22 Keterangan
: bb = kadar abu per bahan basah
bk = kadar abu per bahan kering
W = bobot bahan awal sebelum diabukan g
W1 = bobot contoh + cawan kosong setelah diabukan g
W2 = bobot cawan kosong g
c. Kadar Lemak Metode Soxhlet AOAC 1995
Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 100 –110
o
C, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel tepung ditimbang sebanyak lima
gram, dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet yang telah berisi pelarut heksana atau dietil eter.
Refluks dilakukan selama lima jam minimum dan pelarut yang ada di dalam labu lemak didistilasi. Selanjutnya, labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan
dalam oven yang bersuhu 100
o
C sampai beratnya konstan, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Kadar lemak dihitung dengan rumus :
Keterangan : bb = kadar lemak per bahan basah
bk = kadar lemak per bahan kering W
= bobot contoh g W1
= bobot labu lemak + lemak hasil ekstraksi g W2
= bobot labu lemak kosong g
d. Kadar Protein Metode Kjeldahl AOAC 1995
Sejumlah kecil sampel kira –kira membutuhkan 3–10 ml HCL 0.01N atau 0.02 N
yaitu sekitar 0.1 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu kjeldahl 30 ml. Kemudian ditambahkan 0.9 g K
2
SO
4
, 40 mg HgO, dan 2 ml H
2
SO
4
. Jika bobot sampel lebih dari 15 mg, ditambahkan 0.1 ml H
2
SO
4
untuk setiap 10 mg bahan organik di atas 15 mg. Sampel dididihkan selama 1
–1.5 jam sampai cairan menjadi jernih. Larutan kemudian dimasukkan ke dalam alat destilasi, dibilas dengan akuades, dan
ditambahkan 10 ml larutan NaOH –Na
2
S
2
O
3
. Gas NH
3
yang dihasilkan dari reaksi dalam alat destilasi ditangkap oleh H
3
BO
3
dalam erlenmeyer yang telah ditambahkan 3 tetes
23 indikator campuran 2 bagian merah metil 0.2 dalam alkohol dan 1 bagian methylene
blue 0.2 dalam alkohol. Kondensat tersebut kemudian dititrasi dengan HCl 0.02 N yang sudah distandardisasi hingga terjadi perubahan warna kondensat menjadi abu
–abu. Penetapan blanko dilakukan dengan metode yang sama seperti penetapan sampel. Kadar
protein dihitung dengan rumus : N =
-
kadar protein bb = N x faktor konversi
Keterangan : bb
= kadar protein per bahan basah bk
= kadar protein per bahan kering N
= kandungan nitrogen pada contoh
e. Kadar Karbohidrat by difference
Kadar karbohidrat basis basah dan basis kering dihitung dengan menggunakan persamaan 8.1 dan 8.2.
Kadar karbohidrat bb = 100 - P + A+ KA + L Kadar karbohidrat bk = 100 - P + A + L
Keterangan : bb
= kadar karbohidrat per bahan basah bk
= kadar karbohidrat per bahan kering P
= kadar protein A
= kadar abu KA
= kadar air L
= kadar lemak
f. Kadar Serat Kasar AOAC 1995
Prinsip dari analisis serat kasar adalah menimbang residu setelah contoh diperlakukan dengan asam dan basa kuat. Contoh digiling sampai dapat melewati saringan
berdiameter 1 mm. Sebanyak 2 gram contoh ditimbang, diekstrak lemaknya dengan soxhlet dan pelarut petroleum eter atau heksana. Contoh bebas lemak dipindahkan secara
kuantitatif ke dalam erlenmeyer 600 ml lalu ditambahkan 200 ml larutan H
2
SO
4
0.255 N. Erlenmeyer tersebut diletakkan di pendingin balik wadah harus dalam keadaan tertutup
dan dididihkan selama 30 menit dengan sesekali digoyangkan. Larutan NaOH 0.625 N sebanyak 200 ml ditambahkan kemudian contoh dididihkan kembali selama 30 menit
dengan pendingin balik sambil sesekali digoyangkan. Kertas saring dikeringkan di dalam oven, didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. Contoh yang telah selesai
24 dididihkan, didinginkan dan disaring melalui kertas yang telah diketahui beratnya sambil
dicuci dengan K
2
SO
4
10. Residu di kertas saring dicuci dengan air mendidih dilanjutkan dengan alkohol 95. Kertas saring dikeringkan di dalam oven 100-105
o
C sampai berat konstan 1-2 jam, didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. Perhitungan kadar serat
kasar basis basah dan basis kering didasarkan pada persamaan :
Keterangan : bb
= kadar serat kasar per bahan basah bk
= kadar serat kasar per bahan kering W
= bobot contoh g W1
= bobot residu + kertas saring kering g W2
= bobot kertas saring kering g
g. Total Antosianin Giusti dan Worlstad 2001