21 Sebelum dilakukan tes, „strain‟ pengukuran harus dikalibrasi terlebih dahulu. Jarak
antara ujung probe dengan landasan yang ideal adalah sekitar 30 mm.
e. Analisis Warna Metode Hunter
Pengukuran warna dilakukan menggunakan Chromameter CR 310 Minolta. Sampel roti ditempatkan pada alas putih. Untuk sampel tepung ditempatkan pada wadah sampel
tepung. Pengukuran menghasilkan nilai L, a, b, dan derajat Hue. L menyatakan parameter kecerahan warna kromatis, 0: hitam sampai 100: putih. Derajat Hue menunjukkan warna
yang terlihat. Nilai hue dikelompokkan sebagai berikut :
o
Hue 342-318 : Red purple;
o
Hue 162-198 : Green;
o
Hue 18-54 : Red;
o
Hue 306-342 : Purple;
o
Hue 54-90 : Yellow red;
o
Hue 270-306: Blue purple;
o
Hue 90-126 : Yellow;
o
Hue 198-234 : Blue green;
o
Hue 234- 270 : Blue; dan
o
Hue 126-162 : Yellow green.
3. Analisis Kimia
a. Kadar Air Metode Oven Apriyantono et al. 1989
Cawan aluminium dikeringkan dalam oven selama 15 menit, didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang. Sejumlah sampel sekitar lima gram
dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan beserta isinya dimasukkan ke dalam oven bersuhu 100
o
C selama kurang lebih enam jam atau sampai beratnya konstan. Selanjutnya cawan beserta isinya didinginkan dalam desikator selama 15
menit dan ditimbang. Perhitungan kadar air dilakukan dengan rumus :
Keterangan : bb
= kadar air per bahan basah bk
= kadar air per bahan kering W
= bobot bahan awal sebelum dikeringkan g W1
= bobot contoh + cawan kosong kering g W2
= bobot cawan kosong g
b. Kadar Abu AOAC 1995
Cawan porselen dikeringkan dalam tanur bersuhu 400 –600
o
C, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 3
–5 g sampel ditimbang dan dimasukkan dalam cawan porselen. Selanjutnya sampel dipijarkan di atas bunsen sampai
tidak berasap lagi, kemudian dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400 –
600
o
C selama 4 –6 jam atau sampai terbentuk abu berwarna putih. Sampel kemudian
didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
22 Keterangan
: bb = kadar abu per bahan basah
bk = kadar abu per bahan kering
W = bobot bahan awal sebelum diabukan g
W1 = bobot contoh + cawan kosong setelah diabukan g
W2 = bobot cawan kosong g
c. Kadar Lemak Metode Soxhlet AOAC 1995
Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 100 –110
o
C, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel tepung ditimbang sebanyak lima
gram, dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet yang telah berisi pelarut heksana atau dietil eter.
Refluks dilakukan selama lima jam minimum dan pelarut yang ada di dalam labu lemak didistilasi. Selanjutnya, labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan
dalam oven yang bersuhu 100
o
C sampai beratnya konstan, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Kadar lemak dihitung dengan rumus :
Keterangan : bb = kadar lemak per bahan basah
bk = kadar lemak per bahan kering W
= bobot contoh g W1
= bobot labu lemak + lemak hasil ekstraksi g W2
= bobot labu lemak kosong g
d. Kadar Protein Metode Kjeldahl AOAC 1995