dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen X ke variabel dependen Y melalui variabel
intervening
M. Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalihkan jalur X
M a dengan jalur M
Y b. Jadi koefisien ab = c
– c‟, dimana c adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan
c‟ adalah koefisien penaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Nilai Sobel test menunjukkan
variabel
intervening
berhasil jika nilai t hitung ≥ dari 1,96 α 5 , 2,58 α 1 atau 1,65 α 10.
Variabel pertautan syariah
syariate engagement
menjadi variabel intervening antara variabel komitmen organisasional dengan kinerja karyawan
serta kepengikutan berbasis manajemen bakat
followership based talent management
dengan kinerja karyawan
.
Pengujian Sobel Test untuk variabel
pertautan syariah
terhadap kinerja karyawan menghasilkan nilai t hitung sebesar -
1, 795 Nilai t hitung tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan nilai t tabel α
= 10 yaitu sebesar 1,65 Dengan demikian pertautan syariah
syariate engagement
berperan dalam
memediasi hubungan
antara komitmen
organisasional dengan kinerja karyawan pada tingkat signifikansi α=10.
4.6 Pengujian Hipotesis Hipotesis 1 : Komitmen organisasional berpengaruh positif terhadap
pertautan syariah
syariate engagement
Koefisien jalur
path coefficients
komitmen organisasional terhadap pertautan syariah s
yariate engagement
adalah sebesar 0,439 dengan nilai
p-value 0,009
≤ 0,05 5, berarti hipotesis nol ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa
komitmen organisasi berpengaruh terhadap
pertautan syariah.
Semakin tinggi komitmen organisasional maka pertautan syariah syariate engagement juga
semakin tinggi. Komitmen organisasional dibangun oleh indikator bangga memberitahu
orang lain menjadi bagian dari perusahaan X1, pertimbangan kerugian apabila keluar dari perusahaan X2, beban moral meninggalkan perusahaan X3.
Pertautan syariah
syariate engagement
dibangun oleh indikator
kemampuan etos kerja dan daya juang yang tinggi untuk mengatasi setiap permasalahan X4,
punya kebebasan yang bertanggung jawab X5, mengembangkan kesadaran tentang keyakinan atas pengawasan dan titah Tuhan X6, dan berkeadilan
keseimbangan X7. Angka index untuk variabel komitmen organisasional yang paling tinggi
adalah pada indikator bangga memberitahu orang lain menjadi bagian dari organisasi, sedangkan angka index untuk
pertautan syariah
tertinggi adalah indikator etos kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan berada di
organisasi karena perasaan bangga berada di organisasi, dengan kemauan yang kuat untuk tetap tinggal dan diimbangi dengan etos kerja yang tinggi.
Kondisi hubungan antara komitmen organisasional dan pertautan syariah syariate engagement oleh program WarpPLS2. digambarkan dalam bentuk non
linier melalui curve s., dimana komitmen organisasional yang semula tinggi dengan pertautan syariah yang makin menurun maka sampai pada suatu titik
tertentu akan berbalik menjadi meningkat artinya komitmen organisasional yang tinggi akan meningkatkan pertautan syariah dan pada titik tertentu akan
menunjukkan gejala penurunan lagi, meskipun hubungan secara linier menunjukkan hubungan positif yang artinya semakin tinggi komitmen
organisasional akan semakin meningkatkan pertautan syariah syariate engagement, seperti gambar 4.5 berikut ini :
Gambar 4.5 Curve S Komitmen Organisasi
– Pertautan Syariah
Hipotesis 2 : Komitmen organisasional berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan Parameter estimasi pengaruh Komitmen organisasional terhadap Kinerja
karyawan adalah sebesar 0,194 dengan nilai
P value 0,014
yang berarti ≤ 0,05 5. Dengan demikian hipotesis nol mampu ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
komitmen organisasional dapat meningkatkan kinerja karyawan. Semakin tinggi komitmen organisasional maka semakin tinggi kinerja karyawan.
Komitmen organisasional dibangun oleh indikator bangga memberitahu orang lain menjadi bagian dari perusahaan X1, pertimbangan kerugian apabila
keluar dari perusahaan X2, beban moral meninggalkan perusahaan X3. K
inerja karyawan dibangun oleh indikator
kualitas hasil pekerjaan dalam melakukan semua
pekerjaan yang diberikan Y1, keikhlasan untuk bekerja optimal Y2, niat menjadi hamba atau untuk melayani orang Y3, kejujuran dalam bekerja Y4.
Angka index untuk variable komitmen organisasional yang paling tinggi adalah indikator bangga memberitahu orang lain menjadi bagian dari organisasi,
sedangkan angka index untuk kinerja karyawan tertinggi adalah indikator
kejujuran dalam melakukan semua pekerjaan yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan berada di organisasi karena perasaan bangga
berada di organisasi, dan bekerja dengan kejujuran yang tinggi. Kondisi hubungan antara komitmen organisasional dan kinerja karyawan
oleh program WarpPLS2. digambarkan dalam bentuk non linier melalui curve s., dimana komitmen organisasional semakin meningkat akan meningkatkan kinerja
karyawan dan pada titik tertentu menunjukkan gejala menurun, meskipun secara liniernya menunjukkan hubungan yang positif artinya komitmen organisasional
akan meningkatkan kinerja karyawan seperti gambar4.6 berikut ini : Gambar 4.6
Curve S Komitmen Organisasi – Kinerja Karyawan
Hipotesis 3 : Kepengikutan berbasis manajemen bakat
followership based talent management
berpengaruh positif terhadap pertautan syariah
syariate engagement
Parameter estimasi pengaruh kepengikutan berbasis manajemen bakat
followership based talent management
terhadap pertautan syariah
syariate engagement
adalah sebesar 0,262 dengan nilai
p-value 0,002
yang berarti ≤ 0,05 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol mampu ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertautan syariah
syariate engagement
dipengaruhi oleh variabel kepengikutan berbasis manajemen bakat
followership based talent management
atau dengan kata lain semakin tinggi kepengikutan berbasis manajemen bakat
followership based talent management
maka semakin tinggi pula pertautan syariah
sya riate engagement
Kepengikutan berbasis manajemen bakat
followership based talent management
dibangun oleh indikator mengelola dan menentukan imbal jasa yang kompetitif X8, merekrut kandidat yang berkualitas dan memiliki latar belakang
yang kompetitif X9, kesempatan pelatihan dan pengembangan kemampuan X10, formalisasi pekerjaan X11.
Pertautan syariah
syariate engagement dibangun oleh indikator
kemampuan etos kerja dan daya juang yang tinggi untuk mengatasi setiap permasalahan X4, punya kebebasan yang bertanggung jawab
X5, berkeadilankeseimbangan X6, dan mengembangkan kesadaran tentang keyakinan atas pengawasan dan titah Tuhan X7.
Angka index untuk variabel kepengikutan berbasis manajemen bakat f
ollowership based talent management
yang paling tinggi adalah indikator
rekruitmen dan seleksi sedangkan
angka index
untuk
pertautan syariah syariate engagement
tertinggi adalah indikator etos kerja. Kondisi hubungan antara pengikut berbasis manajemen bakat f
ollowership based talent management
dan pertautan syariah syariate engagement oleh program WarpPLS2. digambarkan dalam bentuk non linier melalui curve s.,
dimana hubungan yang ada menunjukkan penurunan dan kemudian pada titik tertentu terjadi adanya gejala peningkatan meskipun hubungan secara linier
menunjukkan adanya hubungan positif yaitu meningkatkan pertautan syariah
syariate engagement
, , seperti gambar4.7 berikut ini : Gambar 4.7
Curve Sf
ollowership -
pertautan syariah
Hipotesis 4 : kepengikutan berbasis manajemen bakat f
ollowership based talent management
berpengaruh positif terhadap berbagi pengetahuan k
nowledge sharing
Parameter estimasi pengaruh kepengikutan berbasis manajemen bakat f
ollowership based talent management
terhadap berbagi pengetahuan
knowledge sharing
adalah sebesar 0,442 dengan nilai p-value 0,001 Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol mampu ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi variabel kepengikutan berbasis manajemen
bakat f
ollowership based talent management
maka semakin tinggi variabel berbagi pengetahuan k
nowledge sharing.
Kepengikutan berbasis manajemen bakat f
ollowership based talent management
dibangun oleh indikator mengelola dan menentukan imbal jasa yang kompetitif X8, merekrut kandidat yang berkualitas dan memiliki latar belakang
yang kompetitif X9, kesempatan pelatihan dan pengembangan kemampuan X10, formalisasi pekerjaan X11. Berbagi pengetahuan k
nowledge sharing
dibangun oleh indikator
kemampuan bersedia menerima masukan dari rekan kerja X12, kepercayaan untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman X13,
pertemuan formal informal antara karyawan dengan atasan untuk komunikasi X14, adanya kerjasama tim dan kolaborasi antar karyawan X15.
Angka index untuk variabel kepengikutan berbasis manajemen bakat f
ollowership based talent management
paling tinggi adalah indikator formalisasi pekerjaan dan rekruitment, sedangkan
angka index
untuk variabel berbagi pengetahuan k
nowledge sharing
tertinggi adalah indikator kerjasama tim dan kolaborasi antar karyawan.
