Gambar 2.4 MODEL TEORITIKAL DASAR
Sumber: Dikembangkan untuk disertasi
2.4. Pengembangan Model Empirik dan Hipotesis
Model empirik yang dikembangkan pada disertasi ini merupakan
derivative
dari model teoritikal dasar dimana kepengikutan berbasis manajemen bakat
Followership based talent management
merupakan
derivative
dari model teoritikal dasar Kepemimpinan
Leadership
, berbagi pengetahuan
Knowledge Sharing
merupakan
derivative
dari model teoritikal dasar pembelajaran organisasi, sedangkan Pertautan Syariah
syariate engagement
merupakan konsep baru yang dibangun pada disertasi.
2.4.1. Pengaruh komitmen organisasional terhadap
pertautan syariah
syariate engagement
Karyawan yang memiliki komitmen dalam organisasi akan memberikan keunggulan-kompetitif perusahaan termasuk produktivitas yang lebih tinggi dam
pergantian karyawan yang rendah. Dengan demikian, tidaklah mengherankan bahwa organisasi dari semua ukuran dan jenis telah berinvestasi secara substansial
Kepemimpinan Komitmen
organisasional Pertautan Syariah
Syariate Engagement Pembelajaran
organisasi
Kinerja Karyawan
dalam kebijakan dan praktik keterlibatan dan komitmen Vance,
2006. Komitmen sebagai kesediaan untuk bertahan dalam suatu tindakan dan keengganan untuk
mengubah rencana, sering karena rasa kewajiban untuk tetap. Orang-orang secara bersamaan berkomitmen untuk beberapa entitas, individu-individu tertentu.
Komitmen memanifestasikan dirinya dalam perilaku yang berbeda, misalnya, mencurahkan waktu dan energi untuk memenuhi tanggung jawab pada pekerjaan
serta keluarga mereka, pribadi, masyarakat dan kewajiban spiritual. Komitmen juga memiliki komponen emosional. Orang-orang biasanya mengalami dan
mengekspresikan perasaan positif terhadap suatu entitas atau individu untuk siapa telah membuat sebuah
commitment
. Akhirnya, komitmen memiliki unsur rasional kesadaran memutuskan untuk membuat komitmen, maka mereka serius
merencanakan dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi. Komitmen membutuhkan investasi waktu serta mental dan emosional, energi,
kebanyakan orang melakukannya dengan harapan balasan. Artinya, orang berasumsi bahwa dalam pertukaran untuk komitmen mereka, mereka akan
mendapatkan sesuatu yang bernilai seperti nikmat, kasih sayang, hadiah, perhatian, barang, uang dan harta. Dalam dunia kerja, karyawan dan pengusaha
secara tradisional membuat perjanjian. Pertukaran untuk komitmen, organisasi akan memberi bentuk nilai karyawan, seperti pekerjaan yang aman dan
kompensasi yang adil. Meningkatkan tingkat maksimum komitmen karyawan, dengan cara memahami pentingnya pekerjaan karyawan akan meningkatkan
engagement
dalam pekerjaan Ashraf, 2012
Engagement
merupakan aplikasi pendekatan perilaku positif organisasi Luthans, 2002, Cameron Caza, 2004; Cameron, Dutton Quinn, 2003,
Linley, et al, 2009. Schaufeli dan Salanova 2007 menyatakan bahwa
engagement
penting untuk organisasi kontemporer mengingat banyaknya tantangan yang mereka hadapi dan Macey et al. 2009 berpendapat bahwa
organisasi dapat mendapatkan keuntungan kompetitif melalui
engagement
karyawan. Mowday, Porter dan Steers 1982 dalam Aji dan Sabeni 2003,
komitmen organisasi didefinisikan sebagai keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota suatu organisasi, kemauan untuk berusaha dengan semangat
yang tinggi kerja keras demi organisasi, kepercayaan, penerimaan terhadap nilai- nilai dan tujuan organisasi.
Menurut Morrow, Mc Elroy dan Blum 1988 komitmen organisasional terbangun bila masing-masing individu mengembangkan tiga sikap yang saling
berhubungan terhadap organisasi. Tiga sikap tersebut adalah a. Pemahaman atau penghayatan dari tujuan perusahaan
identification
, b. Perasaan
engaged
dalam suatu pekerjaan, pekerjaan adalah menyenangkan, c. Perasaan loyal
loyality
, Perusahaan adalah tempat kerja dan tempat tinggal.
Yousef 2000, komitmen adalah kekuatan relative dari identifikasi individu kaitannya dengan
engagement
dalam organisasi. Richard M. Steers Sri Kuntjoro, 2002 mendefinisikan komitmen organisasional sebagai rasa identifikasi
kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, sehingga tercipta
engagement
kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi dan
loyalitas keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya. Semakin tinggi
nilai karyawan menjadi bagian dari organisasi, semakin besar kemungkinan mereka untuk tetap dengan organisasi Boon Arumugam, 2006.
Komitmen organisasional, sebagai kekuatan relatif identifikasi individu dan keterlibatan dalam organisasi, merupakan jembatan yang kuat antara talent
manajemen dan kinerja organisasi. Komitmen organisasional memperkuat hubungan positif antara talent manajemen efektif dan kinerja organisasi Mowday,
Porter dan Steers, 1982. Komitmen karyawan memberikan sesuatu dari individu dalam rangka memberikan kontribusi kepada organisasi dan merupakan
konsekuensi dari talent management Mackenzie, et al, 1998, . Vilela et al 2008 menyatakan bahwa individu yang kuat hubungan antara nilai-nilai pribadi atau
engaged dalam organisasi, memiliki tingkat komitmen organisasional yang lebih tinggi. Ringkasan hasil penelitian mengenai komitmen organisasional kaitannya
dengan
pertautan syariah syariate engagement
seperti tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Ringkasan hasil penelitian mengenai komitmen organisasional
dengan
pertautan syariah Peneliti
Kesimpulan
Yousef ,2000, Komitmen adalah kekuatan relative dari identifikasi individu
kaitannya dengan
engagement
dalam organisasi. Semakin tinggi komitmen semakin kuat
engagement
. Morrow, Mc Elroy dan
Blum ,1988 Komitmen organisasionalmengembangkan tiga sikap yang
saling berhubungan terhadap organisasi. Tiga sikap tersebut adalah a. Pemahaman atau penghayatan dari tujuan
perusahaan
identification
, b. Perasaan engaged dalam suatu pekerjaan, pekerjaan adalah menyenangkan, c. Perasaan loyal
loyality
, Perusahaan adalah tempat kerja dan tempat tinggal. Pengembangan komitmen berarti menciptakan sikap
engaged
Richard M. Steers Sri Kuntjoro, 2002
Komitmen organisasional
sebagai rasa
identifikasi kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi,sehingga tercipta
engagement
kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi.
Mathis dan Jackson dalam Sopiah,2008
Komitmen meningkatkan engagement karyawan sehingga muncul kepercayaan dan kemauan menerima tujuan-tujuan
organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya.
Macey,Schneider, Barbera, Young, 2009
Menciptakan komitmenyang tinggi berarti mencapai tujuan
engagement.
Nik et al, 2004 Komitmen menyebabkan perilaku seseorang di tempat kerja
meningkatkan usaha, dedikasi, kerjasama tanggung jawab, hubungan sosial dan kreativitas dan
engagement
Sumber :dikembangkan untuk disertasi
Berdasarkan hasil penelusuran tersebut,maka hipotesis yang dikembangkan H1: Komitmen organisasional berpengaruh positif terhadap pertautan syariah
syariate engagement
2.4.2. Pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja