat bahwa pada
kepemimpinan H.M Soeharto, peluang masyarakat dalam menyuarakan aspirasinya belum baik alasannya karena menurut responden, masyarakat diberi
tekanan - tekanan untuk tidak menyuarakan aspirasinya, apalagi untuk mengkritik pemerintahan Orde baru, jika masyarakat menyuarakan aspirasinya yang
bertentangan dengan pemerintah, maka masyarakat tersebut mendapatkan hukuman baik melalui proses pengadilan ataupun tanpa proses pengadilan. Maka
dalam hal ini masyarakat hanya bisa menyetujui setiap kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Tabel III.13 Tanggapan Responden Terhadap Stabilitas Politik Pada Masa
Kepemimpinan H.M. Soeharto
No Menurut Responden
Jumlah Persentase
1 Sudah Baik
84 84
2 Belum Baik
16 16
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner Februari 2008
Bedasarkan data diatas, responden yang berpendapat stabilitas politik pada masa kepemimpinan H.M. Soeharto sudah baik dengan jumlah 84 atau 84 , dan
Universitas Sumatera Utara
109 responden yang berpendapat stabilitas politik pada masa kepemimpinan H.M
Soeharto belum baik degan jumlah 16 orang atau 16, dalam hal ini peneliti menyimpulkan dari alasan –alasan yang diberikan responden terhadap stabilitas
politik pada masa kepemimpinan H.M Soeharto adalah responden yang mengatakan baik stabilitas politiknya karena menurut responden pada mas
Soeharto tidak terjadi kerusuhan –kerusuhan seperti demonstrasi baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun mahasiswa karena pada masa itu masyarakat
tidak diberikan peluang untuk menyuarakan aspirasinya. Selain itu pada masa kepemimpinan H.M Soeharto hanya terbentuknya tiga kekuatan sosial politik
yaitu PPP, PDI, dan GOLKAR, pemerintah lebih mudah mengatur kondisi politik di Indonesia untuk mencapai stabilitas politik. Sedangkan responden yang
berpendapat bahwa stabilitas politik pada masa Soeharto belum baik karena menurut responden, adanya dominasi Golkar dalam Politik Indonesia, dengan
memiliki hak yang istimewa, sehingga menciptakan ketimpangan politik.
Tabel III.14 Tanggapan Responden Terhadap Kebijakan Politik Yang Telah Dibuat oleh
H.M Soeharto, Sudah Mencerminkan Demokrasi yang sehat atau Belum.
No Menurut Responden
Jumlah Persentase
1 Sudah Baik
16 16
2 Belum Baik
84 84
Jumlah 100 100
Sumber : Kuesioner Februari 2008
Berdasarkan data diatas, responden yang berpendapat bahwa kebijakan politik yang telah dibuat oleh H.M Soeharto sudah mencerminkan demokrasi yang
sehat, hanya berjumlah 16 orang atau 16 , sedangkan responden yang
Universitas Sumatera Utara
110 berpendapat bahwa kebijakan politik yang dibuat oleh H.M. Soeharto belum
mencerminkan demokrasi yang sehat berjumlah 84 orang atau 84 , dalam hal ini peneliti dapat mengambil kesimpulan dari alasan –alasan yang diberikan
responden terhadap pencerminan kebijakan politik pada msa kepemimpinan H.M Soeharto. Responden yang berpendapat bahwa kebijakan politik pada masa H.M.
Soeharto sudah mencerminkan Demokrasi yang sehat karena menurut responden, pemerintah sudah H.M Soeharto sudah menyelenggarakan Pemilu dimana
masyarakat ikut serta berpartisipasi dalam bidang politik, dan dengan adanya tiga kekuatan sosio politik yang dibentuk pada masa itu dapat membawakan keinginan
rakyat sehingga menciptakan demokrasi yang sehat, sedangkan responden yang berpendapat bahwa kebijakan politik pada masa Soeharto belum mencerminkan
demokrasi yang sehat, karena menurut responden, Pemerintah tidak memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dan menyuarakan aspirasinya
secara demokrasi, rakyat hanya mengikuti sesuai dengan keinginan pemerintah, hal ini dapat dilihat dengan danya penyederhanaan partai yang pada saat masa
kepemimpinan H.M Soeharto hanya terbentuk tiga kekuatan sosial politik yaitu Golkar, PDI, PPP, masyarakat tidak boleh mendirikan partai lain, masyarakat
tidak memiliki kebebasan yang nyata untuk meyuarakan aspirasinya. Semua kebijakan sesuai dengan keinginan Pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
111
3.2.6 Tanggapan Masyarakat Terhadap Kepemimpinan H.M. Soeharto Tabel III.15