Kondisi hubungan antara kepengikutan berbasis manajemen bakat
followership based talent managemen
dan berbagi penegtahuan
knowledge sharing
oleh program WarpPLS2. digambarkan dalam bentuk non linier melalui curve s., dimana kepengikutan berbasis manajemen bakat f
ollowership based
talent management
yang makin meningkat akan meningkatkan berbagi pengetahuan
knowledge sharing
gambar 4.8 Gambar 4.8
Curve S Followership – Knowledge Sharing
Hipotesis 5 : kepengikutan berbasis manajemen bakat f
ollowership based talent management
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Parameter estimasi pengaruh variabel kepengikutan berbasis manajemen
bakat f
ollowership based talent management
terhadap kinerja karyawan adalah sebesar -0,522 dengan nilai p-value 0,001 Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hipotesis nol mampu ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepengikutan berbasis manajemen bakat f
ollowership based talent management
berpengaruh negative terhadap kinerja karyawan. Kepengikutan berbasis manajemen bakat f
ollowership based talent management
dibangun oleh indikator mengelola dan menentukan imbal jasa yang kompetitif X8, merekrut
kandidat yang berkualitas dan memiliki latar belakang yang kompetitif X9, kesempatan pelatihan dan pengembangan kemampuan X10, formalisasi
pekerjaan X11.
K
inerja karyawan dibangun oleh indikator
kualitas hasil pekerjaan dalam melakukan semua pekerjaan yang diberikan Y1, keikhlasan untuk bekerja
optimal Y2, niat menjadi hamba atau untuk melayani orang Y3, kejujuran dalam bekerja Y4.
Angka index
variabel kepengikutan
berbasis manajemen
bakat f
ollowership based talent management
yang paling tinggi adalah indikator merekrut kandidat yang berkualitas dan memiliki latar belakang yang kompetitif,
sedangkan
angka indeks
kinerja karyawan tertinggi adalah indikator kejujuran dalam bekerja.
Kondisi hubungan antara kepengikutan berbasis manajemen bakat f
ollowership based talent management
dan kinerja karyawan oleh program WarpPLS2. digambarkan dalam bentuk non linier melalui curve s., dimana
kepengikutan berbasis manajemen bakat f
ollowership based talent management
yang makin meningkat akan menurunkan kinerja karyawan gambar 4.9 Gambar 4.9
Curve S Followership - kinerja karyawan
Hipotesis 6 : Pertautan syariah
syariate engagement
berpengaruh positif terhadap berbagi pengetahuan
Knowledge Sharing
Parameter estimasi pengaruh pertautan syariah terhadap
Knowledge Sharing
adalah sebesar 0,122 dengan nilai
p-value
0,08 α 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
pertautan syariah
syariate engagement
berpengaruh terhadap variabel berbagi
pengetahuan
knowledge sharing
atau dengan kata lain variabel pertautan syariah
syariate engagement
dapat meningkatkan variabel berbagi pengetahuan
Knowledge Sharing.
Pertautan syariah
syariate engagement
dibangun oleh indikator kemampuan etos kerja dan daya juang yang tinggi untuk mengatasi setiap
permasalahan X4, punya kebebasan yang bertanggung jawab X5, berkeadilankeseimbangan
X6,dan mengembangkan
kesadaran tentang
keyakinan atas pengawasan dan titah Tuhan X7. Berbagi pengetahuan
Knowledge sharing
dibangun oleh indikator kemampuan bersedia menerima masukan dari rekan kerja X12, kepercayaan untuk bertukar pengetahuan dan
pengalaman X13, pertemuan formal informal antara karyawan dengan atasan untuk komunikasi X14, adanya kerjasama tim dan kolaborasi antar karyawan
X15. Angka index variable
pertautan syariah syariate engagement
yang paling tinggi adalah indikator etos kerja, sedangkan
angka indeks
untuk berbagi pengetahuan
Knowledge sharing
tertinggi adalah indikator kerjasama dan berkolaborasi dengan rekan kerja
Kondisi hubungan antara pertautan syariah
syariate engagement
dengan berbagi pengetahuan
knowledge sharing
oleh program WarpPLS2. digambarkan dalam bentuk non linier melalui curve s., dimana pertautan syariah
syariate engagement
yang makin meningkat akan meningkatkan
knowledge shari
ng dan kemudian menunjukkan gejala penurunan, meskipun hubungan secara linier
menunjukkan hubungan positif antara pertautan syariah
syariate engagement
dengan berbagi pengetahuan
knowledge sharing
, seperti gambar 4.10 beriku t:
Gambar 4.10 Curve S Pertautan Syariah
– Knowledge sharing
Hipotesis 7 : Pertautan syariah
syariate engagement
berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan
Parameter estimasi pengaruh pertautan syariah
syariate engagement
terhadap Kinerja karyawan adalah sebesar -0,163 dengan nilai p-value 0,007 yang berarti ≤0,05 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol
mampu
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertautan syariah syariate engagement
berpengaruh negative terhadap kinerja karyawan. Artinya semakin
tinggi pertautan syariah
syariate engagement
akan menurunkan kinerja karyawan.
