22 berdasarkan kekuasaan yang dimilikinya, akan dengan mudah menghancurkan
sendi-sendi demokrasi yang ada dalam sistem tersebut.
Kris Nugroho membedakan dua tipe kepemimpinan politik. Pertama,
kepemimpinan politik yang personal dan kepemimpian politik pluralistik.
15
Tipe kepemimpinan personal lebih didasarkan pada kedudukan sebagai bagian dari elit
masyarakat, sedangkan kepemimpinan pluralistik didasarkan pada dukungan yang luas dari masyarakat yang secara politik pluralistik. Menurut Nugroho,untuk
alasan pembenaran politik tertentu, kekuasaan personal dalam satu segi mendukung terciptanya kohesivitas elite massa serta mampu meredam krisis
politik yang akan terjadi. Namun, untuk menghasilkan pemerintahan yang demokratis, kekuasaan personal merupakan hambatan bagi terbentuknya system
politik demokrasi. Untuk menuju system politik yang bersangkutan perlu mengembangkan budaya politik yang berorentasi pada pluralistik politik.
16
Tipe pemimpin ini mendasarkan legitimasi kepemimpinannya pada sifat- sifat gaib unggul atau paling sedikit pada kekuatan-kekuatan khas dan luar biasa.
Artinya, status kepemimpinan tersebut diperoleh berdasarkan ’mitos-mitos’ tertentu yang melekat pada dirinya.
1.5.7 Teori Persepsi
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu
15
Kris Nugroho,Mengembangkan Kepemimpinan Demokratis dari Kekuasaan Personal ke Pluralistik,Makalah pada Seminar Nasional XI dan Kongres III Asosiasi Ilmu Politik Indonesia
AIPI,Jakarta:25-27 Januari 1994,hlm.4.
16
Ibid,hlm.307
Universitas Sumatera Utara
23 merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu
pencatatan yang benar terhadap situasi. Untuk lebih jelasnya lagi dibawah ini terdapat beberapa pengertian
mengenai persepsi yang dikemukakan oleh para ahli, seperti :
Sondang P Siagian menyatakan bahwa persepsi itu adalah apa yang ingin dilihat seseorang itu belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya.
17
Wiliam James dalam Isbandi Rukminto Adi menyatakan persepsi terbentuk
atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh panca indera serta sebagian lainnya diperoleh dari pengelolaan ingatan memori kita
dan diolah kembali berdasarkan pengalaman ynag kita miliki.
18
Somanto menyatakan bahwa persepsi merupakan bayangan yang menjadi
kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Defenisi ini menekankan bahwa persepsi merupakan hasil yang ditangkap dari mengamati suatun objek apa
yang dituju.
19
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang antara lain
20
: 1.
Psikologi Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat
dipengaruhi oleh keadaan psikologi. 2.
Famili Pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah familinya. Orang tua
yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan
17
Sondang P.Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya,Jakarta:Bina Aksara,1989,hal.89.
18
Isbandi Adi Rukminto,Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial,Jakarta:PT Rajawali Grafindo Persada,1994, hal.105.
19
Musty Soemanto, Psikologi pendidikan,Jakarta:Rineka Cipta,1990,hal.23.
20
Ibid.hal.143-144.
Universitas Sumatera Utara
24 melihat kenyataan di dunia ini, banyak sikap dan persepsi-persepsi mereka
yang diturunkan kepada anak-anaknya. 3.
Kebudayaan Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu
faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.
1.5.8. Persepsi Sosial