Pertautan syariah
syariate engagement
dibangun oleh indikator kemampuan etos kerja dan daya juang yang tinggi untuk mengatasi setiap
permasalahan X4, punya kebebasan yang bertanggung jawab X5, berkeadilankeseimbangan
X6,dan mengembangkan
kesadaran tentang
keyakinan atas pengawasan dan titah Tuhan X7. Kinerja karyawan dibangun oleh indikator kualitas hasil pekerjaan dalam melakukan semua pekerjaan yang
diberikan Y1, keikhlasan untuk bekerja optimal Y2, niat menjadi hamba atau untuk melayani orang Y3, kejujuran dalam bekerja Y4.
Angka index untuk variable
pertautan syariah
syariate engagement
yang paling tinggi adalah indikator etos kerja sedangkan angka indeks
untuk Kinerja karyawan tertinggi adalah indikator kejujuran dalam bekerja.
Kondisi hubungan antara pertautan syariah
syariate engagement
dengan kinerja karyawan oleh program WarpPLS2. digambarkan dalam bentuk non linier
melalui curve s., dimana peningkatan pertautan syariah
syariate engagement
di awal nya akan meningkatkan kinerja karyawan tetapi sampai titik tertentu
peningkatan pertautan syariah
syariate engagement
akan menurunkan kinerja dan kemudian pada titik tertentu meningkat lagi. seperti gambar 4.11. Hubungan
secara linier antara pertautan syariah
syariate engagement
dan kinerja karyawan adalah negative.
Gambar 4.11 Curve S Kinerja Karyawan
– Pertautan Syariah
Hipotesis 8 : Berbagi pengetahuan
Knowledge Sharing
berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan
Parameter estimasi pengaruh berbagi pengetahuan
Knowledge Sharing
terhadap Kinerja karyawan adalah sebesar -0,246 dengan nilai
p-value 0,001.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol mampu ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel berbagi pengetahuan
knowledge sharing
berpengaruh negative terhadap kinerja karyawan. Artinya semakin tinggi berbagi pengetahuan
knowledge sharing
akan semakin menurun kinerja karyawan. Berbagi pengetahuan
Knowledge sharing
dibangun oleh indikator kemampuan bersedia menerima masukan dari rekan kerja X12, kepercayaan
untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman X13, pertemuan formal informal antara karyawan dengan atasan untuk komunikasi X14, adanya kerjasama tim
dan kolaborasi antar karyawan X15.
K
inerja karyawan dibangun oleh indikator
kualitas hasil pekerjaan dalam melakukan semua pekerjaan yang diberikan Y1, keikhlasan untuk bekerja
optimal Y2, niat menjadi hamba atau untuk melayani orang Y3, kejujuran dalam bekerja Y4.
Angka indeks untuk variable
berbagi pengetahuan
Knowledge sharing
yang paling tinggi adalah indikator kerjasama tim dan kolaborasi, sedangkan angka
indeks untuk Kinerja karyawan tertinggi adalah indikator kejujuran dalam bekerja.
Kondisi hubungan antara berbagi pengetahuan knowledge sharing dengan kinerja karyawan oleh program WarpPLS2. digambarkan dalam bentuk
non linier melalui curve s., dimana peningkatan
knowledge sharing
di awal nya akan meningkatkan kinerja tetapi sampai titik tertentu peningkatan
knowledge sharing
akan menurunkan kinerja. seperti gambar 4.12 Gambar 4.14
Curve S Kinerja Karyawan - Knowledge Sharing
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN
5.1 Pengantar
Pada bab ini menjelaskan tentang ringkasan penelitian, kesimpulan, hipotesis, kesimpulan permasalahan penelitian, implikasi teoritis, implikasi
manajerial dan kebijakan publik, keterbatasan penelitian dan agenda penelitian mendatang. Secara skematis seperti gambar berikut :
Gambar 5.1 Kesimpulan dan Saran
Sumber: Dikembangkan untk disertasi Ringkasan penelitian
Kesimpulan penelitian Kesimpulan permasalahan penelitian
Implikasi teoritis Implikasi manajerial
ebijakan Keterbatasan penelitian
Agenda penelitian mendatang Pengantar